Putri hampir saja melupakan kenyataan bahwa teman-teman di sekolahnya sudah mengetahui hubungannya dengan Alden. Tidak sekolah selama dua hari tak membuat teman-temannya melupakan kejadian datangnya Alden ke sekolah mereka.
Ia kira mereka sudah tidak penasaran. Nyatanya Putri salah. Tepat setelah ia keluar dari mobil Dean, beberapa pasang mata langsung menyorotnya. Tatapan penasaran yang sangat tinggi secara terang-terangan tertuju padanya.
Dulu ketika Putri masih satu sekolah dengan si kembar ia terbiasa ditatap seperti itu. Dirinya bagaikan magnet yang menyedot perhatian sekitar. Tapi itu dulu, sudah lama sekali. Dan sekarang terulang lagi, dengan rasa yang berbeda.
"Kak Dean bilang apa tadi?."
"Makasih udah jadi temen kamu."
Deandra menatap punggung Dean yang menjauh, senyum kecil terulas dibibirnya. "Kayanya aku gak kalah beruntung dari kamu. Kamu punya Kak Satria dan aku punya Kak Dean."
Putri tersentuh mendengar perkataan Deandra. Ia tidak menyangka kalau sebesar ini pengaruhnya terhadap hubungan kakak beradik itu. "Aku seneng hubungan kalian membaik."
"kalau kamu gak keukeuh mau jadi temen aku waktu itu, mungkin aku masih akan ngejauhin Kak Dean. Sejak kita temenan aku sadar, seharusnya aku gak jauhin Kak Dean cuma karena takut orang-orang itu manfaatin aku buat deket sama Kak Dean. Kamu tau kan rasanya?."
Putri mengangguk, jelas ia pernah merasakannya. "Dulu juga aku ngerasain kaya kamu Dee. Mereka deketin aku, pura-pura baik ke aku cuma karena aku adiknya Satria. Apalagi waktu mereka tau aku deket sama si kembar. Kebayangkan susahnya nyari yang tulus diantara mereka yang cuma penasaran."
"Emang susah ya, jadi orang biasa diantara mereka yang luar biasa."
"Kita ini bukan orang biasa Dee, kita luar biasa dimata mereka yang kita anggap luar biasa. Aku yakin bagi Kak Dean kamu itu luar biasa."
Deandra mengangguk, ia menggandeng tangan Putri. "Ayo ke kelas."
Memasuki koridor utama mereka langsung disambut tatapan penasaran belasan pasang mata. Beberapa siswi menyapa mereka, Putri membalasnya ramah. Deandra hanya diam tak peduli, ia masih belum bisa membuka dirinya pada orang lain.
"Put, Dee!."
Dari atas tangga yang akan mereka naiki berdiri Lulu dan Defina yang menunggu kedatangan mereka. Defina mengacungkan ponselnya, "Put, kamu Cia sama Alden bikin konten bareng?."
Lulu memutar bola matanya, "biasa aja kali Dep, itu cuma qna biasa."
"Lu, ini itu enggak biasa. Selama ini netizen ngira Alden Cia punya hubungan, tiba-tiba Alden ngepost poto dia sama Putri, terus besoknya mereka bikin video bareng bertiga. Gila gak sih?, ini tuh mengguncangkan banget pasti buat para shippers Alden Cia."
"Ya ya ya, itu gak lebih penting dari kejutan yang nunggu Putri dikelas. Ayo Put." Lulu merangkul Putri yang masih bingung harus merespon apa.
Deandra sendiri hanya mengikuti Putri, ia juga menarik tangan Defina. "Ada apaansih dikelas?." Tanya Deandra penasaran.
"Serangan fans Alden." bisik Defina.
Tepat didepan pintu kelasnya Putri menghentikan langkah. Mulutnya sedikit menganga melihat tumpukan kado diatas meja dan kursinya. "Aku gak lagi ulang tahunkan sekarang Lu?."
"Enggak Put, itu kado-kado buat Alden sama kembarannya, ada yang buat Cia juga. Dikira rumah kalian deket kali ya?, gak ngerti aku sama cara pikir mereka."
"Princess, sini masuk. Tuh kadonya udah penuh." Ujar Ruly sambil menunjuk tumpukan kado itu dengan dagunya.
"Bujug dah Put, bukannya ulang tahun lu masih lama ya?." Edo yang baru saja datang ke kelas kaget melihat tumpukan kado dimeja Putri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Putri dan K(satria)
Teen FictionCerita ini bukan tentang kisah fantasi kehidupan Tuan Putri di kerajaan, bukan juga kisah tentang Tuan Putri dan pangeran dari negri sebrang, atau kisah tentang perebutan tahkta kerajaan. Cerita ini sangatlah sederhana, tidak melibatkan banyak konf...