3. Kelas 12

1.2K 173 40
                                    

Drubrak-

Suara bantingan pintu membuat Mark——kakak kelas sekaligus teman sekamar Jaemin tersentak kaget. Ia menatap heran ke arah Jaemin yang bersandar di pintu sambil mengatur napasnya yang masih terengah-engah.

"Kamu kenapa?" pertanyaan Mark sama sekali tidak diindahkan oleh Jaemin.

Jaemin cepat-cepat menuangkan air ke dalam gelas dan langsung meneguknya.

"Slow man, kaya habis dikejar setan aja."

"Memang." Ucapan Jaemin sukses membuat mata Mark membulat.

Mark langsung melontarkan beberapa pertanyaan kepada Jaemin, mau tidak mau Jaemin menceritakan semua yang terjadi saat itu.

"Apa ada suara orang berhitung?" tanya Mark yang langsung digelengi oleh Jaemin.

"Kenapa memangnya kak?" tanya Jaemin, pasalnya Mark seperti tahu banyak tentang hal itu.

"Tidak apa-apa, sebaiknya kau tidur."



"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Seperti hari biasanya, proses pembelajaran kini berlangsung. Awan gelap kini menghiasi langit. Cuaca yang dingin membuat para siswa tidak efektif mengikuti pembelajaran.

~Kring.....~

Bunyi bel istirahat berbunyi bersamaan dengan ucapan penutup pembelajaran oleh guru membuat pancaran kebahagiaan terlihat di wajah setiap siswa di kelas.

Tidak butuh waktu lama kini kantin terisi penuh oleh murid-murid. Sama halnya dengan ke-empatnya yang kini sudah duduk di bangku kantin menyantap makanan mereka masing-masing.

"Enggak dua kali aku ngikut kamu Chan," ucap Renjun membuka pembicaraan.

Yang diajak bicara cuma bisa cengengesan.

"Kamu tahu cerita itu dari mana, Chan?" tanya Jaemin sambil meletakkan sendok dan garpu yang telah ia pakai di atas piring sengnya.

Haechan menggaruk kepala bagian belakangnya yang tidak terasa gatal, mencoba mengingat-ingat kejadian tersebut.

"Hmmm aku lup-... oh aku ingat, saat itu aku enggak sengaja mendengar cerita kakak kelas sekamarku dengan temannya."

"Ah, tadi waktu aku ke perpustakaan ada kakak kelas dua belas yang asyik bicara, entah waktu aku lewat di depan mereka, salah satu dari mereka langsung memberikan kode pada yang lain untuk berhenti berbicara dan yang lainnya lagi seperti mencoba mengalihkan pembicaraan," jelas Jeno.

"Bukankah ini aneh?" gumam pelan Jaemin.

"Ya!! Tidak usah membahas itu lagi. Apa kalian tidak jera?" tanya Renjun  yang bingung melihat gerak-gerik temannya yang semakin tertarik dengan hal tersebut.

"Untuk Jera, sepertinya saat ini aku lebih penasaran," ucap Jaemin.

Renjun menatap tidak percaya, apalagi kedua temannya yang lain malah menyetujui perkataan Jaemin.

"Terserah kalianlah, aku tidak ingin ikut campur."



"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pelajaran sekolah telah berakhir. Kini saatnya semua murid-murid menuju asrama mereka masing-masing. Tidak ada kegiatan saat jam ini, jadi murid-murid bisa melakukan apapun aktivitas yang mereka inginkan.

Saat ini mereka sedang berkumpul bersama di kamar Jaemin, menunggu Mark.

Pintu kamar Jaemin terbuka menampakkan seseorang yang sedari tadi ditunggu oleh mereka. Belum sempat Mark duduk berbagai macam pertanyaan sudah terlontarkan.

"Kak, coba ceritakan rahasia sekolah ini!"

"Hah?! Kok nanya sama aku? Kalau mau tau tanya sama gu- ah....itu mana ada rahasia sekolah, kalau adapun aku juga enggak tau." Mereka mengkerutkan dahi mendengar jawaban Mark.

"Gu? Siapa?"

"Guanlin?"

"Ada apa dengan Guanlin?"

"Guanlin anak kelas sepuluh itu?"

Jaemin, Haechan dan Jeno saling bertukar pandang lalu menatap Mark tajam. Mark yang ditatap hanya bisa pasrah dan memilih tetap diam ada helaan napas lega saat ia mendengar pertanyaan dari adik-adik kelasnya ini.

Renjun yang sedari tadi hanya diam sambil membaca buku kini terasa terusik dengan teriakan teman-temannya pun kini angkat bicara.

"Hei! Bukankah kak Mark lebih seperti ingin mengatakan 'guru' ketimbang mengatakan 'Guanlin'? "

Mark yang sedang minum langsung tersedak mendengar kata-kata yang keluar dari mulut Renjun.

"Jae, aku bawa ya bukumu aku bacanya di kamarku aja," ucap Renjun.





Kazoeru - Menghitung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kazoeru - Menghitung

[1] KazoeruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang