2. Malam

1.4K 187 44
                                    

[Senin, 8.20 p.m.]

Asrama Siswa


Kegiatan pembelajaran malam telah selesai. Semua siswa pun langsung meninggalkan tempat tersebut dan menuju ke kamar mereka masing-masing atas arahan dari guru asrama.

"Ingat ya, setelah guru asrama berkeliling, kalau mendengar suara pintu, kalian cepat-cepat keluar," ucap Haechan sebelum memasuki kamarnya.

Mereka tidak satu kamar. Namun, jarak diantara kamar-kamar mereka tidak begitu jauh. Jadi suara pintu dari kamar ke kamar lain akan terdengar jelas.

Mereka berada di dalam kamar masing-masing, menunggu guru asrama yang akan berkeliling ke kamar-kamar untuk memastikan mereka semua benar-benar ada di dalam kamar mereka masing-masing dan tidur.

Jam tengah menunjukkan pukul 9 tepat. Sudah 30 menit berlalu setelah guru asrama berkeliling di kamar-kamar.

*krek*

Terdengar suara pintu terbuka, dengan cepat Jeno mengambil hoodie yang tergantung di dinding kamarnya. Ia melihat Jaemin dan Haechan yang sudah berdiri diambang pintu kamar mereka masing-masing. Masing-masing mereka juga mengenakan hoodie.

"Di mana Renjun?" tanya Jeno sedikit berbisik.

"Entahlah, kita ke kamarnya saja," usul Haechan yang diangguki oleh keduanya.

Baru saja Haechan ingin mengetuk pintu kamar Renjun, pintu itu sudah terbuka dan menampakkan seorang pria ber hoodie biru gelap yang tak lain adalah Renjun.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Mereka melangkahkan kakinya masuk kedalam sekolah. Keadaan begitu sunyi dan senyap, hanya ada dua-tiga lampu yang dinyalakan di koridor sekolah menjadikan penglihatan mereka sedikit remang-remang. Terpaan angin malampun menambahkan kesan yang menegangkan.

"Aku ketuk ya?" ucap Haechan saat telah tiba di depan kelasnya sambil menaruh tangannya di depan pintu, bersiap-siap untuk mengetuk pintu tersebut.

Tidak ada alasan mengapa mereka memilih di kelas mereka yang terletak di lantai atas.

Yang lain hanya dapat menelan ludahnya dengan paksa menanggapi ucapan Haechan. Mulut mereka komat-kamit membaca doa menjaga-jaga apa yang akan terjadi.

Tok tok tok....

Haechan mulai mengetuk pintu tersebut. Saat ini belum terjadi apa-apa.

Tok tok tok....

Haechan mengetuk kembali pintu tersebut. Namun, tetap sama. Tidak ada hal yang terjadi.

Tok tok tok.....

Haechan kembali mengetuk pintu tersebut sedikit lebih keras. Namun, tidak ada yang berubah, tidak ada hal yang terjadi. Suara lantunan orang berhitung. Suara itu tidak terdengar, walaupun sudah beberapa kali ia mencoba mengetuk pintu kelas.

"Huh! Itu berarti hanya hoax," ucap Haechan.

Tidak dapat dipungkiri diantara mereka ada yang merasa lega dan tenang setelah kejadian itu tidak terbukti.

Mereka akhirnya memutuskan untuk kembali ke asrama. Saat melewati koridor Haechan terus saja mengetuk pintu kelas yang ia lewati sambil berjalan dengan tenang dan sesekali Jaemin mengikutinya.

Lama kelamaan Renjun merasa terusik dengan suara ketukan tersebut dan menyuruh Haechan menghentikan aktivitasnya.

"Haechan berhentilah mengetuk pintu."

"Iya-iya itu yang terakhir kalinya."

Tok tok tok......

"Yaa! Haechan aku sudah memperingatimu."

"Apa?" tanya Haechan sambil membalikkan tubuhnya kearah Renjun dan Jeno yang berjalan di belakangnya.

"Jangan mengetuk pintunya!"

"Aku tidak mengetuknya lagi, mungkin itu Jaemin."

"HEI! Aku dari tadi di sampingmu, lagi pula pintu kelas berada di sampingmu, tidak mungkin tanganku sepanjang itu bisa menggapainya," elak Jaemin.

Kini keringat dingin mulai bercucuran dari dahi mereka. Saling bertukar pandang. Itulah yang mereka lakukan saat ini.

Tok tok tok....

TOK TOK TOK.....

Suara ketukan tersebut terdengar semakin terasa dekat dan keras.



Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[1] KazoeruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang