PART 22

766 107 2
                                    

Akhirnya tugasnya untuk mencetak brosur dan spanduk selesai sudah. Melaporkan pengeluaran untuk pencetakan sudah. Masih satu tugas lagi sebelum Naya bisa bernafas lega. Dan sebenarnya ini adalah tugas paling berat dan membosankan. Terlebih lagi tenaganya bisa terkuras.

Sore ini adalah waktunya untuk memasang spanduk dan membagikan brosur brosur itu. Terlihat sepele, tapi sebenarnya sangat melelahkan. Dulu saja waktu membagikan undangan pemilos yang notabene nya hanya dibagikan satu sekolah, Naya benar benar kelelahan. Apalagi sekarang yang harus dibagikan diluar sekolah.

Tidak bisa membayangkan ketika dia harus berpanas panasan dibawah matahari yang terik. Terkena polusi dimana mana. Belum lagi keringat yang bisa mengakibatkan make up-nya luntur. Naya bergidik ngeri. Untung saja dia tadi membawa topi dan masker dari rumah. Setidaknya bisa meminimalisir efek negatif tadi.

Keduanya sudah terpakai rapi. Dan sekarang Naya siap membagikan ke lingkungan luar sekolah.

"Udah?" Tanya Aldi memastikan. Naya hanya mengangguk.

"My hunny bunny swetie!!!!"

Baik Naya maupun Aldi urung mengenakan helm. Keduanya saling pandang. Kemudian Naya memutar bola matanya jengah. Sudah hafal betul dengan suara tadi. Suara melengking dan agak serak. Siapa lagi kalau bukan suara si nenek lampir Kiki.

"Kamu mau kemana?" Tanya Kiki

Aldi memilih untuk tidak menggubris fans setianya. Baginya kedatangan Kiki justru akan membuat situasi runyam dan merepotkannya. Tak ada yang menjawab pertanyaan Kiki sama sekali. Sedangkan motor Aldi sudah dinyalakan oleh empunya.

"Apa apaan sih!" Bentak Aldi ketika kunci motornya dicabut dan diambil alih oleh Kiki.

"Kamu sih nyuekin aku. Kamu mau kemana? Ikut ya?" Tangannya kemudian bergelayut dilengan Aldi yang langsung mendapat penolakan.

Naya berdeham, "Maaf ya, kami buru buru. Jadi tolong kembalikan kunci motor Aldi."

Mata Kiki memicing. Kemudian menelusuri Naya dari atas sampai bawah. "Orang Aldi aja biasa, kenapa lo yang sewot?! Mending lo urusin aja tuh muka lo, dempulnya udah mulai luntur tuh."

Tangan Naya mengepal, giginya bergemerutuk menahan kekesalan. Bisa bisanya Aldi tahan diuber uber cewek semacam Kiki. Padahal begini saja Naya sudah benar benar jengkel dan ingin sekali menjahit mulut kecilnya yang sering melontarkan kata kata kurang ajar. Lalu seberapa kesalnya Aldi yang tiap hari dikejar melulu.

Tanpa persetujuan siapa pun, Kiki tiba tiba naik ke boncengan Aldi. Terpaksa baik Aldi maupun Naya harus terperangah karena ulah nekat Kiki.

"Turun nggak!" Perintah Aldi dengan nada ketus.

"Pokoknya aku ikut. Lagian kontaknya kan aku yang pegang, jadi kalau aku turun pun kamu nggak bakalan bisa pergi sweetie." Ujar Kiki sambil mengulurkan kedua tangannya berniat untuk memeluk Aldi.

"Lepas!"

Naya yang sedari tadi bergeming akhirnya memilih untuk menjauh. Percuma saja dia ada disana. Sangat unfaedah. Yang ada tugasnya tidak kelar kelar.

"Nay lo mau kemana?!" Teriak Aldi.

"Gue bareng Deni aja. Sama lo kerjaannya nggak bakalan kelar ditinggal pacaran mulu!" Balas Naya dengan suara yang tak kalah nyaring.

***

Ada beberapa anggota OSIS yang bertugas untuk memasang spanduk dan juga pamflet ditempat-tempat yang sudah ditentukan, sisanya membagikan brosur di sekitar titik nol km. Kebetulan Naya mendapat tugas untuk membagikan brosur saja. Naya tidak bisa membayangkan kalau dia harus membagikan brosur sekaligus memasang pamflet dan spanduk, pasti capeknya sampai sumsum tulang.

Make Up HOLIC (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang