PART 5

1K 119 4
                                    

Seharian ini Naya benar benar dibuat uring uringan. Mau tak mau akhirnya dia harus mengikuti seleksi calon anggota OSIS pagi tadi. Usai wawancara tadi, tak habis habisnya Naya mengumpat dijalan.

Bayangkan saja, wawancara macam apa dengan membentak bentak peserta ? Udah gitu dijawab sala, nggak dijawab juga salah. Hampir saja Naya tadi kelepasan karena saking emosinya.

Udah nggak peduli lagi apa yang Elsa billang kalau tadi itu cuma akting buat ngetes mental peserta. Bullshit. Mau akting mau enggak, Naya tidak peduli. Yang jelas Naya tidak suka dibentak bentak seperti tadi. Dan kejadian tadi menambah kadar kebencian Naya pada organisasi itu.

"Udahlah Nay. Bukan cuma lo kali yang kena bentak. Gue sama Elsa juga. Lagian kan itu cuma akting buat ngetes mental kita." Ujar Nina mencoba meredam emosi Naya yang sedari tadi belum kunjung reda.

"Ya tetep aja gue nggak suka. Gue jadi heran deh sama lo Nin. Sejak kapan lo antusias banget sama OSIS? Lo ya El yang hasut Nina?"

"Sembarangan lo kalo ngomong." Elsa yang tidak terima dengan tuduhan Naya lantas melemparkan tissue ke wajah Naya.

"Terus ?"

Nina menghela nafas. Setelah itu baik Naya maupun Elsa dibuat bingung karena tiba tiba pipi Nina bersemu merah dengan sendirinya dan tiba tiba tersenyum salah tingkah.

"Karena emmm... Aldi."

Sontak Naya dan Elsa melotot tak percaya. Untung saja Naya baru mau menenggak minumannya. Kalau terlanjur, bisa dipastikan minuman yang masuk ke mulutnya akan tersembur.

Heran dengan Nina yang tanpa angin tanpa hujan tiba tiba antusias ikut seleksi OSIS. Dan hal itu dikarenakan cowok yang diuber uber kakak kelas genit itu ? Cowok yang memergoki Naya juga Erlin di ruang OSIS ? Juga cowok yang tadi dengan terang terangan memperingatkan mereka tadi pagi ?

Tidak tidak, bukan hanya itu. Cowok bernama Aldi itu bahkan jauh dari tipe cowok yang disukai Nina. Nina suka cowok yang keren, iya sih Aldi memang Naya akui keren visualnya juga mendukung. Tapi Nina suka cowok yang romantis dan humoris, dan heii apakah Aldi romantis dan humoris ? No no no, bahkan mukanya lempeng udah mirip jalan tol. Sejak kapan selera cowok Nina berubah ?

"Gila lo!" Hanya dua kata itu yang mampu mewakili suara hati Naya untuk Nina.

"Ih jangan pandang sebelah mata. Coba lo lihat pahatan Tuhan nan sempurna itu. Udah ganteng, tinggi, pinter, aaaa idaman." Jawab Nina sembari membayangkan sosok Aldi dipikirannya.

"Sejak kapan selera lo berubah ?"

"Sejak ada Aldi." Ujarnya sumringah, mirip dengan fangirl yang berteriak teriak histeris ketika melihat idolnya.

"Fix temen lo gila." Bisik Elsa pada Naya lantas bangkit menuju kasir.

***

Ah leganya, akhirnya hari libur pun tiba. Kesempatan untuk Naya melampiaskan waktu tidurnya yang terbatas dihari hari biasa. Dan juga penetralisir hati dan pikiran Naya setelah tiga hari yang lalu pikiran dan batinnya tersiksa dengan seleksi abal abal itu.

Hari ini Naya benar benar malas beranjak dari kamarnya. Biasanya dia selalu semangat jika diajak Reza lari pagi dengan teman temannya, biasa kesempatan buat bikin mata Naya melek lihat teman teman kakaknya yang parasnya lumayan semua. Tapi kali ini kasur dan selimutnya kembali mengalahkan segalanya.

Camilan, susu hangat, laptop, dan film. Fix, bagaikan surga dunia bagi Naya. Jangan lupakan ponsel dengan kuota yang selalu full untuk stalking make up tutorial ketika dia bosan menonton film.

'Tingg'
Notifikasi diponselnya berbunyi. Matanya kembali melebar melihat isi notif tadi.

"Duh gue lupa lagi minggu ini nggak upload video." Seketika Naya bangkit dan beringsut menyingkirkan selimut yang masih membalut tubuhnya.

Ternyata tadi adalah notifikasi dari salah satu subscriber nya yang mengomentari instastorynya, intinya mengingatkan Naya untuk upload video minggu ini.

Sebenarnya Naya senang juga sih. Diawal awal dia memulai kontennya ada juga yang tertarik dan perhatian. Tapi mendadak semuanya jadi kacau. Pikirannya kembali buyar. Naya paling tidak bisa mengerjakan sesuatu tanpa dijadwal terlebih dahulu.

Biasanya dia selalu membuat kerangka sebelum me-record videonya. Dan minggu ini sama sekali tidak ada planning untuk itu. Kalau tidak Naya kerjakan sekarang, berarti seminggu full ini dia tidak upload video sama sekali di youtube. Dan Naya takut akan berpengaruh dengan jumlah viewers dan subcribernya. Maklum masih awal awal bikin konten.

Selepas menenggak habis satu gelas besar susu coklatnya, Naya buru buru mandi. Sebuah keajaiban, yang biasanya mandi bisa sampai berjam jam, kali ini 10 menit Naya sudah selesai mandi.

Selesai ganti baju dan menata rambutnya, Naya lantas mulai mengeluarkan peralatan untuk membuat video. Dan ini pertama kalinya Naya akan membuat video tanpa menulis kerangka terlebih dahulu. Naya juga tidak yakin sebenarnya, cuma karena didesak waktu Naya berpikir tak ada salahnya mencoba.

'Tingg'
Notifikasi ponselnya kembali menghentikan Naya yang baru saja akan mulai merekam. Naya lantas berjalan cepat menuju nakas disebelah kasurnya. Berniat melihat isi notifikasinya lalu kemudian akan Naya matikan ponselnya agar tidak mengganggu.

Raut mukanya masih cuek walau penasaran dengan isi notif itu. Dan beberapa detik kemudian, Naya benar benar dibuat menganga tidak percaya.

***

Seperti biasa layaknya hari libur sebelum sebelumnya, Aldi selalu menyempatkan diri untuk bersepeda mengelilingi kompleks perumahannya. Selama 30 menit kemudian kembali mengayuh sepedanya menuju rumah.

Dan seperti biasa, roti dengan selai kacang dang susu vanilla sudah tersaji dimeja makan. Sebelum beranjak mandi, Aldi terlebih dahulu menghabiskan makanan yang sudah disiapkan Bi Yati.

Orang tuanya memang jarang berada di rumah. Apalagi sekarang mereka tengah disibukkan dengan proyek barunya di Hawaii. Jadi semua kebutuhan Aldi maupun adiknya dibantu oleh Bi Yati, asisten rumah tangganya yang sudah bekerja lama disitu. Dan baik Aldi maupun adiknya tidak pernah keberatan dengan kesibukan orang tuanya yang jarang pulang itu.

Toh kedua orang tuanya masih sering bertukar kabar dengannya. Dan selama kebutuhannya tercukupi Aldi tidak mempermasalahkannya. Semudah itu. Karena memang sifat Aldi yang tak mau ambil pusing. Yang jelas Aldi juga membalas apa yang orang tuanya berikan dengan menjadi siswa yang aktif di sekolah maupun diluar sekolah.

Kerap kali Aldi memenangkan beberapa penghargaan atas karya fotografinya. Dan orang tuanya pun turut mengapresiasi dengan memberikan semua fasilitas fotografi. Makanya tidak heran jika kemana mana Aldi selalu membawa kameranya, dan ia rawat dengan baik.

Tak terasa sudah empat lembar roti tawar Aldi habiskan. Kemudian meminum susunya hingga tandas lalu beranjak mandi.

Bunyi notifikasi ponselnya mengurungkan niatnya untuk mandi. Matanya yang dalam itu semakin menyipit tajam menelusuri setiap kata yang merupakan isi dari notifikasi tadi. Sesaat kemudian senyum menghiasi wajahnya.

***

Hamdalah bisa rajin update wkwk

Adakah yang masih setia baca kisah Naya ?
Unjuk jari dong

Semoga sukaaaa😘

Make Up HOLIC (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang