EPS 43

1.9K 73 0
                                    

EPS 43

Selepas Sholat dhuhur berjamaah Kang hafi menghilangkan lelahnya bersandar pada sofa di ruang tengahnya,Setelah sepanjang pagi dia sibuk di kebunnya,Sambil menikmati kopi buatan habibah,Kopi Termanis karena campuran senyumnya,Kopi ter enak karena ada bumbu cinta di dalamnya,

Tak begitu lama habibah pun menghampiri suaminya,dengan raut wajah seperti menyimpan sesuatu Namun sengaja menyimpannya;

"Wonten Nopo malih toh sayank" (Tegur kang hafi)
Melihat habibah menampakan wajah yang murung,kang hafi pun menanyakan padanya,apa yang sebenarnya telah mengganggu fikirannya;

"Mboten wonten Nopo-nopo Koq Mas" (Jawab habibah menutupi)
Habibah sengaja menyimpan perkataan pak dhe nya yang di sampaikan pada dirinya,habibah tidak mau kang hafi sakit hati jika mendengarnya atau menjadikan dirinya marah dengan hal yang tak penting;

"Tasik Cemburu ta....Cemburune pean ancen damel mas gemes koq...Pingin tak Suuun ae ben gak cemburuan" (Goda kang hafi sambil tersenyum)

Kang hafi berusaha mengungkapkan perasaannya,tentang kecemburuan habibah yang mungkin sedikit berlebihan,Sekalipun demikian kang hafi juga suka jika habibah cemburu padanya,menandakan habibah benar cinta dan perhatian pada dirinya,Namun jika dapat di pinta kecemburuan itu jangan terlalu berlebihan,Yang pada akhirnya nanti juga dirinya selalu di hantui dengan perasaan itu dan tentunya menjadikan tidak tenang,

Habibah cukup cantik,Hafidzoh,Santri,dan Sholihah tentunya,Kenapa dia Harus takut tersaingi dengan Yang lain,Sementara perasaan kang hafi hanya untuk dia seorang,Terkadang wanita memang Unik,ibarat melepaskan kepalanya Namun masih memegang ekornya,sekalipun memberikan kebebasan pada pasangannya namun hatinya masih was-was di hantui dengan perasaan kecurigaan dan kecemburuan;

Hal itu baik untuk ihtiyat/Hati-hati Namun jika berlebihan perasaan seperti itu juga akan menimbulkan perasaan yang kurang tenang dan adanya di hantui sebuah kecurigaan.

"Mas" (Sapa Habibah)
"Dalem Sayang" (Jawab kang hafi)

"Adik sanggup mendampingi njenengan meskipun dalam kelaparan,Tapi Jujur adik mboten sanggup jika hidup bersama njenengan hari-harinya di isi dengan kecemburuan"
Habibah berusaha mengungkapkan perasaannya,Yang Sulit mengendalikan rasa cemburu itu untuk kang hafi jika perhatiannya terbagi dengan yang lainnya;

"Engge Sayank...Mas juga tahu,dan mas kan sudah keluar kerjanya toh,Jadi pean gak perlu mempertahakan cemburu itu lagi,Sakno ati pean dik" (Bujuk kang hafi)

"Njenengan itu Cantik loh,dan Sholihah,Mas itu bahagia dan bangga punya Istri Seperti Njenengan,Namun Kenapa njenengan Malah Cemburu Dengan Aldika?" (imbuhnya)

Kang hafi memegang janggut habibah sambil melemparkan senyum padanya,berharapa penjelasan kang hafi dapat menambah percaya dirinya untuk tidak ragu dengan perhatian kang hafi selama ini;,dan habibah hanya tertunduk malu mendapat pujian suaminya sekalipun sebenarnya habibah suka mendengarnya;

"Hemmm...Mas adik isin loh,di puji-puji mawon" (Jelas habibah)
"Lah Mosok arep Muji Aldika ta" Kang hafi menggoda sambil tertawa
"Kan Mas Mulai Malih....awas loh"
Jawab Habibah yang tahu kang hafi hanya menggodanya;

===============================
Shoting Pindah =>

Aldy yang masih sibuk di depan laptopnya mengontrol data tokonya,di samping nya Aldika yang sedang bermain dengan anaknya menanyakan tawaran suaminya yang di berikan kepada kang hafi;

"Gimana Mas...Kang hafi mau bekerja sama usaha dengan Mas" (Tanya Aldika)
"Gak mau dik....katanya sih istrinya yang terlalu cemburu dengan sampean"
(Jelas Aldy kepada istrinya)

"koq begitu Mas...itu kan Cuma masa lalu mas,Dan Adik juga sudah bersikap biasa dengan Kang hafi" (Jelas Aldika meyaqinkan)
"Kuwi kan coro pean...Tidak bagi Habibah Istri kang hafi yang masih di hantui perasaan cemburu itu,Kalau menurut mas sih coba njenengan silaturrohmi ke rumah habibah,Ngomong baik-baik kalau njenengan itu sudah tidak ada perasaan apa-apa"

Aldy meminta istrinya menemui habibah,membicarakan baik-baik tentang perasaan cemburunya pada istrinya agar masalah ini tidak berlarut-larut;

"Tapi adik Mboten gadah alamate koq Mas" (Jelas Aldika)
"Nanti mas kasih Alamat rumahnya,Sepertinya masih ada filenya di laptop alamat kang hafi pas dulu dia mendaftar kerja" (Jelas Aldy)

Sehari Kemudian,Kira-kira pukul 9 pagi Aldika datang kerumah Habibah,parkir di depan rumahnya dengan membawa mobil suaminya,Aldika cukup terkejut Jika Rumah kang hafi berdampingan tak jauh seperti bangunan pondok pesantren dengan banyak kamar,dan banyaknya santri yang hilir mudik berjalan,

Suasananya menggambarkan seperti di Pondok saja,Selama ini Aldika tidak tahu jika Kang hafi adalah seorang Gus putra dari Kyai,Tampaknya selama ini perkenalan Aldika maupun Suaminya tak melihat sikap kang hafi yang menonjolkan ke Gusannya,Sehingga Aldika maupun suaminya tak mengetahui itu.

Baginya,Aldika hanya tahu kang hafi adalah sosok laki-laki yang baik,Santun dan ramah,sehingga pernah mencuri perhatian dan hatinya di masa lalu,

========================================

Pernikahan Tanpa CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang