Gombal Receh

109 14 9
                                    

Budayakan tekan bintang sebelum membaca ;)

Balok-balok dari permainan UNO stacko itu sudah tersusun rapih membentuk bangunan persegi panjang yang didirikan. Jemari kecil Putri sibuk menggeser salah satu balok yang berada ditengah. Ia menyentil pelan balok itu, membuat balok itu terdorong maju. "Yes."

Kini ibu jari dan telunjuknya bersiap menyapit balok itu. "Terus barenang, terus berenang." Ujarnya meniru perkataan Dory difilm finding nemo.

"Kakak pernah liat kamu di youtube-nya Triple A, kamu kenal sama mereka?."

Putri berhasil menyapit salah satu balok lalu menaruhnya ditumpukkan paling atas. "Oh, Kak Thania nonton channel mereka?."

Kini giliran Thania yang mengambil salah satu balok itu, ia melakukannya dengan mudah. "Aku suka dengerin lagu-lagu yang di cover Attaya, sama tutorial belajar alat musiknya juga seru."

"Iya, Kak Attaya bisa mainin banyak alat musik. Kakak paling suka cover Kak Attaya yang lagu apa?."

"Mm, lagunya Nadin Amizah yang sorai."

"Putri juga suka yang itu."

Yang terjadi selanjutnya adalah obrolan seru kedua perempuan itu. Mereka menghentikan permainan UNO balok begitu saja, dan melupakan kehadiran Satria disana.

"Jadi tuh aku udah kenal mereka dari kecil."

Thania sedikit terkejut mengetahui itu, "Woah, gimana ceritanya?."

Kini posisi duduk Putri berubah menjadi menghadap Thania dan membelakangi Satria. Binar antusiasnya terpancar jelas, ia sangat senang bisa membahas anak kembar itu. "Kita dulu tuh tetangga Kak, cuma longkap satu rumah doang."

"Deket banget dong itumah."

Kepala Putri menangguk cepat, "iya, setiap hari Putri main sama mereka. Berangkat ngaji bareng, sekolah bareng."

Melihat reaksi Putri yang antusias membuat Thania penasaran dengan ceritanya. Ia melirik Satria yang tersenyum hangat kearahnya. "Deket sama keluarganya juga dong?."

"Iyadong, Tante Delin, Om Rizky, Kaisar Ali, Kak Taya, Kak Ammy, Abang." Ujar Putri mengabsen keluarga Alden.

"Kaisar Ali siapa?."

"Oh, itu anak tertua Tante Delin. Aku manggil Kaisar karena Bang Ali udah menjadi bagian dari keluarga kerajaan."

Thania terkekeh, "keluarga kerajaan?."

"Iya keluarga kerajaan. Kan ada Ksatria, Kaisar Ali, pangeran dari negri sebrang, penasehat kerajaan, panglima perang, sama Putri."

Satria tertawa kecil, ia mengacak-acak rambut Putri gemas. "Dasar Tuan Putri."

"Ksatria rambut Tuan Putri jadi berantakan." Tutur Thania sambil merapihkan rambut Putri.

Putri mengangguk, ia menoleh pada Kakaknya. "Tuh Ksatria dengerin, masa rambut Tuan Putri berantakan. Mulai hari ini Kak Thania Putri angkat jadi asisten Tuan Putri."

Langsung saja Satria menyentil kening Putri, "masa Thania jadi asisten kamu."

"Jadi apa dong?, masa jadi selir raja."

Thania tak bisa tidak tertawa mendengarnya. Ekspresi Putri saat mengatakannya sangatlah lucu, dengan wajah kesal bercampur bingung. "Gapapa Put, aku jadi asisten Tuan Putri aja."

"Untuk saat ini jadi asisten Tuan Putri dulu ya Kak, ntar kalo Putri udah nemu posisi yang bagus Putri ganti lagi." Putri berkata seolah-olah dirinya benar-benar akan menjadikan  Thania sebagai asisten Tuan Putri dikerajaan sungguhan.

Tuan Putri dan K(satria) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang