EPS 18

3.2K 111 1
                                    

EPS 18

 Mengenalmu adl Anugrah terindah
Mencintaimu adl ingin Yg tak dapat terpungkiri
Memilikimu adl Harap hati Yg terus terpanjatkan pd ilahi

Jika engkau menganggap aq lupa akan perhatianku
Kenapa aq tak dpt lepas merindukanmu

Jika engkau menganggap aq...... dirimu Sosok biasa
Kenapa hatiku mengatakan dirimu sungguh luar biasa

Jika engkau menganggap aq tak peduli
Kenapa perhatianku selama ini tiada henti

Pagi...siang dan Malam...bayangmu menghantui
====================================

9 Bulan Telah berlalu setelah Pernikahan mereka,Kemesraan Habibah pun tak se kaku dulu saat awal dia mengenal Kang Hafi,Justru kini Sebaliknya Cinta Habibah Melebihi Cintanya Kang Hafi,Dan Kesiapan Habibah Untuk Anu Menjadikan Beban fikiran Tersendiri Bagi Habibah untuk berkata Jujur,Namun Sering kali Habibah belum saja Bisa Mengungkapkan kesiapannya itu,Bukan Karena Tidak mau atau blm siap seperti dulu,Namun Malu untuk Mengungkapkan;

Mungkin Bagi Kang Hafi Lamanya Penantiannya Kesiapan Habibah Menjadikan ia Tak terlalu begitu mengingat/memikirkan untuk Hal itu,Karena Kemesraan Yang sejauh ini Kang Hafi rasakan Hidup bersama Habibah Cukup Membuat dia Bahagia;

Seringnya Habibah Memberikan isyarat kepada Kang Hafi atas kesiapannya,Malah Justru Tak terlalu peka Bagi Kang Hafi untuk menerima sinyal itu,Dan Hal itu semakin Memancing Kejengkelan atau Gemes nya Habibah saja,

Sedangkan Habibah Sulit untuk mengutarakan Secara Langsung/jujur kepada Kang Hafi,Mungkin Saja Habibah Gengsi atau Malu untuk mengatakan Siap,Karena dengan Berkata "siap" bisa di artikan Habibah Yang meminta lebih dulu,...Gengsi Dunk...

Karakter Habibah Tidak seperti itu,Meskipun Mungkin saja Bagi kaum hawa sebagian ada Yang seperti itu,"Jarang buka ber arti tidak ada"

"Mosok iyo....Aku arep Matur....Maaaaaas Kulo sampun Siap"
"iiiiiihhh isine"
(Gerutu Habibah bicara sendiri Sambil merinding membayangkan)

Pernikahan Ke 9 bulan ini,Mereka di hadapkan dengan permasalahan Habibah sudah siap Namun Tak kuasa untuk Jujur,dan sering kali Hari-harinya Habibah Memikirkan cara agar Kang Hafi tahu/paham namun tanpa dia berkata jujur,

Mungkin wajar saja Pemirsah,Jika Gengsi/Malu Bagi wanita Mengutarakan Hal demikian sekalipun Pada Pasangan sendiri,Terlebih bagi Habibah baru akan pertama kali ini. (Perkiraan Penulis),

Karena kita Tahu Tuhan menitipkan Rasa Malu itu pada wanita,Jika Rasa Malu itu Hilang dari wanita,atau bisa kita ibaratkan baju ke ajian untuk wanita,Maka Sangatlah berbahaya.

Pagi ini Habibah di dapurnya,Masih saja memikirkan Cara bagaimana agar Kang Hafi tahu akan Maksudnya,Pada Akhirnya Habibah Menemukan Cara,Setelah acara Makan Bersama dengan Kang Hafi,Habibah pun mulai membuka Pembicaraannya.

"Mas Niki Kopine" (Habibah membawakan Kopi Untuk Kang Hafi)

Lalu setelah Habibah Meletakan Kopi di depan Kang Hafi,dia pun duduk bersandar Manja di samping Kang Hafi;

"Engge Dik kuh Syayank....Matur suwun Kopine" (Jawab Kang Hafi Sambil Mencubit mesra Jangkut Istrinya)

(Ojo di bayangno....Mules ngkuk pean)

"Maaaaas" (Sapa Habibah)
"Duaaaalem" (Jawab Kang Hafi....sebenarnya tahu ada maksud Habibah seperti itu)

"Mas Tau Gak" (Tanya Habibah)
"Yo Taaaahu" (Jawab singkat Kang Hafi)
Kang Hafi Menjawab dengan Cepatnya saja pertanyaan Habibah,Membuat Habibah greget.

"Tahu Nopo Mas....Habibah Kan dereng Cerita" (Jelas Habibah)
"Yo Niku.....Tahu lek pean mau Cerita" (Jawab Kang Hafi)
"iiiih Mas" (Habibah Greget,,,,Sambil Mencubit perut Suaminya)

"Mas Ingat Gak,2 bulan Yang Lalu,Putrane pak dhe iful nggadhai Putra???" (Jelas Habibah)
"Yo iling" (Jawab singkat Kang Hafi)

"Bayi ne Imut Ngge Mas" (Habibah Mencoba Memancing Kang Hafi)
"Yo mesti Imut toh dik....Jenenge ae Bayi...Lek Jenggoten Yoh medeni toh dik" (Jawab Kang Hafi Membuat Tambah kesal Habibah)

Pemirsah Yang Budiman!!
Sebenarnya Kang Hafi sudah Tahu apa Maksud Habibah selama ini,Namun Kang Hafi Sengaja berPura-pura tidak Tahu apa Maksud Habibah,dan Kang Hafi Hanya ingin Melihat Cara apa Yang akan di Lakukan Habibah untuk Meyakinkan dia;

Mendengar Jawaban itu Semakin Greget saja Habibah,
"Huuuuufffff......Kang Mas Gak Peka ae" (Gerutu Habibah dalam Bathin)
"Duuuh Gusti.....Pripun carane bene Kang Mas kulo niki paham" (imbuhnya)

"Oh Ngge...Ngge... ta Masss" (Jawaban pegel Habibah Karo Manthuk-manthuk)

Ealah Penulise Koq kekelll mbayangno Ngono kui

Lalu Obrolan Merka pun beralih Topik Yang Lain,Hingga Kang Hafi Juga Harus berngkat ke ladangnya,di Tengah kesibukan Habibah di dalam Rumahnya,Habibah kembali Memikirkan Cara lagi,sebab Cara sebelumnya dan sebelumnya belum juga berhasil membuat Kang Hafi Paham akan maksudnya;

Penulis e Ora kuat kudu Ngguyu ae....Sambung sesuk  

Pernikahan Tanpa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang