EPS 46

2.2K 70 0
                                    

EPS 46

Suatu kebahagiaan dari pernikahan adalah hadirnya buah hati baik itu putra maupun putri,begitu pula yang di rasakan kang hafi menantikan hadirnya calon bayinya,setelah harus melewati beberapa tahun namun kini hanya tinggal penantian saja;

Di sela kesibukannya kang hafi mengajar santrinya,tiba-tiba salah satu santri masuk keruangan mengajarnya dan menyampaikan pesan dari bunda Habibah,Kemudian kang hafi pun bergegas dan mengakhiri ngajinya dan membawa habibah ke puskemas terdekat,tak menunggu lama dan tanpa kesulitan buah hati yang selama ini di tunggu ternyata telah lahir Seorang Putri,mendengar kelahiran putrinya dari bidan yang menangani,kang hafi sangat bahagia;

Setelah kang hafi mengazani dan iqomah ketelinga putrinya,Lalu kang hafi pun melemparkan senyum pada istrinya yang masih terbaring lemas,dengan bisikan mesra ke telinga habibah;

"Anak kita putri sayank" (bisik kang hafi)

Habibah hanya tersenyum melihat suaminya tampak bahagia meskipun bayinya adalah seorang putri,Melihat istrinya terbaring lemas dan tampak raut wajahnya pucat,kang hafi merasa iba pada istrinya yang telah mempertaruhkan nyawanya untuk kelahiran putrinya,kemudian kang hafi pun duduk di sampingnya memegang jari tangan habibah yang tampak lemas tak bertenaga,lalu kang hafi pun berusaha memberi semangat dan menghibur istrinya;

"Njenengan Hebat sayank" (Puji kang hafi pada habibah)

Habibah kembali tersenyum,dan berusaha menggerakan bibirnya menjawab pujian suaminya;
"Hebat nopone mas" (Tanya Habibah)
"Ngge niku wau...Hebat iso Ngeden-ngeden Ngono,Coba lek wong lanang gak mesti iso dik" (Canda kang hafi)
"Njenengan ngge aneh mas...Mosok tiang jaler melahirkan mas" (Jawab habibah)
"Eeeh..Yo guyon sayank" (Jawab kang hafi)

(Gak opo-opo....Ngkuk lek wes gedhe di tariki ae)

1 hari setelah menginap di puskesmas kang hafi membawa pulang habibah,yang tak jauh dari rumahnya mungkin hanya beberpa kilo meter saja;

Setelah keberadaan habibah di rumahnya,Aldika dan suaminya mendengar kabar itu,mereka pun turut menjenguk kerumahnya,kini dua keluarga ini tampak rukun seperti saudara sendiri,Ucapan selamat dari Aldika maupun Aldy turut menghiasi kebahagiaan kang hafi dan habibah;

Di sela canda dan tawa mereka,tiba-tiba saja Aldy melontarkan candaannya menghiasi percakapan mereka;

"Umpomo koq Lanang...iso di jodohno kih kang ben tambah cedak sedulurane" (Canda Aldy)

Kang hafi hanya tertawa mendengar candaan Aldy,Seteah mereka cukup lama menemani kang hafi dan habibah di rumahnyaa,kemudian mereka pun berpamitan pulang,kemudian kang hafi juga mengantarkan kepergian mereka hingga sampai depan rumahnya.

Masih di ruang tamu habibah yang menimang putrinya dalam pangkuannya,kang hafi kemudian datang dan duduk di sampingnya,

"Hey Cantik.............koyo bundane"
Panggil kang hafi pada putrinya sambil mencium pipinya,Kemudian Habibah pun turut bicara
"Nopo Bundane Cantik ta Mas" (Tanya Hbaibah)
"Lah Ngge...Mosok cantik koyo Aldika....Ngko pean malah Nesu" (Goda Kang hafi)
"Heemmm...Mas....Sakniki adik Mpun mboten cemburuan malih" (Jelas habibah)

Mendengar jawaban dari habibah,Kang hafi dengan semangatnya mengucapakan
"Alhamdulilllaaah"

"Mas....Ajeng di sukani Asma Sinten" (Tanya Habibah)
"Njenengan mawon sing Nyukani"
Jawab kang hafi memberikan kebebasan Istrinya untuk memberikan Nama putrinya;

"Njenengan mawon Mas" (Jawab habibah)
"Nggeh Mpun lek Ngaten...Mas tak Nerawang sek nama sek Cuocok kanggo si cantik" (Jawab kang hafi)

====== 1 MINGGU SETELAH KELAHIRAN =========

Pernikahan Tanpa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang