PART 6

1K 117 1
                                    

"Ninaaaaa!!!"
Sontak seluruh penghuni kelas X-3 yang tengah asyik dengan aktivitasnya, menoleh kearah Naya yang kini tengah berdiri didepan kelas.

Naya tidak peduli dengan tatapan teman temannya. Kakinya melangkah cepat menuju meja Elsa yang juga dikerumuni Nina dan Erlin.

"Ikut gue!" Naya menarik paksa Nina didepannya, tapi Nina mengelak.

"Apaan sih lo Nay?!"

"Gara gara lo ya Nin, gue jadi anggota OSIS!"

Sontak tiga pasang mata dihadapannya membelalak tidak percaya. Sungguh sebuah keajaiban jika Naya bisa masuk organisasi itu. Padahal saat seleksi saja Naya menjawab setiap pertanyaan dengan asal.

Bahkan Naya sendiri juga shock ketika melihat email yang masuk jika dia terpilih jadi anggota OSIS kemarin. Naya juga yakin jika Elsa dan Nina tidak terpilih. Jika mereka terpilih pasti kemarin mereka berdua sudah men-spam dirinya.

Naya juga tidak tahu kenapa dirinya yang terpilih ? Padahal Elsa yang sudah mempersiapkan semuanya dan memang benar benar tertarik justru tidak terpilih. Ingin sekali rasanya Naya keluar dari organisasi itu. Tapi sudah tertulia diaturan jika anggota tidak boleh mengundurkan diri kecuali memiliki masalah yang mendesak.

"Sumpah?! Demi apa?!" Tanpa seizin Naya, Elsa langsung menyambar ponsel yang Naya genggam.

Naya tak bereaksi apapun ketika ketiga temannya mulai membaca email kemarin sore yang sukses membuat Naya terhenyak.

"Fix lo beruntung." Ujar Elsa sambil mengembalikan ponsel Naya.

"Beruntung apanya coba ?"

"Beruntung bisa ketemu Aldi terus." Timpal Nina sambil bertopang dagu. Seolah harapannya yang dia bangun dulu hancur berkeping keping.

"Hah?"

"Gini loh Nay. Mereka aja yang bisa dibilang niat nggak kepilih. Sedangkan lo yang mungkin nggak begitu tertarik dan cenderung acuh justru terpilih. Berarti lo beruntung Nay. Lagian OSIS nggak selamanya buruk kok." Papar Erlin.

Naya semakin bingung. Baik buruknya OSIS nggak berpengaruh buat Naya. Intinya Naya tidak suka dan tidak tertarik.

Lagian sejak kapan teman temannya jadi maniak OSIS ? Apa juga karena Aldi Aldi itu ?
Ah Naya jadi heran. Seberapa pengaruh cowok sepantaranya itu hingga membuat teman temannya klipuk.

"Yaudah lo tukeran posisi sama gue aja. Lagian gue juga ogah ikut organisasi begituan." Kata Naya akhirnya. Tapi baik Elsa maupun Nina menggeleng.

Kecewa itu pasti ada, apalagi buat Elsa yang memang sudah berniat untuk bergabung di organisasi itu. Nina juga, yah walaupun alasannya konyol tapi tak urung dia juga sedikit kecewa. Tapi mau bagaimana lagi, mereka juga tahu tata aturan sebagai anggota OSIS. Karena mereka juga mendapatkannya ketika seleksi.

"Kok pada diem aja ? Kalian marah sama gue ? Iri ? Ambil sono ambil. Gue juga nggak niat dan nggak ngarep diterima." Dengus Naya kemudian berlalu menuju bangkunya.

Sedangkan Erlin sebagai pihak yang bisa dibilang netral hanya bisa geleng geleng kepala. Sebenarnya itu semua adalah faktor keberuntungan dan ketidaksengajaan. Dari Elsa dan Nina yang mendaftarkan Naya, hingga kini justru Naya lah yang terpilih. Jadi bukan salah Naya ataupun Elsa dan Nina.

Dan Erlin yakin pasti sebentar lagi mereka akan kembali seperti biasa.

***

Menunggu 10 menit lagi menuju jam istirahat terasa lama sekali. Di whiteboard masih tertulis beberapa rumus matematika yang semakin membuat mata menjadi pedih. Apalagi Aldi yang sekarang benar benar tersiksa karena kelaparan.

Make Up HOLIC (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang