EPS 27

2.9K 103 3
                                    

EPS 27

========================================
Content Untuk 18+
========================================
Saat kita satu payung bersama
Ku pegang erat tanganmu menyusuri jln licin karena hujan
Ku lihat ada senyum di wajahmu yg terukir dalam
Saat ku tatap dirimu meski dlm kedinginan

Keluh dlm hatiku....

Aku blm bisa menghangatkan tubuhmu saat hujan
Dengan mobil mewah yg mengikuti zaman
Aq hanya dapat temani dirimu jalan
Dengan sebuah payung di bawah rintiknya hujan

===========================================

Setelah Kang Hafi beranjak dari tempat duduknya menuju Kamar Mandi,Kemudian Terdengar salam dari arah depan rumahnya,Ternyata Pak kirun pelanggan Setia Kang hafi,Yang memesan Buah Jeruk pada kang Hafi,beberapa Jam kemudian pak Kirun pun undur diri untuk Pulang.

Sepulangnya Pak Kirun Kang Hafi melanjutkan Mandinya,Habibah pun Sudah menyiapkan Handuk dan bajunya di Kamar Mandinya,Perhatian dan Sayangnya habibah sudah jauh berubah sejak kejadian itu,kini Habibah Yaqin dengan perasaannya dan cukup mantap dengan pilihan jodoh dari gurunya,

Di balik pilihan sang guru,Ternyata kang Hafi membanggakan bagi dirinya sebagai seorang suami,Habibah tak kurang dari kasih sayang terlebih dengan Kemesraan kang Hafi memperlakukan dirinya,Memanjakan,menggoda,dan merayunya;

Menajadikan Habibah Tetap Tegar dan Sabar Menghadapi Musibah dan Ujiannya,dengan dukungan dan semangat dari Suami tercinta;

Tak membutuhkan waktu cukup lama kang hafi mandi membasahi tubuhnya,Sambil mengenakan baju yang sengaja sudah di sediakan Habibah,Fikirannya kini tertuju pada istrinya.

"Betapa bahagianya aku mempunyai Istri seperti dirimu sayang,Dalam susahnya berjalanmu saja,Masih juga perhatianmu pada suamimu tak terlupakan"

"Andai aku tak dapat membahagiakanmu,Andai aku membiarkankanmu dlm kesedihan dan berlinang Air mata,Andai Aku tetap membiarkan dirimu dlm acuh meskipun aku adalah suamimu...Betapa Tak bersyukurnya aku memiliki Istri dirimu"

"Jangan bersedih Sayank.....Siang ini kebahagiaan itu akan kita Awali bersama,bermuara cinta yang telah lama kita bina,Menuju pulau kebahagiaan yang tak dapat terlukiskan"

(Bathin Kang Hafi)

Pesan Penulis Ojo Mulai Merem mocone......Jare Pingin Anu

Kembali Kang Hafi meneruskan bergumam dalam Hatinya;

"Impian ini Yang telah lama Aku impi-impikan,bahkan di Pondok dulu pernah Aku juga aku membayangkan,Membayangkan bagaimana rasanya bersama Orang Yang kita cintai,bersama-sama Munuju pulau impian kebahagian"

"Dengan sabar aku akan menuntunmu menuju klimak kebahagiaan,Kau Tak perlu Takut atau gelisah atau bahkan lari dari Kenyataan,Yaqinlah aku masih di sampingmu ,menemanimu,memimpinmu,Menuju Taman impianmu"

"Mungkin ini Waktu Yang Tepat untuk kita bersama mendayung Sampan berdua,dari sekian lamanya kita menunggu hingga Sekarang,Aku tak kan Menyiakan waktu itu sayank,Semoga ini menjadi kesan pertamamu merasakan Arti sebuah kebahagiaan bersamaku"

"Kebahagiaan Yang tak dapat Terucap oleh kata,Kebahagiaan yang tak dapat terlukis oleh tinta,Kebahagiaan Yang Sulit di Ceritakan,dan Kebahagiaan Yang Hanya dapat Kita Rasakan"
"Sayank Aku datang......Sambutlah aku" (Bathin Kang Hafi)

Sambil Menuju Kamar setelah Merapikan bajunya;

"Kreeeeeek"

Suara pintu kamar terdengar saat kang Hafi membuka pintu berlahan,Semerbak Wewangian pun Mulai tercium di hidung Kang Hafi,Menambah Munculnya Gairah Segera Untuk Memulai,Seakan Hati Memaksa untuk Tak menunggu Lama,Mengajak Terus saja mendesak "Ayo cepat Lakukan"

Habibah Yang sudah berwudlu Sejak tadi,dia pun telah menunggu duduk di Tepi Ranjang,Menyambut Kang Hafi Yang terlalu lama menunggunya;

Begitu pula Habibah Yang sejak tadi Menahan Gejolak perasaannya,memimpikan sebuah Kebahagiaan Yang akan di lalui bersama,Tak sabarkan diri Untuk segera memulainya "Ndang toh Mas...Koq Dangu sanget"

"Bathin Habibah mulai bermain dalam Fikirannya,Aku Mungkin Bukan Wanita Yang cantik Mas,Dan bukan pula wanita Yang sexy Layaknya artis,Namun sebisa Mungkin Aku akan memberikan perasaan bahagia pada dirimu Mas"

(Ojo Merem....Jare Pingin Moco....Nggreges...Ngreges....Kafffokkk)

"Jika Karena Lelahku tak dapat Memuaskan Hatimu untuk melayanimu,Maafkanlah aku Mas....Jika Karena Lemahku Tak menimbulkan Kebahagiaan untukmu...Maaf Juga Mas"

Tak Henti-hentinya perasaan itu bermain dalam fikiran Mereka Berdua,Hingga Habibah pun beranjak dari Ranjangnya Menuju Kang Hafi Yang Sedang Menyisir Rambutnya;

"Mpun Siap dik" (Tanya Kang Hafi Memastikan)
"Engge Mas....Adik Mpun Siap" (Jawab Habibah Yaqin)

"Maafkan Mas nggeh....Pean Menunggu terlalu lama" (Jelas Kang Hafi)
"Ngge Mas....Selalu di Maafkan,Adik Juga sabar koq Menunggu lama Mas" (Jawab Habibah padahal wes gak sabar pingin Mulai)

(Ojo Merem)

"Ngge Mpun Lek pean Mpun Siap" (Jelas Kang Hafi)

Perasaan Kang Hafi sebenarnya Agak Grogi dan sedikit Ndredek,Mungkin ini Yang pertama kalinya,Menuntun Istrnya kepuncak kebahagiaan seperti yang pernah dia Impi-impikan dahulu,Meski demikian dia pun Harus Mengawali,Karena Kang Hafi adalah pemimpin Istrinya,dan Tak lepas dari Tanggung jawab memimpinnya;

Perlahan Kang Hafi pun Melangkahkan kakinya,begitu pula Habibah setia mengikuti Suaminya dari arah belakang,Harum wangi kamarnya menambah dahsyatnya Keinginan Untuk segera tak menunda;

"Mpun Siap dik" (Kembali Kang Hafi Meyaqinkan"
"Mpun Sayank" (Jawab Habibah sambil tersenyum)

Lekukan pipi Habibah saat Tersenyum Menambah Hati Kang Hafi Terasa Nyaman dan Bahagia,Senyumannya Menajdikan Dorongan Untuknya segera tak menunggu lama,Ternya Habibah juga sudah siap dan Tak sabar Untuk memulainya;

Suasana pun Sesaat Kembali Tenang,baik Kang Hafi dan Habibah Istrinya,Hingga Terlihat Kang Hafi Mengangkat Kedua Tangannya dan Terdengar Ucap Yang Cukup keras di dengar Habibah Istrinya;

"Allohu Akbar" (Suara Takbir Sholat Dhuhur Kang Hafi mengawali Sholatnya)

Di belakang Orang Yang di Cintai Kang Hafi Yaitu Habibah Pun Mengikuti Gerak Suaminya,Meng-Aminkan Do'anya Serasa ada Kebahagiaan di Hati Habibah Menjadi Makmum Suaminya,Meskipun seperti biasanya mereka bermakmu berjamaah bersama abahnya di Pondoknya;

Pernikahan Tanpa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang