"Alkisah, di suatu negri yang indah. Hiduplah seorang putri cantik yang periang. Banyak yang menyukai putri itu, selain karna kecantikan yang ia miliki, Ia juga memiliki senyuman ajaib. Senyuman itu bisa menular pada siapapun yang melihatnya."
Mulut kecil bocah berusia tujuh tahun itu terbuka lebar, merasa takjub dengan cerita yang ia dengar. "Wah, Memang ada yang seperti itu?."
Remaja itu tersenyum, dengan penuh kasih sayang ia mengusap lembut rambut adiknya. "Ada putri."
Binar antusias terlihat jelas dimata si adik, "kalau begitu, putri juga mau punya senyuman ajaib!. "
Tawa kecil keluar dari mulut sang Kakak, senyum tulus tersungging dibibirnya. "Putri juga bisa punya senyum kaya gitu."
"kalau Putri punya senyuman ajaib, Putri akan selalu kasih senyuman buat Mama. Biar Mama selalu senyum kalau liat Putri."
"Mama senyum kok kalau ketemu kamu, kalau Mama gak senyum tandanya mama lagi capek."
"Capek gara-gara kerja ya Kak?."
"Pintar!." ujar sang Kakak sambil mengacak rambut adiknya.
Putri tersenyum bangga karna pujian tulus Kakaknya, ia selalu suka bila Kakaknya memuji dirinya. "Terus cerita Tuan Putrinya gimana?."
"Oke kita lanjutkan, Tuan putri itu memiliki rambut hitam yang mengkilau, tatapan matanya seperti sihir yang membuat orang akan terhipnotis bila melihatnya, siapapun yang melihat mata tuan Putri akan merasakan ketenangan. "
"Apa mata Putri juga bisa jadi begitu?." lagi, Putri bertanya sambil membulatkan matanya.
"Tentu, Putri sudah memilikinya. "
Mendengar jawaban sang Kakak, Putri langsung meloncat dari kasurnya, berlari menuju cermin. Ia menatap lekat pantulan dirinya disana, kedua tangannya menarik kelopak matanya keatas. Manik mata sewarna kopi miliknya terlihat indah terkena pantulan lampu kamar.
"Putri, jangan begitu. Nanti kelopak matanya sakit, kemari dan tidur. Udah malam, besok Putri kan sekolah."
"Tapi cerita Tuan Putrinya belum selesai!."
"Kita lanjut nanti ya, sekarang Putri tidur. "
Dengan gaya lunglai yang dibuat-buat Putri kembali menaiki kasurnya. Ia tiduran disamping Kakaknya, menarik bantal guling dan memeluknya. Sang Kakak hanya diam, sambil mengelus lembut rambut Putri.
Beberapa menit kemudian rasa kantuk mulai menghampirinya, ia pun terlelap. Setelah memastikan adiknya benar-benar tertidur, sang Kakak menarik selimut dan menyelimuti adiknya. Ia mematikan lampu kamar dan menghidupkan lampu tidur.
Dengan perlahan ia keluar kamar takut membangunkan adiknya. Tepat setelah ia menutup pintu kamar adiknya, seorang wanita datang dengan raut wajah lelah. "Mama, udah pulang?."
Wanita itu mengangguk sebagai jawaban, "Putri udah tidur?. "
"Udah, Mama mau Satria buatin teh?."
"Enggak usah, kamu belum belajarkan?."
Satria menggeleng sebagai jawaban. Memang sudah jadi kebiasaannya untuk menemani adiknya tidur dulu sebelum ia belajar. "Satria masuk kamar ya Ma."
"Belajar yang benar Sat, kamu mau masuk SMA favoritkan?. "
"Iya Ma, Satria bakal berusaha yang terbaik."
Wanita itu mengangguk, lalu pergi meninggalkan Satria yang masih berdiri menatap punggung sang ibu yang perlahan menjauh. 'Satria gak akan ngecewain Mama.'
👑👑👑
Pagi ini cuaca tidak cukup bersahabat, langit terlihat mendung. Tapi itu tidak berpengaruh pada Putri. Seperti biasa Putri bersiap untuk pergi kesekolah. Rok rempel merahnya sudah disetrika dengan rapih oleh Bik Sum. Hari ini Putri sangatlah bersemangat untuk pergi ke sekolah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Putri dan K(satria)
Teen FictionCerita ini bukan tentang kisah fantasi kehidupan Tuan Putri di kerajaan, bukan juga kisah tentang Tuan Putri dan pangeran dari negri sebrang, atau kisah tentang perebutan tahkta kerajaan. Cerita ini sangatlah sederhana, tidak melibatkan banyak konf...