EPS 06

4.1K 135 1
                                    

 Jangan teteskan air mata
Rinduku di situ....


Bila air matamu jatuh
Rinduku jadi rapuh

Sabarkanlah Hatimu Dalam Sebuah Penantian
Karena Aku Disini Tetap Setia Menantimu Dalam Sebuah Harapan

================================

EPS 06

Setelah beberapa Hari Kepulangan Habibah dan Kang Hafi berpamitan pada Abah Yai,Habibah di hadapkan Pertemuan dengan Kedua Orang Tuanya,perihal Kesiapan Habibah dengan pernikahannya Yg Hanya beberapa Minggu Lagi.

"Gimana Nduk...awakmu sudah siap??" (Tanya Bapak Habibah)
"Pripun Ngge Pak.....Habibah Mboten Reman Kalih Kang Kae" (Jawab Habibah)

"Kang Kae Sopo toh....Mosok Calone dewe Gak ruh Jenenge Nduk" (Sela Bapak Mentertawakan sikap Habibah)

"Bapak......" (Jawaban Habibah Memelas)

Bapak dan ibuk Habibah Hanya Tertawa dan Tersennyum Melihat Tingkah Anaknya.
"Ngene Loh Nduk....wes toh Manuto karo Dawuhe Abah Yai,Uripe Awakmu InsyaAllah Penak Nduk" (Jawab Bapak)

Jare Gak Remen tapi di Tangleti Abah Koq Yo Gelem.....Iyo Ora Buk e" (imbuh Bapak Menjelaskan pada Habibah Sambil Menahan Tawanya)

"Engge Pak...Niku Tandane Abah Yai ingin Yang Terbaik buat awakmu Nduk"
(Jelas Ibuk Habibah)

"Lah Kulo Mboten Saget Njawabi Abah eee Pak" (Jawab Habibah Singkat)

"Lah saniki awakmu gak Remen karo Hafi karena Opo Nduk....Karena Belum Mengenal?
Ngko lek wes Ijab Qobul Mesti lak kenal dewe Nduk...
Karena Gak Ganteng?
Dia lebih Ngganteng dari Pada bapak.
Karena Dia Gak Sugeh?
Tapi Dia itu Putrane Kyai Nduk...Di Rumahnya...duwe Pondok Yo Nduwe Santri,
Koq Umpomo Awakmu Gak Seneng,Bapak Yo Seneng Duwe Mantu Putrane Kyai Nduk.

"Koq Ngono Pak e" (Sahut Ibuk Habibah)
"Yo Ngge Buk e...Menowo awak dewe Melok Kebagian Keberkahan Dungone Kyai,Amergo Seneng Karo Kyai" (Jelas Bapak)

Habibah Hanya Terdiam Membisu sambil Menundukan Wajahnya,Tak Terlepas Air Matanya Mulai Mengalir.

"Wes toh Ojo Nangis...di gawe penak Koq malah Nangis Nduk" (Tegas Bapak)

Selesai Pembicaraan Mereka,Habibah pun Masuk Ke Kamarnya Tak Tahan Menahan Tangisnya Membayangkan Pernikahannya Yang Hanya beberapa Minggu ini,
Habibah Hanya Bimbang dengan Perasaannya,Kuatkah Untuk menghadapi Kenyataan Yang akan di laluinya.

Siapkah Tidur Sekamar dengan Orang Yg belum dia kenal sebelumnya,Bahkan perasaan Cinta pun belum kunjung datang jua?

Hanya perasaan itu Yang selalu saja Mengusik Hati Habibah,Hingga Tangis Air mata pun tak dapat ter elakan Menghiasi Kegelisahan dan Kebimbangan perasaannya;

"Duh Gusti,,,,Jika ini adalah Jalan Terbaik Buatku,Maka Sabarkan lah Aku Untuk Menghadapi Semuanya,Dan Jika Dia adalah Memang Jodohku Maka Bukakanlah Hatiku untuknya,Dalam Cinta Yang Engkau Ridloi di JalanMu"
(Bathin Habibah Memohon)

Di sudut Ruangan Kamar Pondok,Aldika Yang masih Saja Belum bisa Melupakan Kang Hafi,Hari-Harinya Hanya di hiasi dengan Air Mata Perpisahannya,Meratapi,Merenungi Nasib Yang sedang ia jalani,

"Kenapa Perasaan ini Harus ada....Jika Harus Berakhir dengan Air Mata
Kenapa Perpisahan itu sungguh Menyakitkan dan Menyesakan dada...???

Andai Aku Tahu sebelumnya,......
Tak'an Ku Biarkan Perasaan ini Tumbuh begitu saja
Sehingga Kini Aku Sulit untuk Melepaskannya.

Kang Hafi......Kau Penjarakan Aku dalam Ruang Cintamu,
Kini Aku Terpaku dan Terdiam Membisu Tanpa dapat Meraihmu
Namun di Luar sana dirimu sibuk dengan Pernikahanmu..
Kau Lupakan Aku Terkurung disini Tanpamu.......Kang Hafi;

Isakan Tangis dan derai Mata Aldika Menjadi saksi Bisu Bahwa Aldika Belum dapat Melupakan Kang Hafi Begitu saja,

Namun Aldika pun Tak dapat Berbuat apa-apa,Hanya Tangisan dan Keluhan Bathinnya saja Yang berbicara,MengungkapKan semua perasaan Yang selama ini sedang ia rasa.
================================

Pernikahan Tanpa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang