Budayakan tekan bintang sebelum membaca.
"Put, nanti kamu pulangnya sama Bang Alden ya. Kakak gak bisa jemput soalnya."
"Aye-aye captain!."
Putri mengangkat tangan kanannya berlagak hormat pada sang Kakak. "Perintah diterima, siap laksanakan."
Satria ikut mengangkat tangannya membalas hormat Putri. "Laksanakan, kembali ke kelas. "
"Siap!, kembali ke kelas. " Jawabnya disambung cengiran yang membuat Satria gemas ingin mencubit pipinya.
Sebelum pergi ke kelasnya Putri menyalami Satria dengan takjim lalu memeluk Kakaknya sebentar, "Putri sayang Kak Satria."
Belum sempat Satria menjawab anak perempuan itu sudah lari menuju kelasnya meninggalkan Kakaknya yang masih termanggu ditempat.
👑👑👑
Hari ini tingkah teman-teman Putri sedikit berbeda, mereka bersikap sangat baik pada Putri, ada yang tiba-tiba memberikannya sekotak susu, ada yang mengepangi rambutnya, ada yang memberikannya sebuah pensil ketika pensilnya patah, Putri merasa seluruh perhatian terarah padanya.
Memang ia memiliki teman-teman yang baik, tapi hari ini mereka agak berlebihan meskipun Putri senang-senang saja menerima perlakuan teman-temannya. Ia bahkan tidak jajan waktu istirahat, karna teman-temannya yang membelikan makanan untuknya. Mereka bilang "ini khusus untuk hari spesial."
Putri tidak mengerti hari spesial apa?, seingatnya ini bukan hari pahlawan, hari pendidikan nasional, hari buruh, ataupun tanggal merah lain dikalendernya. Memangnya hari ini tanggal berapa?, salah satu kebiasaan buruk Putri adalah selalu lupa tanggal.
"Lihat, Tuan Putri kita sedang termanggu sendirian. "
Mendengar suara yang sudah sangat dihafalnya membuat Putri menoleh, ternyata yang ditunggu sudah didatang. Putri lekas bangun dan menghampiri ketiga kembaran itu. "Hari ini Kak Satria gak bisa jemput."
"Iya, abang tau kok." kata Alden menyeringai.
"Abang tau dari mana?." Tanya Putri bingung, karna seingatnya ketika berangkat sekolah tadi mereka tidak bertemu.
"Ehh, tau dari..."
"Ayo pulang Put, kamu mau dibocengin siapa?." Sela Attaya menyelamatkan Alden dari kebingungan menjawab.
"Jangan sama aku ya Put, kamu mau duduk dimana nanti." Sambung Amaris sambil berputar-putar kecil dengan sepatu rodanya.
"siapa juga yang mau dibocengin sama kamu Amm." Timpal Alden meledek kembarannya.
Putri tertawa kecil, ia memilih dibocengi oleh Attaya. Alasannya ia masih trauma jatuh dari sepeda dengan Alden. Attaya mengayuh sepedanya dengan pelan, menikmati perjalanan.
Bukan Putri namanya kalau hanya diam memperhatikan sekitar, mulutnya akan gatal bila hanya diam. "Kak, masa hari ini teman Putri aneh."
"Aneh kenapa?."
"Aneh aja, mereka baik banget hari ini, perhatian sama Putri. Lebih baik dari biasanya."
"Bagus dong kalo gitu."
"Iya sih, tapi Putri bingung. Pas Putri tanya mereka kenapa, mereka cuma jawab 'khusus untuk hari spesial'. Emang sekarang hari spesial apa?. "
"Hari ini spesial banget, pake telor tiga."
"Kok gitu?."
"Iya martabak telor spesialkan telornya tiga." Jawab Attaya menyeringai.
Putri mencebikkan bibirnya, mencoba menebak-nebak kenapa hari ini orang-orang bertingkah aneh. Ia menoleh kebelakang melihat Alden yang sedang melihat kearahnya juga, "Apa?." Itu yang tergambar dari wajah Alden.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tuan Putri dan K(satria)
Teen FictionCerita ini bukan tentang kisah fantasi kehidupan Tuan Putri di kerajaan, bukan juga kisah tentang Tuan Putri dan pangeran dari negri sebrang, atau kisah tentang perebutan tahkta kerajaan. Cerita ini sangatlah sederhana, tidak melibatkan banyak konf...