EPS 47

2.6K 78 0
                                    

EPS 47

Satu Minggu setelah kelahiran putrinya,sebelumnya juga banyak dari tetangga maupun teman dekat kang hafi atau pun habibah hilir mudik bergantian menjenguk dan melengkapi suasana kebahagiaan mereka,tak terlepas dari itu kedatangan ayah dan ibu habibah pun turut melengkapinya,mereka sangat bahagia kini telah mempunyai seorang cucu,Meskipun sudah beberapa tahun mereka harus menantinya;

Bertepatan malam ke 7 setelah kelahiran putrinya,Acara walimatul Asma dirumah kang hafi pun telah di gelar,Suasana tampak ramai dan meriah yang di hadiri para tetangga dan para santri hingga sampai di depan rumahnya,

Iringan Sholawat dan Al barjanzi dalam acara pemberian nama sudah menjadi tradisi di tempat kang hafi,dengan harapan mendapat syafaat dan barokah dari sholawat untuk anak yang di beri Nama,Tidak hanya itu kang hafi juga mewujudkan rasa Syukurnya dengan Menyembelih satu kambing untuk Aqiqoh putrinya;

Ditengah Acara Pemberian nama yang di pasrahkan kepada Abahnya,Kang hafi dan habibah memberikan nama putrinya "Arrohmah" (Bukan nama lengkapnya)

Sebuah Nama yang memberikan sejarah perjuangan Orang tuanya,dari sebuah kebencian dan acuh Hingga terwujudnya sebuah kasih sayang tanpa adanya paksaan,
Sebuah Nama yang di dalamnya penuh dengan kepahitan kenyataan hidup hingga mencapai sebuah keamanisan dan kebahagiaan dalam keluraga,
Sebuah Nama yang mencerminkan arti sebuah kesabaran hingga berharap mendapatkan RidloNya menuju keluarga Yang SAMAWA fid dun_ya hatta Akhiroh.

Ke esokan harinya kebahagian itu masih terlihat jelas dalam senyuman habibah yang masih menimang Putrinya,begitu pula yang di rasakan kang hafi yang kini sudah menjadi seorang ayah,Seorang yang akan di jadikan panutan untuk anak-anaknya dan istrinya,Menjadi madrasah pertama untuk putrinya,bukan hal yang harus di anggap ringan mengemban tugasnya,

Didikan pertama adalah pondasi bagi anak,seberapa pun tingkat bangunan diatasnya itu di bangun,jika pondasi itu kuat maka akan tetap kokoh meskipun tinginya bangunan itu menjulang,dan juga sebaliknya,Maka perlunya bagi kang kafi menyiapkan pondasi itu agar tetap kokoh dan kuat di terpa angin kehidupan.

Dalam kitab kecil "Ahlaqu lil baniin" yang biasa menjadi bacaan anak-anak PAUD di gambarkan,"Al waladu kal wardi" Seorang anak di ibaratkan setangkai bunga mawar,Jika orang tua ingin pohon mawar itu berdiri dan tumbuh lurus batangnya,Maka perlu meluruskannya di saat batangnya muda,dan InsyaAllah akan mendapatkan apa yang ia inginkan,

dan sebaliknya jika orang tua mengharapkan batang itu lurus namun pohon mawar itu sudah berbunga dan cabangnya kemana-mana,Akhirnya bukan lurus yang dia dapatkan melainkan mematahkannya,Begitu pula dengan didikan anak tersebut yang di jelaskan dalam kitab kecil itu masih tersirat jelas dalam ingatan kang hafi dan habibah selama dulu di pondoknya,Mungkin saja kini mereka hanya tinggal mengamalkan saja ilmu yang telah mereka pelajari;

Habibah yang masih menimang putrinya dan asik menggodanya,kemudian kang hafi datang menghampirinya,tidak ketinggalan ciuman kepada pipi rohmah sudah menjadi kebiasaan hari-harinya kang hafi;

"Mas....Bahagia Mboten,Meskipun adik sebenarnya tau mas menginginkan seorang putra tapi yang lahir seorang putri"

Habibah bertanya kepada kang hafi yang duduk di sampingnya,tentang perasaan kang hafi,apakah dia turut bahagia dengan hadirnya Arrohmah

"Ngge bahagia sayank....Bagi mas di beri Laki-laki ataupun perempuan Niku nggeh kedah di syukuri dan di jaga sebaik mungkin amanat Niku,Kita boleh bahagia namun jangan sampai melupakan atau berpaling sebab kebahagiaan itu dari sang pemberi kebahagiaan"

Kang hafi mencoba menjelaskan kepada habibah,agar dirinya Nyaman dan merasa tenang,Kemudiaan Kang hafi pun melanjutkan bicaranya,habibah yang berada disampingnya bersama putrinya hanya mendengarkan kang hafi menjelaskan;

"Wonten salah satu riwayat,Nabi Ya'qub a.s di coba berpisah dengan Nabi Yusuf a.s,tangisan beliau tiap hari hingga tak henti-hentinya menangisi perpisahan dengan putranya yaitu Yusuf,hingga bengkaknya mata beliau menjadikan kebutaan Nabi Ya'qub a.s yang pada akhirnya sembuh dengan bajunya Nabi Yusuf,Cobaan itu datang dari Allah sebagai Teguran sebab Nabi Ya'qub a.s saat Sholat menoleh kepada Yusuf yang sedang tidur,

Mek gara-gara ngono....Amergo Nabi ya'qub saking cintanya kepada Yusuf putranya,
Padahal Nabi Ya'qub a.s yo gak lali dengan Pangerane,Cuma pas Sholat Khusuk e ke ganggu sebab demene marang Yusuf.

Habibah pun masih mendengarkan dan mengangguk-angguk memahami penjelasan kang hafi;
"Faham sayank.....Jadikanlah Perasaan Cinta kita kepada putri kita yang nantinya menuntun dirinya mengenal siapa Penciptanya,Nggeh katah zaman era Baru saniki Saking cintanya kepada Anaknya,Hingga dia lelah seharian bermain giliran waktune Ngaji,Anak e Matur kalih Ibune "Capek loh buk" ibune Yo Njawan "Yo wes lek capek Istirahat ngajine kapan-kapan" lah kuwi perwujudan sayang seng salah toh"
(Jelas kang hafi pada habibah)

"Engge Mas leres" Habibah menjawab

"Atau pun membiarkan ketika tiba waktunya sholat,Anak e gak gelem sholat Yo di jarne ae,Sekalipun itu belum baligh anak e,Yang menjadikan dirinya kebiasaan terus saja meninggalkan karena nyaman dengan kebiasaan itu,penanaman takut meningggalkan sholat karena orang tua di usia anak niku wajar karena belum mengenal sejatinya sholat atas pernintah siapa,Namun ketika dia dewasa akan tahu sendiri ketakutannya itu bukan karena orang tua,Namun sejatinya kepada sang pencipta;

"Dan sebaliknya Jika dia tidak bisa menanamkan rasa takut dengan yang tampak oleh mata Yaitu Orang tua,dia berani meninggalkan perintahnya dan tak mengindahkannya,lalu bagaimana dengan perintah pencipta yang tak terlihat oleh mata"

Habibah tampak bahagia mendengar nasehat-nasehat Suaminya yang dia sampaikan,Mungkin akan menjadikan tambahan bekal untuk mendidik Rohmah nantinya,

====== BEBERAPA TAHUN KEMUDIAN =======

Pernikahan Tanpa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang