12. Ungkapan

1.5K 78 0
                                    

"Assalamualaikum... Ma!" Teriak Atha didepan pintu karna di kunci dari dalam.

Ia pun membuka ponselnya untuk menghubungi mamanya. Sialnya ponselnya lowbat. Ia mendengkus dan melihat jam di pergelangan tangan kirinya itu. Pantes aja udah jam sepuluh malam. Pasti mamanya sudah tidur duluan dan lupa pintunya malah di kunci.

Atha pun duduk di kursi terasnya sambil membuka martabak. Mungkin gara-gara mengantri ditukang martabak ia malah jadi pulang larut malam seperti ini.

Ia pun menghuapkan martabak coklat itu ke mulutnya. Lumayanlah disaat dikunci begini ada martabak.

"Hhhhhuuh. Sampe kapan coba gue disini." keluhnya sambil meminum air mineral.

"Mendingan gue baca buku aja deh." Atha pun membuka kresek plastik yg berisi buku Kimia itu.

Atha pun menyandarkan tubuhnya sambil serius mempelajarinya.

"Tha! Ngapain loe diluar malam malam!" Teriak seseorang membuat Atha menoleh ke gerbangnya.

Ternyata yang meneriakinya adalah Gerald yg baru saja akan memasuki rumahnya.

"Dikunci." sahut Atha sedikit berteriak.

Atha pun melihat Gerald yg memasukan motornya kedalam garasi rumahnya. Ia pun bingung mengapa Gerald malah menyimpan motornya disamping mobilnya itu.

Lalu Gerald pun menghampiri Atha dan duduk dibangku sebelah Atha.

"Apa?" Tanya Gerald yg merasa aneh karna Atha terus saja memperhatikannya.

Atha pun langsung mengalihkan pandangannya kearah lain sambil geleng geleng kepala.

"Gapapa."

"Gue temenin sampe loe dibukain pintu." ucap Gerald.

"Rald kok gue aneh ya sama loe"

Gerald pun menyatukan kedua alisnya menyatakan kebingungannya.

"Iya aneh aja, loe itu kok beda gitu ya." lanjut Atha sambil menutup bukunya dan menyimpannya di meja.

"Beda? Perasaan enggak tuh!" Jawab Gerald.

"Ih kalo menurut gue sih ada yg beda tapi gatau apa gitu."

Gerald pun terkekeh entah apa yg ada dipikirin Atha mengapa ia menyebutnya berbeda perasaan dari dulu hingga sekarang sama aja gaada perubahan sama sekali.

"Tha, loe anggap gue itu sebagai apa?" Tanya Gerald sambil mengahadapkan tubuhnya mengarah pada Atha.

Atha pun menoleh dan merubah duduknya menjadi sila.

"Gue nganggep loe sebagai tetangga gue yg paling mesum, terus temen berantem gue, sama udah kaya abang sendiri." jelasnya membuat Gerald pun tersenyum tipis saat mendengar perkataan Atha terakhir. Entah mengapa membuatnya sakit. Ternyata Atha tak memiliki perasaan apapun terhadapnya.

"Tha. Gue mau jujur sama loe."

Atha pun menaikan sebelah alisnya, "Jujur aja." ucapnya tersenyum.

"Gue suka sama loe." jelas Gerald memandang Atha serius.

Atha pun tersentak kaget dan tak percaya dengan penuturan Gerald yg menyatakan tentang perasaannya. Ia pun menjadi bungkam dan tak bisa menjawabnya.

"Gue tau, loe gak punya perasaan apa-apa sama gue Tha, gapapa kok. Gue cuman ingin ngungkapin aja. Dan sekarang gue tenang karna udah ngungkapin perasaan gue." Gerald pun tersenyum sambil menatap Atha yg masih terdiam.

"Sorry." maap Atha karna merasa bersalah tak bisa membalas perasaan Gerald.

"Hey. Gapapa kok." sahut Gerald sambil menggenggam tangan Atha dan mengelus lembut tangannya.

Atha pun tersenyum lalu mulai membuka bukunya dan meminta Gerald untuk mengajarinya supaya melupakan kejadian barusan. Dalam sekejap pun mereka berdua bisa mengubah suasananya. Kadang mereka tertawa karna Atha yg selalu tak paham dan kadang juga sebaliknya Gerald yg lupa sendiri.

'Walaupun gue sedih karna loe gak bisa bales perasaan gue, tapi gue bahagia karna bisa jadi temen loe Tha' batin Gerald sambil menatap wajah Atha yg sedang serius mengerjakan soal darinya.

'Gue tau perasaan loe pasti sakit Rald. Tapi gue akan coba buat bales perasaan loe perlahan" batin Atha sambil tersenyum dan langsung menatap Gerald yg juga menatapnya.

...

Next? Voment😀

TETANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang