Tahun Ajaran Baru

68 8 1
                                    

"Kalau mulai gak nyaman gara-gara temen cowok ngedeket kamu langsung pergi aja. Kalau gak enak badan langsung ke uks, bilang sama Lulu, Defina, Dee. Kalo ada apa-apa langsung telepon kakak."

Putri melebarkan senyumnya, ia sudah mendengar perkataan yang sama sebelum Satria mengantarnya ke sekolah. "Iya kak, kakak tenang aja Putri gak akan kenapa-napa."

"Udah kelas dua belas sekarang, belajar yang bener ya."

"Dari dulu juga udah bener belajarnya."

"Yaudah Kakak pulang ya."

Putri mengangguk, melambaikan tangannya, "dadah."

"Hati-hati." Pesan Putri yang dibalas anggukan singkat sebelum Satria pergi melajukan motornya.

Dengan perasaan yang senang bercampur gugup Putri memantapkan hatinya memasuki sekolah. Tahun ajaran baru, Putri melihat wajah-wajah baru berdatangan ke dalam sekolah.

Belum juga Putri melewati gerbang sekolah namun sudah banyak teman-teman yang menyapa dirinya. Seperti biasa Putri membalas semua sapaan itu dengan ramah, termasuk sapaan dari satpam sekolahnya.

"Princess!."

"Putri ku!."

"Anak mama?!."

Beberapa meter dari Putri berdiri, ketiga teman dekatnya berlari menghampiri Putri. Akibatnya banyak murid-murid lain yang menoleh menatap Putri.

Tubuh Putri di tubruk dari berbagai arah, pelukan hangat menyambutnya. Sekarang mereka sudah persis seperti tinky winky, dipsi, lala, dan poo yang sedang berpelukan.

"Ya ampun, gak gue sangka kecil-kecil ngangenin juga lo Put." Ucap Lulu sesudah mengurai pelukannya.

Belum sempat Putri menyaut kedua tangan Defina sudah nyubit pipi Putri. "Kalo gue sih udah tau bakal kangen sama nih bocah satu."

"Berarti gue doang yang gak kangen sama kalian-kalian pada." Tukas Deandra bangga sambil mengibaskan rambutnya.

"Alah, yang suka maksa-maksa ngajakin main kerumah Putri siapa?." Ujar Defina mengungkit-ngungkit.

"Siapa?, Lulu kali." Sahut Deandra yang memiliki tingkat gengsi diatas rata-rata.

"Iya percaya kok percaya. Ayo kita ke kelas."

👑👑👑

Memasuki lapangan sekolah yang sudah terisi lebih dulu oleh para murid-murid baru membuat Putri kembali mengingat masa-masa ia pertama masuk ke sekolah ini. Dulu Putri sama seperti mereka, menatap antusias sekeliling sekolah barunya, memperhatikan wajah-wajah kakak kelas, sibuk berkenalan dengan teman-teman baru.

Rasanya belum lama Putri mengenalkan diri pada teman-temannya, tau-tau sudah berada di tingkat paling atas. Sudah kelas dua belas, menjadi murid tertua di sekolah bersama teman seangkatan. Ah, begini rasanya jadi senior.

"Kayanya murid barunya lebih banyak dari yang tahun kemarin." Ujar Putri setelah selesai dari kegiatan flashback dadakan.

"Iya, katanya sampe nambah kelas. Tahun ini sekolah kita jadi sekolah favorit." Sahut Rida yang berdiri disamping Putri.

"Gue juga denger dari guru-guru kaya gitu. Banyak yang minat masuk sini, sampe gelombang tiga gak jadi dibuka karena udah kepenuhan kuotanya." Nilu menyambung ucapan Rida.

Putri sedikit terkejut mendengarnya, ada rasa bangga karena sekolahnya banyak diminati dan juga menjadi salah satu sekolah favorit di kota ini. "Sayangnya kita udah kelas dua belas, kita lulus sekolah ini tambah bagus."

Tuan Putri dan K(satria) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang