PART 33

757 103 19
                                    

Berkali-kali Naya mendecak kesal. Pasalnya ketiga teman Naya itu terus menerus meneror lewat grup chat. Padahal Naya sedang menonton film incarannya ditelevisi yang ia lewatkan jadwal tayangnya di bioskop. Jadinya ada banyak adegan yang terlewat, karena harus meladeni teman-temannya.

Mulai dari Elsa yang mendadak ragu dengan dress yang baru diberi kemarin. Padahal dress yang dibelinya itu benar-benar cocok dengan Elsa. Memang dasar Elsa satu-satunya teman Naya yang paling kolot soal fashion.

Beda lagi dengan Nina yang heboh ketika tiba-tiba ada beberapa jerawat muncul diwajahnya. Hingga dia merecoki Naya dengan pertanyaan seputar skincare yang bisa menghilangkan jerawat dalam semalam.

Lalu Erlin yang ternyata juga tidak mempunyai sepatu heels, dan kemarin pun gadis itu lupa membelinya. Alhasil dia turut merepoti Naya agar bisa meminjamkan salah satu heels-nya. Padahal Naya sendiri hanya punya sepasang, karena Naya lebih nyaman dengan flat shoes.

"Bu, punya sepatu heels berapa?" Tanya Naya pada ibunya yang sedang fokus dengan layar kaca.

"Berapa ya? Coba nanti kamu cek di rak sepatu. Buat apa?"

"Besok malam ada prom. Erlin lupa nggak beli sepatu heels." Jelas Naya. Ibunya hanya ber-oh ria kemudian kembali fokus pada layar kaca yang menayangkan siaran berita.

Naya kemudian beranjak dari ruang keluarga menuju rak sepatu. Ada beberapa pasang sepatu disana, mulai dari koleksi flat shoes-nya, sepatu sport Reza, dan beberapa heels ibunya. Matanya mulai beredar mencari koleksi heels ibunga yang kira-kira cocok dengan dress yang akan dipakai Erlin besok.

Dress Erlin berwarna coklat tua. Naya pikir heels coklat muda dengan sedikit ornamen bunga di pengaitnya akan terlihat bagus untuk Erlin. Kemudian dia menekan tombol kamera pada ponselnya, untuk kemudian mengirim gambar tersebut pada Erlin.

Setidaknya sekarang Elsa, Nina, dan Erlin tidak akan menerornya lagi. Untuk masalah Elsa dan Nina, bisa diselesaikan besok.

Sekarang Naya lebih memilih untuk mempersiapkan wajahnya agar terlihat lebih bagus besok. Mulai dari membersihkan mukanya, scrub, masker, dan beberapa step skincare kekinian lainnya. Tadi Naya sempat membuka youtube tentang persiapan wajah sebelum make up untuk acara resmi. Dan kini ia sedang mengaplikasikannya.

"Ribet banget sih Nay." Komentar ibunya melihat Naya sibuk dengan berbagai produk perawatan kulit.

"Kan besok acara penting, bu. Harus terlihat wow lah. Siapa tahu ada cowok yang nyantol." Gurau Naya diikuti dengan kikikannya.

"Loh, bukannya kamu sudah punya pacar?" Ibunya sekilas mengernyit.

"Pacar mana? Naya belum punya." Jawab Naya sambil kembali mengoleskan masker pada wajahnya.

"Yang dulu jemput kamu pagi-pagi itu."

Seketika tebakan Naya langsung mengarah ke Aldi. Selama ini belum pernah ada teman cowok yang menjemputnya. Dan aldi lah satu-satunya cowok yang pernah berkunjung dan menjemput Naya.

"Itu teman, bu." Kilah Naya. Tapi memang benar kan mereka hanya berteman? Walaupun suara hatinya yang paling dalam mengharap lebih dari itu.

"Masa sih? Tadi ibu lihat kalian peluk-peluk gitu didepan."

Tangan Naya yang sedari tadi sibuk mengoleskan masker diwajahnya mendadak terhenti. Jadi saat itu ibunya juga melihatnya? Lebih tepatnya melihat Naya dan Aldi berpelukan tadi.

Mendadak Naya menyesali dan mengutuk dirinya yang lepas kendali kala itu. Batinnya sekarang berperang. Memang hati dan otaknya tidak pernah sinkron akhir-akhir ini.

"Enggak ah! Ibu salah lihat kali."

Alis ibunya bertaut. Sejenak berusaha mengingat kejadian yang dilihatnya tadi. "Ah ibu yakin itu kamu. Mata ibu masih normal ya."

Make Up HOLIC (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang