Halo readers ❤️ ketemu lagi dengan Author yang sangat berbahagia karena cerita ini sudah mencapai 1k viewers, terimakasih ya 😭😍 bagiku 1k itu udah teramat sangat banyak karena ini karya pertama aku. Dan meskipun viewers mencapai 1k tapi cerita ini masih minim VOTING sedih dikit jadinya. Bagi kalian yang baca sempatkan untuk VOTE dulu ya biar Author semakin semangat nulis. Love you ❤️❤️
***
Benar!
Kau akan menyadari perasaanmu ketika mungkin dia tidak lagi bersamamu,
Sekeras apapun kau mencobanya,
Tetaplah sama. Kenyataan bahwa kau perlahan akan menyesali semuanya.***
Enola's PoV
Juno!
Aku melihatnya terbaring lemah di ranjang rumah sakit. Perlahan aku mendekatinya, aku merasakan sesak yang teramat sangat ketika mengingat terakhir kali dia mengirimiku surat berwarna coklat.
Jika aku dapat kembali pada waktu itu, aku tidak akan meninggalkannya sedetikpun. Aku tidak akan menginap di hotel Tunjungan atau bahkan membiarkannya untuk menukar jadwal dinasan.
Aku mengamati wajahnya yang tenang. Seorang pangeran yang tertidur pulas. Bulu mata kesukaanku masih terlihat sama indahnya.
Perlahan aku menggerakkan lengannya, siapa tau dia akan terbangun ketika merasakan keberadaanku disini.
"Enola..."
Tepat di belakangku, Suara berat lelaki, aku yakin dia seseorang yang sama sekali tidak ingin lagi kulihat.
Dia menepuk bahuku, sedikit sihir seperti ingin memberiku sedikit nyawa.
Aku menoleh kearahnya memandangi wajahnya yang selama ini selalu ingin ku lihat setiap harinya, kemudian aku lihat juga seorang wanita yang berdiri di depan pintu tepat menghadap kami.
Hatiku belum sepenuhnya menerima, kenyataan bahwa Melvin Julian, benar-benar telah menikah.
Tapi aku segera menepisnya,
keadaan tidak akan pernah berubah. Dia akan tetap berstatus sebagai suami orang.Tidak bergeming dari tempatnya berdiri, wanita itu menatapku dengan sorotan kebencian. Padahal dia tau tujuannya disini adalah menjenguk adik laki-lakinya yang sedang terbaring lemah di ranjang rumah sakit ini.
Tapi dia tampak lebih peduli pada kebenciannya padaku. Entah apa yang ada di dalam otak wanita gila ini.
"Fuck off. Don't ever to appear your face in front of me again."
Akhirnya aku merasa muak dengan semua ini, aku ingin mereka pergi dari sini jika hanya ingin membuatku semakin sesak.
Kulihat wajah seorang Melvin Julian berubah sedikit kecewa dengan ucapanku, tapi aku tidak peduli. Dia yang membuatku seperti ini, dia juga yang membuat semua masalah jadi serumit dan setragis ini.
Wanita dengan sorot kebenciannya dengan cepat melangkah mendekatiku.
"Who are you? And what do you mean to drive out us? This is our brother actually!"
Bentaknya dengan menahan tangannya yang panas ingin menamparku seperti kejadian sebelumnya.
"So are you sure to let your husband to accompany me in there?"
Jujur, dari pada mengamati kegelisahan wanita ini aku lebih tertarik dengan ekspresi wajah tuan besar Melvin Julian yang menunjukkan kaget yang luar biasa karena ucapanku barusan.
Sepertinya ada sedikit perubahan mulai dari ekspresi ataupun perilakunya yang terkesan peduli pada orang lain. Karena setauku dia akan menjadi saksi bisu saja.
Alias...
Apapun yang terjadi di depannya seberapapun gemparnya itu, dia tetap akan memasang wajah MASA BODOH seperti tidak terjadi apapun karena memang dia biasa saja dengan hal-hal yang menurut kita sangatlah Wow.Oh shit! Jika teringat itu semua ingin sekali rasanya aku menampar Tampang MASA BODOH itu beratus kali.
Namun yang kulihat sekarang sedikit berbeda, mungkin dia perlahan membuka dirinya setelah menikah dengan Gracia Alamanda, wanita gila yaitu kakak dari Juno Alamanda yang juga serupa sifatnya.
Gracia Alamanda, menatapku tetap dengan seluruh kebenciannya, Wanita itu terlihat sedikit berfikir, dia melihat lelaki di sampingnya seperti tidak rela berlama-lama menghirup udara yang sama denganku diruangan ini.
Tanpa aba-aba dia langsung menyeret lelakinya keluar dari ruangan.
Aku menghela nafas panjang, akhirnya ini semua benar-benar berakhir ketika aku memang memutuskan untuk tidak lagi memikirkan Melvin Julian, my first love, honestly.
Dia menjadi masa lalu, bukan untuk di benci.
Karena dari situ aku dapat mengerti arti sebuah perasaan.
Menjadi pembeda mana yang seharusnya dikatakan Cinta dan mana pula yang hanya Obsesi semata.
So, Good bye the first love.
Aku bertanya-tanya, apa yang kulakukan ini benar?
Tidak semua cinta pertama akan menjadi cinta terakhir bukan?
Mungkin aku adalah salah satu bagian cerita yang tidak beruntung pada Kisah cinta pertama.
Sumpah aku tidak akan menangis lagi karena ini semua harusnya lebih pantas untuk kutertawakan.
Bukan semata salah Melvin Julian yang kejam dan dingin, tapi aku juga ikut andil dalam masalah ini.
Seharusnya aku sadar dari awal sewaktu dia tiba-tiba menghilang tanpa kata, seharusnya aku langsung menyadari semua itu.
Aku malah semakin menjadi-jadi, frustasi karena rasa kehilangan, mencarinya kesana-kemari, bertanya pada siapapun yang kuharap dapat mengetahui keberadaannya.
Menghabiskan waktuku dengan percuma, juga air mataku yang berharga selalu terbuang sia-sia.
Dan benar aku terlambat menyadari sebuah kenyataan...
Kenyataan bahwa sebenarnya dia bukanlah seseorang yang tepat untuk di perjuangkan.
******
Mon maap super dikit yang penting update hehe.
Sedih ya? Sama aku juga. Soalnya nasib author dan Enola tu sama. Sama-sama nggak berhasil di cinta pertama. 😭😭😭 heuheuuuu dan juga GWS Juno supaya Enola ngga sedih lagi. Oh iya jangan lupa vote dan komen ya. Makasih yeorobun ❤️❤️❤️❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Trust me, it's WORK.
Random40% Author's PoV Part 1-20 was edited. Nb : VOTE/klik bintang sebelum baca ya ;) -------------------- "Selamat pagi, kereta api Sindang Marga." Dari kejauhan terlihat seorang wanita bertubuh tinggi ramping, berseragam magenta dengan rok yang panjang...