5. Kakak Sekamar Renjun

957 155 13
                                    


"Apa yang terjadi setelah itu?"

"Sampai saat ini-"





"Apa yang kalian lakukan disini?"

Perkataan Mark terpotong begitu saja, ketika pintu tiba-tiba terbuka dan menampakkan seorang guru yang  berdiri diambang pintu kamar.

"Hah?! Itu pak kami lagi ngerjain tugas kelompok," elak Haechan sambil mengedipkan matanya ke arah teman-temannya.

"Iya pak, kalau tidak percaya itu Renjun lagi baca-baca materinya," ucap Jaemin yang mengerti maksud Haechan dan langsung  menunjuk-nunjuk Renjun yang sedang membaca buku. Mendengar namanya di bawa-bawa Renjun langsung melotot ke arah yang lain. Tidak terima dengan perkataan Jaemin. Hal itu membuat guru menaruh curiga pada mereka.

"Kalian berbohong?"

"Tidak pak, ah... iya selagi bapak ada di sini saya ingin bertanya setelah mendapat kalimat utama dari setiap paragraf, untuk membuatnya menjadi ringkasan harus menggunakan kata konjungsi?" tanya Renjun sambil meyakinkan gurunya agar tidak menaruh curiga pada mereka.

"Iya, carilah kata konjungsi yang tepat agar setiap kalimatnya bisa padu."

"Terima kasih pak."

"Kamu ngapain, Mark?" sebuah pertanyaan kini terlontar untuk Mark.

"Ah... bantu-bantu yang saya bisa pak."

"Hmm, yasudah cepat kalian ke bawah, yang lain sudah makan malam."

Akhirnya mereka dapat menghembuskan napas lega setelah guru mereka menutup kembali pintu kamar.

"Eits, ternyata Renjun pintar bohong sama guru."

"Mau bagaimana lagi? Aku tidak ingin dihukum. "



 "

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pelajaran terakhir sedang dimulai. Renjun menangkap teman sebelahnya tengah tertidur lelap, siapa lagi kalau bukan Haechan. Lalu ia melihat ke arah Jaemin yang duduk tepat di belakang Haechan, terlihat ia menutup wajahnya dengan buku yang ditegakkan, seolah-olah ia tengah membaca buku tersebut.

"Jaemin tidur?" bisik Renjun, yang cukup didengar oleh Jeno yang duduk tepat di belakang Renjun.

"Iya."




Kring.....


Bersama dengan bunyi bel yang menandakan berakhirnya pelajaran di hari ini, keduanya langsung terbangun dari tidurnya.

"Yah.....kenapa cepat banget sih?" eluh Haechan.

"Padahalkan masih mau belajar, " sambar Jaemin. Tampak cengiran terlihat jelas di bibirnya.

Seperti biasa murid-murid langsung berhamburan keluar kelas begitu bel pulang sekolah berbunyi.

"Jun, kamu ikut ya!"

"Kemana? "

"Ke kamar Jaemin, ngintrogasi kak Mark." Ucapan Haechan langsung di jawab dengan gelengan kuat dari Renjun.

"Untuk apa? Aku enggak mau ikut-ikut urusan begituan."

"Nanti enggak ada yang pintar bohong lagi gimana?" ucap Haechan sambil memasang wajah memelas yang tidak diindahkan Renjun.

"Nanti aku pinjamkan buku seri keduanya deh. " Ucapan Jaemin membuat Renjun susah mencari alasan lain untuk menolak.

"Iya-iya, aku ikut." Mau tidak mau dia mengiakan permintaan teman-temannya.

Sebelum teman-temannya mengangkat topik lain, Pria itu langsung berjalan ke luar kelas menuju asrama.

"Kamu ikut bukan karena buku Jaemin kan?" bisik Jeno yang sudah berjalan di samping Renjun.


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sesampainya di kamar Jaemin, mereka mendapati Mark —— orang yang menjadi tujuan mereka. Tidak segan-segan mereka langsung melontarkan beberapa pertanyaan.

"Aku sudah menceritakan semuanya kemarin. Hanya itu yang aku tahu."

Jawaban yang dilontarkan Mark membuat raut wajah lesu terpancar dari wajah keempatnya.

"Yang benar kak?"

"Ayolah kak, jangan ada rahasia diantara kita."

Mark hanya bisa menghela napas kasar menghadapi adik-adik kelasnya yang kepala batu tersebut.

"Coba kalian tanya dengan Donghyun, setahuku dia lebih tahu." Setelah mendengar pernyataan dari Mark, tampak jelas kerutan di dahi mereka. Mencoba mencerna ucapan Mark. Kecuali Renjun, ia tampak sibuk dengan dunianya sendiri.

"Kak Donghyun?"

"Iya, kalau tidak salah kakak sekamarmu yang baru kan, Jun?"

Renjun yang awalnya sibuk membaca, kini mengalihkan pandangannya sebentar. Ia mengangguk membenarkan pertanyaan Mark. Namun, lain halnya dengan Jaemin, Jeno dan Haechan. Ketiganya kini hanya bisa menelan ludah dengan paksa dan gugup.








Kazoeru - Menghitung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kazoeru - Menghitung

[1] KazoeruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang