15. Lose For The Third Time

606 102 12
                                    

Untuk kedua kalinya teman mereka dikabarkan pindah sekolah. Dengan alasan yang sama pula. Tidak lupa juga terdapat surat permintaan maaf.

"Ya ampun, kenapa kalian antusias sekali membaca suratnya?" tanya Jinyoung yang melihat Jeno, Renjun, Jaemin dan Haechan mengambil surat tersebut dari mejanya.

Tidak ada jawaban untuk pertanyaan Jinyoung. Ketiganya hanya membaca dengan seksama surat tersebut, mencari-cari kejanggalan di dalam surat tersebut.

"Jinyoung, amplop suratnya mana?" tanya Renjun.

"Hah? Itu di meja guru kayanya," jawab Jinyoung, tampak wajah kebingungan terpancar di wajahnya.

Setelah mendapatkan apa yang ia cari. Renjun menatap benda tersebut, menelitinya dengan seksama. Di bagian depan amplop terdapat nama lengkap Seungmin yang tertulis di sana. Tidak ada yang aneh, sampai akhirnya Renjun melihat ke arah dalam amplop tersebut. Tanpa aba-aba Renjun langsung merobek sisi amplop tersebut agar dapat melihat dengan jelas apa yang terdapat di bagian dalam amplop tersebut.





3

'Lose For The Third Time'




"Kalah untuk ketiga kalinya?" gumam kecil Jeno.

"Kenapa?" tanya Jinyoung sambil melihat ke arah keempatnya yang kini terdiam seribu basa, tampak terkejut.

Tidak ada yang menjawab, mereka tenggelam dalam pemikiran masing-masing.

Jinyoung berdecak, sambil menyenggol lengan Jaemin.

"Hah?! Ada apa?" tanya Jaemin

Lagi-lagi Jinyoung berdecak, "Ck, kalian itu yang ada apa-apanya, aneh. Ada apa sih sebenarnya?"

Mereka saling melempar pandangan, bingung harus melontarkan jawaban apa kepada Jinyoung.

"Jinyoung! kamu jadi ke kantin, enggak?" teriak Jisung dari ambang pintu.

"Iya... jadi," jawabnya tidak kalah teriak.

"Duluan." Setelah mengatakan satu kata tersebut Jinyoung berlari ke luar kelas. Menyisakan keempatnya yang masih berdiri terpatung.





Seperti yang diperintahkan Joochan kemarin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Seperti yang diperintahkan Joochan kemarin. Sepulang kegiatan di sekolah mereka berniat menemui Donghyun.

Sama seperti kemarin, mereka mendatangi kelas Donghyun. Di mana lelaki tersebut sedang asyik membaca buku yang sangat tebal.

Mata Joochan menangkap keempatnya dan langsung memberikan isyarat kepada keempatnya untuk masuk. Menyadari hal itu Donghyun langsung mengikuti arah mata Joochan, melihat dengan sudut matanya tanpa menggerakkan kepalanya.


"Kak, tolong beritahu kami." Ucapan Renjun tidak sama sekali diindahkan oleh Donghyun. Membuat, Joochan yang duduk di hadapannya sedikit geram.

"Hei!! Donghyun!"

Untuk menjawab, Donghyun lebih memilih untuk pergi dari ruangan tersebut. Belum sempat melangkahkan kakinya menjauh, langkah Donghyun langsung dicegah oleh Joochan.

"Hei! Setidaknya dengarkan mereka dulu! Bantu mereka apa susahnya? Kalau memang tidak bisa katakan dengan baik, jangan asal pergi!"

"Aku tidak tahu."

"Tidak tahu? Kamu saja tidak pernah mendengarkan ucapan mereka. Bagaimana kamu tahu atau tidak tahunya?"

"Aku sudah dengar. Aku tidak tahu. Aku tidak peduli. Puas!?" ucap Donghyun dengan penuh penekanan disetiap akhir kalimatnya.

"Kalau kamu mau, kamu saja yang bantu!" ucap Donghyun sambil mendorong bahu Joochan agar menjauh dan membiarkannya keluar.

Setelah Donghyun keluar kelas keempatnya masih terdiam dengan wajah tidak percaya. Bagaimana tidak, ini kali pertama mereka mendengar kakak kelas mereka tersebut melontarkan perkataan lebih dari dua kata.

"Dasar," cibir Joochan.

"Maaf, tidak bisa membantu kalian," ucap Joochan.

"Ah.. tidak seharusnya kami yang minta maaf, karena kami, kakak dengan kak Donghyun bertengkar," jawab Renjun.

"Hahahaha...biasa aja. Oh ya, kalau boleh aku bertanya kenapa kalian tertarik dengan rumor sekolah?" tanya Joochan, tampak raut serius di wajahnya.

Tanpa aba-aba Haechan langsung menceritakan semua yang mereka alami.

Tidak dapat dipungkiri raut terkejut terlihat di wajah Joochan saat ini.

"Lose for the third time," gumam Joochan. Ia mengerutkan keningnya, "apa jangan-jangan itu ditujukan untuk Seungmin?" ucap Joochan dengan raut wajah bertanya.

"Seungmin kalah apa sampai tiga kali?" tanya Haechan.

"Atau maksudnya Seungmin orang ketiga?"

"Tapi kalau begitu kenapa tidak ada tanda untuk orang pertama dan kedua?" tanya Renjun.

"Ada! Aku pernah melihat kata 'Lose' di meja Sanha." Kini semua mata tertuju ke arah Jaemin.

"Ahh...iya aku belum menceritakannya kepada kalian." Jaemin mulai menceritakan hal yang ia alami mulai dari meja Sanha sampai kejadian di perpustakaan.

"Jadi, bisa kita ambil kesimpulan bahwa orang pertama itu Sanha, orang ketiga Seungmin. Orang kedua?"

"Kak Sejin? Dia di kelas ini kan, kak?" tanya Jeno yang langsung diangguki Joochan.

"Tapi ketika Sejin pindah, tidak ada yang aneh," jawab Joochan mengerti arah pembicaraan Jeno.

"Di mejanya?" saran Jaemin.

Joochan langsung mengikuti saran Jaemin. Ia mencoba memeriksa meja milik Sejin. Mata Joochan membulat ketika merasa tangannya menyentuh sesuatu di dalam laci. Dengan sigap ia langsung mengambil barang tersebut.

Sebuah baju olahraga dengan tulisan 'Lose Again' bertinta merah sukses membuat kelimanya melotot.

"Hey! Kalian yang masih di dalam, cepat kembali ke asrama kelas sudah mau di kunci!"








"Hey! Kalian yang masih di dalam, cepat kembali ke asrama kelas sudah mau di kunci!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kazoeru - Menghitung

[1] KazoeruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang