EPS 40

2.1K 67 0
                                    

EPS 40

MANTAN...Kata mantan Mungkin tak asing di dengar bagi Orang yang pernah mengalami kegagalan menjalin sebuah Hubungan,Slogan dikalangan Santri mengartikan Mantan,
"Mantan Adalah Alumni Hati Yang Mingkin suatu saat ada Reuni"

ada juga Yg Mengartikan Mantan Tetap "Manis di Ingatan"
Mungkin anda Juga Punya kenangan Manis itu,atau sebaliknya menjadi kenangan terpahit dalam sejarah Menjalin Hubungan,Meskipun Aldika bukanlah seorang Mantan bagi Kang hafi,Namun pernah mengisi perasaannya sesaat sebelum terjadinya perjodohan;

====================

Setelah Kumandang Azan Magreb terdengar Oleh mereka,lalu Aldy pun mengajak sholat berjamaah di rumahnya,Kemudian kang hafi pun menyusul berwudlu setelah melihat Aldy dan Aldika sudah berada di Tempat Sholatnya,
Tempatnya Cukup luas untuk mereka bertiga,Selepas kang hafi bewudhu dia pun menyusul mereka yang sejak tadi sudah menunggunya;

"Monggo Kang Hafi Njenengan mawon sing ngimami"
Tegur Aldy sambil mendorong kang hafi ke arah paling depan

"Njenengan Mawon loh Kang,Kulo Mek Tamu Teng Mriki,Sae ne Nggeh Tuan Rumah" (Pinta kang hafi)

"Wes toh Njenengan Mawon Kang,Aku jek Nderedekan lek kon Ngimami" (Jawab Aldy)

Sesaat Kang hafi berfikir "Dadi Imam tapi koq Aku kih tamu,Ora gelem dadi imam tapi koq mburiku ngko Aldika"
"Wes lah Manut ae" (Kang hafi bergumam dalam hatinya)

Kemudian kang Hafi menurut saja ajakan Aldy,dan Mulai mengankat Tangannya memulai Takbirotul ihram sholatnya;

"Allohu Akbar"

Suara Takbir Mulai terdengar di teling Aldi dan Aldika,Aldika yang berada di baris paling belakang,Masih bersiap mengikuti Gerakan Kang hafi,Setelah Kang Hafi Membacakan Surat Fatihah,Tampak merdu dan Fasih kang Hafi membacakannya,Terlebih dengan Lenggak-lenggok Nadanya,Semakin membuat Nyaman Mereka Mendengarkannya;

Setelah mereka mengakhiri Sholatnya dengan Salaam dan di susul dengan Aurod dan do'a,Aldika Yang berada di baris di belakang masih bergumam dalam hatinya;

"Meskipun tak bisa memiiliki Namun terkabul juga menjadi makmummu kang"

Selintas senyum tipis terlihat dari bibir Aldika terbayang oleh masa lalunya,Harapan dan impian yang pernah dia fikirkan menjadi makmum kang hafi di belakangnnya,Namun harapan dan impiannya tampaknya kini terwujud meskipun tak bisa memilikinya,Kemudian Aldika pun tersadar dari lamunannya,ketika terdengar kang hafi membacakan do'a yang sedikit keras di dengar mereka;

Usai mereka sholat dan berakhir dengan panjatan do'a,kembali Mereka bangkit dan keluar dari Tempat sholatnya,Namun Aldy menarik Kang hafi mengajak makan bersama menuju meja makan Yang tak jauh dari tempat mereka melakukan sholat berjamaahnya;

Di atas meja makan Lauk pauk dan Nasi pun sudah terhidang rapi,Ternyata Aldika sudah mempersiapkan sebelumnya,Kemudian kang hafi pun duduk mengikuti Aldy,Aldika dan kang hafi kali ini tampak kaku saja dengan suasana seperti ini,mereka memilih banyak berdiam dari pada saling menyapa;

"Ayuk Kang....meskipun seadanya"
Aldy mempersilahkan kang hafi sambil menyodorkan piringnya;

"Oh Ngge Kang....Monggo"
Kang hafi hanyaa mengiyakan,Dan mulai mengisi sedikit Nasi dan Lauk ke piringnya;

Di depannya Aldika yang duduk di samping suaminya,Kang hafi hanya menunduk dan segan mengangkat mukanya,begitu pula dengan Aldika,Hanya kunyahan kecil dari mulutnya dan fikirannya yang terus saja memikirkan Suasana seperti ini,duduk bersama satu meja dengan orang yang pernah mengisi perasaannya;

Sebenarnya perasaan kang hafi kepada Aldika biasa saja,perasaan istimewa seperti yang pernah dulu ia rasakan terasa sudah tidak ada lagi,dan dia pun menganggap Aldika hanya layaknya sebatas teman saja,Mungkin karena dampak pertemuan ini,Yang cukup mengejutkan mereka,Terasa serba salah harus memulai bercerita dari mana,Pada akhirnya kekakuan itu pun Muncul di tengah-tengah Aldy yang belum tahu apa-apa,

Lamunan Kang hafi tersadar saat Aldy mulai mempersilahkannya kembali
"Ayo kang...Tambah malih,Ampun sungkan-sungkan kang" (Tegur Aldy)
"Oh Ngge Kang"
Jawab kang hafi sambil melemparkan senyuman kepada Aldy

Setelah Acara makan bersama pun berakhir,dan mereka melanjutkan obrolannya sampai kang hafi meminta izin untuk pamit pulang kerumahnya,Sepeda motor kang hafi mulai berlahan meninggalkan rumah Aldy,dinginnya malam menghiasi sepanjang perjalanan kang hafi menuju rumahnya,dan beberapa jam kemudian kang hafi pun sampai di depan Rumahnya;

Terdengar Suara Motor suaminya,Habibah pun bergegas membukakan pintu menyambut kedatangan suaminya,lalu kang hafi pun menuntun sepeda motornya kedalam rumahnya;

"Koq sampai malam Mas" (Sapa habibah kepada kang hafi)
"iya dik...tadi bos mas ngajak ngobrol cukup lama,jadi terpaksa mas harus pulang malam" (Kang hafi menjelaskan)

"Ajeng Mimix anget Nopo Kopi mas"
Habibah menawarkan pada suaminya,dengan harapan mungkin dapat menghangatkan tubuhnya karena dingin sepanjang perjalanannya;

"Anget Riyin Mawon Kopine mangke dik" (Jawab Kang Hafi)

Sesaat kemudian kang hafi menghilangkan lelahnya dan sambil menghangatkan tubuhnya dengan air putih hangat yang telah d berikan Habibah,setelahnya mereka pun melanjutkan sholat Isya berjamaahnya,Usai Sholat jamaah mereka berlalu,Kemudian habibah mulai membuatkan kopi untuk suaminya,kang hafi yang sudah duduk di sofa menunggunya dan sambil memikirkan cara bagaimana menjelaskan kepada habibah tentang kejadia sore tadi,

"Ngomong Ora Yo.....lek Ngomong mesti Habibah Cemburu,Gak Ngomong ngko ngerti dewe yo lebih Cemburu"

Kang hafi cukup di lema menentukan cara yang tepat untuk membicarakannya kepada habibah,bagaimanapun habibah harus tahu dengan pekerjaan dirinya ternyata di tempat suaminya Aldika;

"Niki Mas kopine"

Habibah Meletakan kopi diatas meja depan kang hafi,berlahan kang Habibah pun mulai mendekati suaminya dan memegang pundaknya;

"Capek Ya Mas......Sini...sini adik pijetin Mas"
Habibah Mulai menggoda Kang hafi,dengan jarinya yang lembut habibah mulai memijit kang hafi.

"Tibaknya Bojone mas pinter mijeti ta"
Kang hafi mulai memuji Istrinya,sambil menikmati pijitan habibah yang mulai kepunggungnya;

"Ngomong Ora yo....Mungkin lebih baik Sesuk ae"
Kang hafi masih memikirkan cara untuk memulai membicarakan masalahnya;

"Ngge pinter lah mas....Lek Cuma ngeten mawon"
Jawab habibah yang masih memijit dengan jarinya

"dik" (sapa kang hafi)
"Dalem Mas" (Jawab Habibah)

"Sebenarnya ada yang ingin Mas mau ceritakan dengan Njenengan dik,Tapi mungkin sebaiknya besok saja"
Kang hafi mencoba mulai menjelaskan kepada habibah yan masih saja memijit

"Kenapa....Tidak sekarang saja Mas" (Sahut habibah)
"Saniki Kan Mpun Ndalu....Njenengan butuh Istirahat dan Mas juga Capek rasane"
Kang hafi menjelaskan sambil meraih tangan habibah supaya mengakhiri pijitannya;

"Njenengan kan juga Capek toh....Mesakno lek mijiti Mas Mawon...Mendingan Njenengan Mawon sing mas Pijiti"
(Jelas Kang hafi sambil menggoda Habibah)

"Mas lek Mijiti Adik kuwi Yo gak sido Mijiti Mas"
Jawab Habibah sambil Tersenyum

"Namanya saja Pijit plus-plus ngge Ngoten Niku dik....Pijete Sitik Plus e sing katah"
Kang hafi menjelaskan sambil tertawa begitu juga dengan habibah yang berada di sampingnya;

"Ngge Mpun Bubuk yuk mas" (Pinta Habibah)
"Ayuk"
Anggukan kecil kang hafi tanda mengiyakan habibah,sambil merangkul Habibah kang hafi melangkah menuju kamarnya;
===========================

Pernikahan Tanpa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang