PART 18

834 115 0
                                    

Suasana pagi ini benar benar mendukung mood Naya. Senyumnya sedari bangun tidur hingga kini dia tiba di sekolah tak hilang. Wajahnya seolah memancarkan kilat cahaya kebahagiaan baginya. Ditambah dengan langit yang cerah, udara segar, makin membuat senyuman Naya makin melebar. Bahkan sesekali Naya memekik karena saking senangnya.

Kali ini Naya sudah siap lebih pagi dari biasanya. Dari yang sebelumnya menu sarapan menunggu Naya datang, kini berganti dengan Naya yang menunggu sarapannya dihidangkan oleh ibunya. Sesekali suara pekikan bahagia keluar dari mulut Naya. Reza yang baru saja keluar dari kamarnya dibuat heran oleh tingkah adiknya yang tidak biasa ini.

"Kesambet setan ya dek?" Tanya Reza sembari duduk disebelah Naya yang masih asyik memelototi ponselnya.

"Ih apaan sih. Orang aku baik baik aja." Jawab Naya sewot.

"Ya habis tumben gitu udah rapi sepagi ini, kan biasanya masih ribet pasang dempul. Terus pake ketawa ketawa nggak jelas gitu."

"Lihat nih ya kak, subscriber aku tuh udah hampir 500, aaaaaaaa!!" Ujar Naya histeris sambil menunjukkan angka subscriber diponselnya.

"Ih baru aja segitu hebohnya selangit, kirain udah beratus ribu." Ejek Reza yang tengah menggigit roti yang baru saja disajikan oleh ibunya.

"Alah kalau iri tuh bilang aja."

Akhirnya kedua kakak beradik itu bersahut sahutan saling melontarkan ejekan. Mungkin tidak akan pernah selesai jika Wulan tidak menengahi keduanya. Kemudian berakhir dengan saling melontarkan pelototan tajam mereka sambil melahap sarapannya. Namun pada akhirnya akan kembali seperti semula tanpa mereka sadari.

***

Sudah lumayan lama Naya tidak mendapatkan tugasnya sebagai salah satu pengurus OSIS. Bukan berarti Naya merindukan, hanya saja Naya sudah terlanjur nyaman dengan hari harinya yang santai tanpa ada segunung kerjaan yang harus segera dia selesaikan sesuai deadline yang ditentukan. Dan kini tugas tugas itu kembali lagi merenggut ketentramannya.

Baru saja ia dan teman temannya merencanakan untuk hangout usai sekolah, tetapi secara tiba tiba ada salah satu pengurus OSIS yang menghantarkan undangan rapat untuk Naya sepulang sekolah. Moodnya yang benar benar sedang bagus hari ini mendadak down. Ini semua gara gara organisasi terkutuk itu.

Sudah pusing mikirin project yang akan dilaksanakan, belum lagi mengerjakan ini itu. Dan semua menyita waktunya. Waktu Naya untuk bersenang senang, bahkan menyita waktu untuk Naya record video. Alhasil semuanya menjadi berantakan gara gara tugas tugas segunung nan dadakan itu.

"Sabar ya Nay." Ujar Erlin sembari mengulurkan tangannya dan mengusap punggung Naya pelan. Begitu juga dengan Nina dan Elsa yang turut menatap iba pada Naya.

"Sabar sabar, ini semua juga gara gara kalian. Terutama lo berdua!" Naya memelototi tajam kearah Nina dan Elsa yang seketika langsung merubah raut wajah ibanya. Mereka berdua hanya bisa terkekeh dan menggaruk kepalanya salah tingkah, yang hanya dihadiahi dengusan kesal Naya.

Memang ya, bicara itu mudah sekali. Sudah gratis, terus enak banget itu mulut main ngeluarin rentetan kata kata sok bijak padahal belum pasti bisa dilakukan didunia nyata. Apalagi menjerumuskan teman. Arrghhh, Naya hanya bisa menggeram kesal jika mengingat kejadian dimana dia dijadikan umpan oleh sahabatnya sendiri. Untung sahabat.

"Yaudah lah Nay, kan masih ada banyak waktu. Kita kan juga masih bisa jalan bareng selain hari ini." Ujar Nina menenangkan.

Tapi sayangnya tidak mempan, "Nggak! Pokoknya kalian nggak boleh hangout tanpa gue!"

***

"Tujuan kita mengadakan rapat ini adalah untuk membahas project sekolah selanjutnya. Yaitu acara ulang tahun sekolah. Tentu saja acara ini bukan acara kecil dan tidak main main. Maka dari itu kita harus mempersiapkan semuanya sedini mungkin. Masih ada waktu kurang lebih satu bulan untuk mempersiapkan dari acara pembuka sampai puncak acara." Ujar Gading selaku ketua OSIS baru mulai memaparkan apa tujuan dari rapat yang diadakan hari ini.

Seperti pada rapat rapat sebelumnya, Naya tak begitu memperhatikan apa yang disampaikan. Dia lebih memilih melihat video tutorial make up diam diam dengan memakai bluetooth earphone kemudian ia tutupi dengan rambut yang sengaja dia urai. Hanya sesekali saja Naya memperhatikan kedepan, agar seolah olah terlihat memperhatikan.

Begitu fokusnya pada video yang sedang diputar, hingga Naya kembali sadar saat ada tangan yang tiba tiba mengambilalih ponselnya. Tak perlu ditanya lagi, Naya benar benar bete dan kesel banget. Kalau saja bukan dalam situasi rapat seperti ini, sudah Naya babat habis orang itu.

"Lo?" Desis Naya dengan ekspresi terkejut saat tahu jika Aldi lah yang mengambil ponselnya. Tapi Aldi hanya mengangkat satu alis dan mengedikkan bahunya.

"Balikin hp gue!" Desis Naya penuh tekanan.

"Gue nggak mau punya partner yang nggak ngerti apa apa ketika diajak bekerja. Jadi simpan hp lo atau gue yang simpan." Balas Aldi yang semakin membuat Naya makin kesal. Wajahnya sudah merah padam. Untung saja Naya masih bisa mengontrol emosinya.

"Gue udah minta baik baik ya, lo nggak usah ngelunjak! Sekarang gue minta balikin hp gue!" Balas Naya tak kalah sengit.

"Oke gue simpan." Kemudian Aldi memasukkan ponsel Naya ke saku celananya. Hal tersebut membuat Naya gusar dan menarik perhatian Gading yang sedang berbicara.

"Ada apa Naya? Kelihatannya sibuk sendiri." Tanya Gading setelah melihat Naya yang bersikap seperti cacing kepanasan.

"Eee ini ada serangga gigit kaki aku." Bohong banget sih, tapi untung Gading percaya saja dengan alibi Naya.

"Oke, bisa fokus kembali?" Tanya Gading lagi yang kemudian ditanggapi anggukan oleh Naya. Fix sih habis ini Naya harus benar benar memperhatikan jika tidak ingin kejadian rapat yang dulu terulang.

"Oke lanjut. Untuk acara pembuka kita akan adakan lomba untuk tingkat SMP tanggal 23 November dan setiap kelas wajib mendirikan stand. Dan untuk acara puncak akan diselenggarakan pada tanggal 25 November pada malam hari. Untuk pembagian tugas yang lebih jelas akan disampaikan oleh sekretaris. Sekian, terimakasih."

Begitu mendengar kata 'sekretaris' muka Naya yang sudah kusut makin menjadi jadi. Tentu saja karena Diana lah yang menjabat sebagai sekretaris pada periode ini. Ingin sekali Naya tutup telinga. Enggan mendengarkan suara cewek itu. Tapi disisi lain, dia juga harus tahu apa tugasnya.

"Auto alergi gue." Dengusnya ketika Diana mulai membacakan pembagian tugasnya.

***

Rapat sudah selesai, tapi masih ada beberapa pengurus yang belum meninggalkan ruangan. Termasuk Naya yang masih duduk dengan bibir manyunnya menunggu ponselnya kembali.

"Muka lo udah kayak bebek aja, nih gue balikin." Ujar Aldi sembari mencubit bibir Naya yang kemudian mengulurkan kembali ponsel Naya yang tadi disimpan olehnya.

"Besok bantuin gue hunting foto lagi."

"Pake foto lama aja kenapa sih!" Jawab Naya sewot. Maklum saja, Naya masih kesal. Dan moodnya saat ini sedang berantakan, jadi emosi Naya sedang naik naiknya.

"Gue bisa bantu kok kalau Naya emang nggak mau." Tiba tiba saja Diana sudah berdiri didepan Aldi dan Naya. Jangan lupakan senyumnya yang dibuat buat dan selalu berhasil membuat Naya ingin muntah.

"Nah tuh udah ada yang sukarela mau bantu. Gue cabut, bye."

Aldi hanya menghela nafas sambil sesekali melihat Diana yang masih menyunggingkan senyum.

***

Hai semuanyaaaaaaaaa😀😀, siapa yang kangen Naya???
Btw Minal aidzin wal faidzin ya zheyenk zheyenk kuuuuhhh😘😘

Maap seribu maap karena aku bener bener lamaaaaaaaa banget nggak update. Soalnya aku disibukkan sama UAS. Udah gitu sebelum lebaran kemarin aku sibuk bantu bantu ibu buat persiapan lebaran. Mohon maklum yaaa

Semoga kalian masih setia menunggu. Dan semoga part ini mengobati rindu kalian😘
Jangan lupa vomment nya biar aku makin semangat update. Karena dukungan dari kalian sangat amat berharga buat aku.

Thank you
I luh ya😍😍😍😘😘😘

Make Up HOLIC (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang