"Aku mau latihan basket."
Setelah Mark keluar dari kamar, mereka bertiga saling bertukar pandang dan akhirnya menatap Renjun. Renjun yang mengerti maksud tatapan ketiga temannya langsung menggelengkan kepalanya.
"Tidak, aku tidak mau," ucapnya tanpa mengalihkan pandangannya dari buku yang ia baca.
"Ayolah, Jun."
"Tidak! Nah, bukumu Jaem. Aku kembali ke kamar dulu."
"Ikut!" seru Jaemin sambil berdiri yang diikuti oleh Jeno dan Haechan, menyamakan langkahnya dengan Renjun.
Renjun tidak bisa menghentikan teman-temannya. Pasrah, tanpa tahu apa yang membuat teman-temannya tersebut berniat sekali.
"Terserah, tapi aku tidak ikut campur."
Sesaat setelah mengetuk pintu, Renjun langsung membuka pintu dan langsung disuguhi dengan pemandangan dua orang yang sedang asyik mengerjakan tugas.
"Wah... Renjun, oh ada temannya juga. Kenapa? Mau ngerjain tugas juga ya? " tanya salah satu pria tersebut, Joochan.
Jaemin menggelengkan kepalanya membuat kerutan di dahi pria tersebut samar-samar terlihat.
"Ah...itu kak, kami ingin bertanya dengan kak Donghyun." Mendengar jawaban Jaemin, kerutan di dahi Joochan semakin terlihat jelas seperkian detik setelahnya Joochan melempar senyum kepada mereka lalu memberikan kode kepada Donghyun.
Lelaki yang menjadi tujuan, kini bangkit dari duduknya sambil berjalan keluar kamar.
"Maaf, sibuk," ucapnya saat berjalan tepat di depan Jaemin dan langsung berlalu keluar.
"Eh Donghyun!!!!"
"Maaf, dia enggak maksud begitu kok, tanya nanti aja lagi, dia memang rese kalau ada tugas begini," lanjut Joochan sambil memegang pundak Jaemin lalu berlari keluar kamar.
Seperti hari-hari biasa pembelajaran berlangsung di setiap kelas. Bosan. Itulah yang Jaemin rasakan. Dia tidak tahan menatap ke arah papan tulis yang sudah penuh dengan tulisan-tulisan abstrak. Angka bercampur huruf. Ia mencoba memejamkan matanya dan pergi kealam mimpi . Namun, entah mengapa saat ini matanya sangat terjaga.
Tidak ada pilihan lain, satu-satunya objek yang bersahabat kali ini adalah jendela. Menatap ke arah luar jendela yang langsung menampakkan pemandangan lapangan yang diisi dengan siswa-siswa yang sedang bermain sepak bola.
Kret Kret Kret.........
Suara bising terdengar dari speaker sekolah, tidak lama kemudian dilanjutkan dengan seseorang yang berhitung. Melantukan '1 2 3'. Membuat seisi kelas menghentikan kegiatannya dan fokus mendengarkan kalimat yang akan dilontarkan selanjutnya. Namun, setelah cukup lama menunggu tidak ada sepatah kata pun yang terlontarkan. Membuat siswa-siswa saling melontarkan argumen-argumen mereka.
"Heh~, tidak jadi?"
"Cuma ingin mengetes speaker sekolah mungkin."
"Padahal aku berharap ada pengumuman pembelajaran hari ini ditiadakan."
Seperkian detik pembelajaran pun kembali dilakukan. Tidak ada yang menganggap itu suatu hal janggal, mereka hanya berpikir bahwa hal itu hanya kesalahan atau hanya sekadar ingin mengecek kondisi peralatan sekolah.
"Dari pada terdengar seperti mengetes speaker, bukankah itu lebih terdengar seperti orang yang sedang berhitung?" Ucapan Jeno sukses membuat Jaemin dan Haechan menatap Jeno dengan tatapan aneh.
Kazoeru - Menghitung
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Kazoeru
Fanfiction[walaupun kisah ini telah rampung, tetaplah tinggalkan jejak :D] "Jangan diketuk atau 'dia' akan mulai menghitung" Catatan: Cerita ini hanya sekadar fiksi penggemar. Tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata. Saya hanya meminjam visual dan n...