Budayakan tekan bintang sebelum membaca.
"Abang perginya jadi enggak?."
Putri berusaha membangunkan Alden yang masih berkelana dimimpinya. Laki-laki itu masih memakai sarung bekas ia shalat shubuh. Nihil, laki-laki itu tak tergerak untuk bangun.
Bukan hanya Alden yang masih memejamkan mata, Amaris dan juga Alifio masih nyaman bergelung dengan selimut. "Abang, katanya mau ajak Putri pergi."
"Bang Alden, banguuuun."
"Abang Mah!."
"Bang."
"Abang."
"Abang tukang baso!."
"Sayang!."
"Iya, sayang."
Mulut Putri ternganga, matanya menatap Alden yang kini sedang tersenyum manis padanya. Jadi laki-laki itu sudah bangun dari tadi?, tunggu dulu, tadi Putri memanggilnya dengan sebutan apa?.
"Kok malah diem, tadi aja manggil-manggil sayang." ujar Alden dengan suara serak, kedua alisnya naik turun menggoda Putri.
Putri tidak tau harus berkata apa lagi, ia sangat malu saat ini. Matanya terpaku pada Alden yang kini merubah posisinya menjadi duduk. "Lama ya nungguin aku bangun?, coba kalau kamu bilang sayangnya dari tadi, aku pasti udah bangun juga dari tadi."
"Mandi!." hanya itu yang mampu keluar dari mulut Putri.
"Pake sayang dong."
"Banyak maunya!, sana abang mandi!."
"yang bener dong mintanya."
"Itu kurang bener apanya sih?. "
"Bilang, sayang mandi dulu."
Mana berani Putri mengatakan itu langsung, "Yaudah gak usah jadi pergi. Putri aja sama Kak Taya yang pergi."
Putri berbalik bersiap pergi. Segera Alden bangun dan menahannya. "Eh iya iya, ini aku mandi nih. Kamumah ambekan sekarang, ketularan Ammy nih pasti."
Putri melotot, "Cepet sana mandi!."
"Iya Putri, ini aku mau mandi. Galak banget, beneran ketularan Ammy inimah."
"Masih aja ngomongin Kak Ammy, bukannya cepetan."
"Iya Tuan Putri, ini ke kamar mandi nih. Udah kamu siap-siap juga, aku selesai kamu juga selesai. Gak usah cantik-cantik, ntar saingan aku nambah."
Alden masuk kedalam kamar mandi, tepat saat pintu kamar mandi ditutup Putri baru berani mengatakan yang Alden inginkan. "Mandi yang bersih sayang."
"Aku dengar loh Put."
👑👑👑
"Kak Taya mau kemana?."
Attaya menghentikan kegiatannya mengikat tali sepatu, "mau beli ketoprak sama Kak Satria sekalian lari muter komplek. Kamu mau nitip?."
"Enggak deh, aku gak kepengen ketoprak."
"Mau apa?."
"Ntar aja aku belinya sama Bang Alden."
"Ooh, mau jalan?."
"Naik motor kak, jalan mah cape."
"Iya deh terserah kamu, aku duluan ya Kak Satria udah nunggu didepan."
"bilangin Kakak aku mau pergi sama abang."
"Iya."
Alden keluar dari kamar Satria dengan keadaan segar sehabis mandi, rambutnya masih basah sehabis keramas. Putri jarang melihat Alden saat seperti ini, matanya sampai tidak berkedip memandang Alden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Putri dan K(satria)
Teen FictionCerita ini bukan tentang kisah fantasi kehidupan Tuan Putri di kerajaan, bukan juga kisah tentang Tuan Putri dan pangeran dari negri sebrang, atau kisah tentang perebutan tahkta kerajaan. Cerita ini sangatlah sederhana, tidak melibatkan banyak konf...