EPS 23

3K 100 0
                                    

EPS 23

Seperti Lembayung senja dikala hujan,
Allah telah menunjukkan mega-mega merah indah yang tersembunyi di balik jutaan rintik air.
Menunjukkan indahnya hidayah di balik hujan penderitaan yang lebat.
Maka hanya mereka yang benar-benar ingin melihat keindahan itulah yang dapat menemukannya.

JIka hujan yang kau takuti, maka jangan pernah membenci air.
Jika senja yang kau nanti tak kunjung datang jangan salahkan mendung.
Tak ada satupun di dunia ini yang tidak terjadi karena kehendak Allah begitupun cobaan yang selalu menghadirkan hikmah di baliknya.

=======================================

Karena Begitu Paniknya Kang Hafi Menghawatirkan keadaan Habibah Hingga dia pun lupa memeberikan Kabar kepada Abah dan Uminya,Setelah Habibah siuman Menunggu beberapa Jam Kembali Tenang perasaan Kang Hafi,Lalu dia pun Segera Memberikan Kabar kepada Abah dan Uminya,Setelah beberapa Jam kemudian Mereka pun datang bersama Keluarga Lainnya,Melihat keadaan Kang Hafi dan Habibah,dan Habibah Yang Masih Lemas dan Trauma dengan Kejadian Maut itu,dia pun Masih berbaring Lemas di Kamar tidur Rumah sakit.

Setelah Sholat Isya Kang Hafi pun Menyuruh Abah dan Uminya untuk pulang Kerumah saja,Berhubung Habibah pun sudah sadarkan diri;

"Abah dan umi Kondur mawon,bene Hafi Mawon Ngrencangi Habibah" (Pinta Kang Hafi)
"Awakmu Yo seng sabar Yo Nak....Ngene Yo Cobaan,Tinggal awakmu menerima opo Ora" (Tegur Abah)
"Yo wes Umi karo balik,Awakmu seng Sabar,di Jaga Habibahe" (Sahut umi Yang berada di samping Kang Hafi Sambil Mengusap-usap pundaknya)

"Engge mi....Hafi Nyuwun Pindone umi kali Abah Mawon" (Jawab Kang Hafi)
"Wes mesti Nak" (Jawab Umi Tak kuat menahan sedihnya)

"Semoga Cepet Sembuh Yo Nduk" (Sapa Umi kepada Habibah Sambil mengusap kepalanya)

Kemudian Abah dan umi serta keluarga pun pulang meninggalkan Kang Hafi dan Habibah,di kamar Rumah Sakit Hanya Kang Hafi dan Habibah,Kang Hafi pun Mencoba Menghibur Habibah,Supaya Habibah dapat melupakan Trouma Yang Sore tadi dia alami;

1 Minggu Kemudian;

Setelah 1 Minggu Habibah di Rawat di rumah sakit,Keadaannya pun sudah Mulai Membaik,Namun cukup Mengejutkan Habibah kedua kakinya tak dapat di gerakan,setelah kejadian naas itu,Kemudian Kang Hafi pun di Panggil Dokter Yang Menangani Habibah,Dengan perasaan tak menentu Kang Hafi menemui dokter Yang Memanggilnya,Sang Dokter pun Menjelaskan Panjang Lebar Gejala Yang terjadi setelah kecelakaan itu,Bahwa Habibah di vonis Lumpuh;

Mendengar Penjelasan Sang dokter,seketika Kang Hafi Tubuhnya serasa lemas tak berdaya,Tak kuasa Harus berbicara apa lagi,dan harus berbuat apa untuk menyampaikan kepada Habibah,dan apa Yang akan terjadi jika Habibah tahu dengan Kondisi Yang sebenarnya,

Dan Tak mungkin Kang Hafi Harus Menceritakan Penyakitnya pada Habibah,karena Bukan Menambah membaik justru mungkin akan lebih memburuk keadaannya,

"Dok" (sapa Kang Hafi di depan Dokter)
"Bagaimana Pak Hafi" (Tanya Dokter)

"Apa Tidak ada cara lain dok,Agar Istri saya lekas Sembuh" (Tanya Kang Hafi)
"Sebisa Mungkin Kami Mnegusahakannya Pak Hafi" (Jelas Dokter)

"Begini Dok,Kami akan tetap disini sambil Menunggu perkembangan Istri saya dok" (Jelas Kang Hafi)
"Sebaiknya seperti itu Pak Hafi,Dan Kami Juga Akan mengusahakannya" (Jelas Dokter)
"dan saya Mohon dok,Tolong Istri saya Jangan di beritahu perihal kelumpuhannya dok" (Pinta Knag Hafi)
"Baik lah Jika itu Yang bapak Hafi Inginkan" (Jawab Dokter)

Setelah Kang Hafi mendapat Penjelasan Tentang Penyakit Yang di derita Istrinya,dia pun Keluar dari Ruang Sang Dokter,dengan Tubuh Lemas dan Fikiran Yang Kalut membayangkan Istrinya,

Kang Hafi Hanya dapat Memberikan senyum Setelah Masuk kedalam Kamar Istrinya di rawat,Berharap Habibah Meresa dirinya baik-baik saja;

"Pripun Mas......Mature Pak Dokter" (Tanya Habibah)
"Mboten Nopo-nopo dik....Cuma Njenengan Kedah di Rawat riyin Teng mriki" (Jelas Kang Hafi Sambi tersenyum di depan Kang Hafi sambil memegang tangannya)

Sebenarnya Kang Hafi,Ingin saja menangis menjawab pertanyaan Istrinya,Nmaun demi kebaikannya dia pun Harus menenangkan keadaanya;

"Dangu Malih Mboten Mas" (Tanya Habibah Memastikan)
"Mboooooten" (Jawab Kang Hafi)

Sebenarnya Habibah pun tak percaya dengan Jawaban Kang Hafi,Mengingat Kakinya tidak dapat di gerakan sama sekali,Namun Habibah juga menahan Tangisnya agar Suaminya merasa Tenang,dan Tak bersedih;

"Mas.......Adik pingin Mimix" (Pinta Habibah Mengalihkan Pembicaraan Karena Tak kuat Matanya Ingin meneteskan air mata saja)

Kemudian Kang Hafi pun Mengambilkan Minuman Yang ada di meja,samping Sebelah kiri dia duduk di depan Habibah,lalu Kang Hafi memberikan Gelas yang berisi air putih kepada Habibah,Setelah Habibah minum kembali sedikit tenang perasaannya,Yang menahan kesedihannnya;

"Maaasss" (Sapa Habibah)
"Dalem dik" (Jawab Knag Hafi)

"Adik Minta maaf Ngge Mas" (Jelas Habibah)
"Njenengan Tidak salah dik" (Jawab Kang Hafi)

"Karena Adik Cemburu...dados........" (Jelas Habibah)

Belum saja Habibah Menjelaskan semuanya,Namun Kang Hafi menutup bibir Habibah dengan Jarinya,Isyarat Habibah Tak usah melanjutkannya;

"Mpun.....Sakniki Ampun membahas Niku riyin,Sing penting Njenengan Sehat mawon" (Pinta Kang Hafi)

"Tapi Mas......" (Habibah Tak bisa menahan Tangisnya)
"Eh Malah Nangis......Mpun...mpun" (Jawab Kang Hafi sambil berdiri Memeluk Istrinya Yang sedang duduk di depannya)

"Sedoyo niki....Mek Ujian...Kantun kita saget sabar Nopo Mboten dik" (Bujuk kang Hafi menenangkan)
"Engge Mas" (Jawab Habibah Yang Masih menangis)

Suasana pun Kembali Tenang dan Habibah Mulai Reda dari Tangisannya,wajahya Yang sedikit memerah karena Tangisnya,dan pipinya terbanjiri Oleh air matanya, Kang Hafi pun Tak Tega saat melihat wajahnya,Kemudian Kang Hafi Membersihkan bekas air mata di pipipnya;

"Eh....Njenengan Mpun Maem dereng" (Tanya Kang Hafi mengalihkan Suasana)
"Dereng Maaas" (Jawab Habibah)
"Purun Maem ?" (Tanya Kang Hafi)
"Hu'um" (Anggukan Habibah tanda mengiyakan)

Lalu Kang Hafi Kembali mengambil Makanan di Meja Kamarnya,dan Menyuapi Habibah Istrinya,Suasana Tampak mesra Meskipun Terbanjiri dengan Air Mata;

========= 1 bulan Kemudian =========== 

Pernikahan Tanpa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang