Keadaan kelas begitu ramai. Semua berjalan dengan normal, padahal baru kemarin berita tentang kepala sekolah mereka ditangkap oleh pihak berwajib tersebar ke telinga mereka. Namun sekarang rasanya seperti, kini tidak ada terjadi apa-apa. Berita itu bagaikan angin yang berlalu. Dari pada membicarakan hal itu mereka lebih menyibukkan diri dengan idol mereka.
"Wah ... suka banget sama Lovelyz pokoknya!"
"Katanya kemarin suka Red Velvet?"
"Iya itu juga suka."
Jeno hanya menggelengkan kepalanya melihat tingkah konyol Bomin yang bernyanyi ria di bangkunya.
Sekarang atensi Jeno mengarah kepada salah satu temannya yang duduk tenang dengan beberapa buku. Renjun. Iya, memang sebentar lagi mereka akan menghadapi ujian kenaikan kelas.
"Istirahat aja dulu, Jun, mumpung jam kosong."
"Jam kosong itu digunakan untuk belajar sendiri," jawabnya tanpa mengalihkan pandangan dari buku pelajaran yang sangat tebal. Tidak ada tanda-tanda bahwa Renjun akan menyingkirkan buku itu dari mejanya.
"Hmmm ... akhirnya aku tahu kenapa kamu melakukannya saat acara pelepasan, banyak orang dari berbagai profesikan di sana? Tidak terpikir olehku melakukan hal itu."
Renjun terkekeh kecil, "Anggap saja itu poin tambahan yang aku dapatkan."
Bunyi bel baru saja berbunyi sebagai tanda pembelajaran hari ini telah selesai. Tidak berbanding lurus dengan bel yang baru berbunyi kini kelas sudah sangat sepi.
"Ayo!" seru Haechan menyuruh teman-temannya bergerak lebih cepat lagi.
Saat itu Jeno memeriksa laci mejanya, merasa bahwa ada sesuatu di dalamnya. Dan benar saja ada secarik kertas di sana. Dengan cepat Jeno mengambilnya berniat untuk membuangnya. Namun, niatnya ia urungkan setelah melihat suatu kalimat yang tertulis di sana.
Mata Jeno sukses membulat ketika membaca tulisan tersebut. Dia terdiam seribu bahasa berusaha mencerna tulisan tersebut.
"Jeno, kamu ngapain sih?" tanya Haechan. Renjun yang tengah merapikan buku di atas meja langsung mengalihkan perhatiannya ke arah Jeno.
"Kenapa, Jen? Dapat surat cinta?" tanya Jaemin sambil menyapu beberapa sampah yang masih berserakan di dalam kelas.
Tidak ada jawaban yang terlontar untuk goyonan yang di lemparkan oleh Jaemin. Karena tidak ada jawaban dari Jeno, Renjun dan Haechan langsung mengikuti arah mata Jeno yang tertuju pada kertas tersebut. Atensi mereka benar-benar tertuju pada kertas tersebut. Haechan yang awalnya ingin mengomel hanya terdiam membuat Jaemin mau tidak mau ikut melihat apa yang terdapat di dalam kertas tersebut.
"Tunggu! artinya ini belum selesai?" tanya Jaemin tidak percaya.
Awan gelap kini memenuhi langit senja. Warna biru tertutup dengan tebalnya warna kelabu. Angin kini berlari kencang membuat rintik hujan mulai berjatuhan dengan tidak teratur. Menambah kesan tegang diantara mereka.
Kazoeru - Menghitung
-finished-
A/N:
Bagaimana dengan endingnya?
Apa kalian setuju kalau cerita ini memiliki kelanjutan lagi?
KAMU SEDANG MEMBACA
[1] Kazoeru
Fanfiction[walaupun kisah ini telah rampung, tetaplah tinggalkan jejak :D] "Jangan diketuk atau 'dia' akan mulai menghitung" Catatan: Cerita ini hanya sekadar fiksi penggemar. Tidak ada sangkut pautnya dengan kehidupan nyata. Saya hanya meminjam visual dan n...