EPS 13

3.5K 117 2
                                    

EPS 13

 Sepi malam kian meraja
Sejenak aku terlena
Akan indahnya cinta
Yang pernah mengisi hati
Mengajak tuk selalu merindui

Menyentuh jiwa
Menata hati
Berjalan menyusuri angan
Pada bayang saat mata memandang

Malam kembali resah
Saat tak lagi bersama
Dalam pelukan serta harum nafasnya

=======================================

Kehebatan Kang Hafi menutupi Perlakuan Istrinya mungkin Patut di Teladani,Seorang Pengantin Baru Yang Masih Penasaran Dengan Malam Pertamanya Namun Justru ia dapatkan Dinginnya Malam setiap Harinya.

Satu Minggu pun Berlalu Setelah Pernikahan Mereka,Dan Malam-malam Lainnyanya Kang Hafi pun Hanya Tidur di bawah Ranjang Istrinya,Beralaskan Hamparan Karpet Yang Sengaja ia Gelar olehnya.

Hingga Suatu Malam Cuacanya Begitu Sangat Dingin,di sertai Flu Yang ia alami akhirnya Kang Hafi Terbangun dari Tidurnya,di lihatnya Habibah Masih Pulas dalam Tidurnya,Sebenarnya Harapan Kang Hafi Malam itu dapat Tidur di samping Istri,

"Dinginnya Ranjang Mungkin Tak sedingin Karpetnya" (Bathin Kang Hafi)

Namun Lagi-lagi Kang Hafi Tidak Ingin Mengejutkan Istrinya,Jika dia Terbangun Kang Hafi sudah berada disampingnya.

Kang Hafi pun Melangkah Keluar Kamarnya,Perlahan ia buka Pintunya karena Takut Membangunkan istrinya,di Sofa Ruang Tengah Kang Hafi Merebahkan Tubuhnya,Tanpa terasa tak begitu lama kang Hafi terlelap dalam tidurnya;

Hingga Kang Hafi Sangat Terkejut di bangunkan Oleh Uminya;
Dengan Perasaan Kaget dan Harus Menjawab apa Jika Nanti uminya bertanya,

Tenyata Benar saja,Umi bertanya pada Kang Hafi;
"Nak...Koq Ubuk neng Kene??"
"ada masalah ta sama Habibah??"
(Pertanyaan umi pada kang Hafi)

Kang Hafi pun Bangun Sambil Mengusap-usap Kelopak matanya Yang Masih Mengantuk,Dan di lihatny Jam Sudah Menunjukan Pukul 3 Malam;

"Engge...Wau Leyeh-leyeh Teng Mriki...Koq terus tilem mi" (Jawab Kang Hafi)

Kembali Umi Meneruskan;
"Yo wes pindah nek kamar Nak......Neng Kene loh Adem" (Tegas Umi)

Pinta Umi pada Kang Hafi Sambil Melangkah kedalam Rumahnya,dan Melakukan Rutinitas Qiayamul lail Seperti biasanya;

"Engge mi" (Jawab Singkat Kang Hafi)

Setelah Kang Hafi Merasa Tenang dirinya pun Melangkah kan Kakikanya Ke Kamar Mandi,Berwudlu dan Sholat Malam seperti Biasanya.Usai Sholat dan Dzikirnya Kang Hafi Kembali Melihat Istrinya Yang Tertidur Pulas.

Namun Untuk Kali ini Kang Hafi ada desakan Dalam Hati Untuk mendekatinya.Terasa Memaksa Kang Hafi Mendekat saja,Perlahan Kang Hafi Melangkah Menuju Ranjang Istrinya,dan Berlahan pula Kang Hafi Mendekati Habibah Tanpa Mengusik atau Membangunkannya;

Tepat wajah Kang Hafi di depan Wajah Istrinya,Serasa saling Pandang Namun bedanya Habibah Hanya memejamkan Mata,dilahat dan dia perhatikan wajah Istrinya dengan seksama,Ternyata ada butiran Jerawat Yang Tumbuh disana,Meskipun Hanya Beberapa Namun Menjadikan Semakin Indah saja,Seperti Halnya Indahnya Langit dengan Bintangnya;

"Koq Umpomo Habibah iki tiba-tiba melek....Mungkin aq langsung di Cakar"
(Bathin Kang Hafi sambil Tertawa dalam hatinya)

Namun Habibah Tidak seperti itu Pemirsah,Kalem koq wonge...Itu Hanya perasaan Kang Hafi saja.

Lanjut!!!
Setelah Kang Hafi puas memandangi Raut wajah istrinya Yang Cantik itu,tiba-tiba saja Seperti Terhipnotis saja Kang Hafi Perlahan Mendekatkan wajahnya dan bibirnya Tepat di Kening Istrinya.
"Mmmmmmmuaccchhhh" (Suara kecup Kang Hafi)

Dan Terjadilah Kecupan Mesra Kang Hafi Yang Pertama kali nya Untuk Istrinya,Kecupan Pelan itupun Tak Membangunkan Istrinya yang sedang Tidur Lelap,Hanya Bahin Kang Hafi saja Yang berbicara;

"Alhamdulillah Gak Tangi" (Bathin Kang Hafi)

Lalu Kang Hafi Pun Melanjutkan Percakapan dalam Hatinya;
"Opo Pisan neh Yo" (Bathin Kang Hafi)

Sesaat Kang Hafi Terdiam dan Berfikir Mengenai Firasat Hatinya Yang Mulai ingin lagi;
"Ojo lah....Ngko Homblo podo Klenger mocone" (Tegas Kang Hafi)

===================================
Dan Tiba-Tiba saja Tedengar Suara Azan Subuh,Secepat Kilat Kang Hafi Bangun dari Ranjang Istrinya dan Duduk seperti Biasanya,benar saja Tak begitu lama Ternyata Suara azan Subuh Membangunkan Tidur Habibah.Seperti Biasa Juga Kang Hafi pura-pura Tak peduli dengan Istrinya Yang Baru Bangun,Sapaan pun Tak ada dari Keduanya;

Kembali Kang Hafi Mbatin;
"Untung...Untuk Gak Ruh"
"Sesuk Ulangi Neh aaaaah"
"Kan Gak opo-opo seh.......Bojone Koq"
(Bathin Kang Hafi)

Begitu Juga dengan Aldy Yang sibuk dengan Kajiannya,Beberapa Hari Berlalu Semakin Menambah perbedaan antara Aldy Yang dulu dengan Aldy Yang sekarang,Seakan Mendapat Cahaya dari Masa Silamnya Ynag penuh dengan kegelapan,Hingga Ibadah Wajibanya saja sudah ia tidak pernah Tinggalkan,Suatau dampak Yang luar biasa Bagi Aldy.

Kedewasaan itu pun Tumbuh seiringanya waktu,dan Pengalaman juga Mengajarkannya,Untuk Mengenal sosok Aldika Ynag Jauh dari Dunia Gaul bukan di butuh kan Kegaulan Untuk mendapatkan simpati Aldika,

Beriringnya Waktu Aldy pun Sadar,dapat Membedakan mana Yang Terbaik untuknya dan Aldika,Tak ada kebaikan sama sekali Untuk mendapatkan apa Yang di Inginkan Hati dengan berkedok ngalim atau agama,Setelahnya Kembali pada Asalnya.

Kembali Asal Setelah Terwujud cita-citanya.Kembali Asal Kepada Kebiasaan Sebelumnya,Kembali Asal Setelah Apa Yang dulu dia Banggakan kini Menjadi Tak Istimewa,Dia Tinggalkan Tanpa Mengenal iba....Entah Kemana Hati Nuraninya ???;  

Pernikahan Tanpa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang