44. Kejutan (end)

1.8K 56 0
                                    

Atha bingung harus bagaimana lagi ia menghubungi Gerald, karena sedari tadi ponselnya sulit untuk dihubungi dan bahkan sudah puluhan kali tapi tetap tidak diangkat oleh Gerald. Tidak biasanya Gerald seperti ini, hal ini cukup membuat Atha merasa khawatir takut terjadi sesuatu kepada Gerald. Tetapi ia mencoba untuk berfikiran positif terlebih dahulu. Atha menyibakkan selimutnya lalu dirinya turun dari kasur dan keluar kamar untuk menemui Dino, kakaknya.

Sesampainya didepan kamar Dino, Atha ragu untuk mengetuknya karena ia takut mengganggu Dino yang baru saja istirahat. Atha mengurungkan niatnya lalu berjalan sempoyongan menuju dapur. Ia membuka lemari es dan mengambil susu kotak coklat lalu menusuknya dengan sedotan dan meminumnya sambil berjalan menuju ruang televisi.

Ia memainkan ponselnya untuk sekedar menghilangkan kecemasannya ini. Tapi tetap saja dirinya masih tidak bisa melupakannya. Lalu Atha bangkit dari duduknya dan pergi kekamarnya. Ia duduk dengan lutut dilipat diatas kasur. Atha bingung harus melakukan apa, padahal jam sudah menujukan pukul sepuluh malam tapi dirinya tidak bisa tidur. Ia memainkan ponselnya dan menonton drama korea kesukaannya. Ternyata dengan ini membuat kecemasannya sedikit menghilang. Lalu jam berlalu hingga sekarang tepat pukul dua belas malam dan kedua mata Atha mulai terpejam tetapi pendengarannya mendengar sesuatu dari bawah yang membuatnya langsung membuka kedua kelopak matanya lebar-lebar. Atha langsung turun dari kasur sambil memegang ponselnya dan juga membawa raketnya untuk persiapan siapa tau yang membuat keributan dibawah adalah maling.

Ia berjalan perlahan menuruni anak tangga dengan pencahayaan dari ponselnya saja. Tapi apa yang lihat sekarang adalah sunyi, gelap dan kosong tidak ada siapa-siapa. Satu kata yang ia rasakan adalah merinding. Bulu kuduknya sudah berdiri, ia mengusap lehernya dengan tangan kanannya. Lalu dirinya berjalan perlahan menuju taman belakang rumahnya karena suara bising disana terdengar sangat nyaring. Ia memegang gagang pintunya lalu menggerakannya kebawah dan................

Duarr...

"Happy birthday Athaa...... happy birthday athaaaa.....happy birthday...happy birthday... happy birthday Atha.........huaaaaaa...." teriakan beserta tiupan terompet itu sangat membuat Atha terkejut dan juga senang.

Banyak orang yang hadir disana dan yang membuat Atha sangat terkejut adalah dengan kehadiran Tonni, Tika, dan juga Arsen disana. Air matanya tiba-tiba saja tumpah begitu saja dari kedua kelopak matanya. Ia menutupnya mulutnya terharu sekaligus tak menyangka akan ada sebuah kejutan kecil yang begitu sangat berharga baginya.

"Tiup lilinnya dulu Tha..."ujar Dina menyodorkan bolu dengan hiasan lilin berangka 22 diatasnya. Atha lalu meniupnya hingga lilin lilin itu padam lalu diiringi suara tepukan tangan yang meramaikan.

"Kalian semua yg rencanain ini?" Tanya Atha sambil memperhatikan sekeliling taman yang nampak begitu indah dihiasi oleh lampu lampu berwarna warm white.

Semuanya menggeleng dan hal itu membuat Atha bingung, lalu siapa lagi kalo bukan mereka yg merencanakannya?

Atha memperhatikan sekeliling karena ia belum menemukan seseorang yg sedari tadi membuatnya menjadi sangat cemas.

Semua orang seperti memberi jalan untuk Atha lalu Atha pun mengikutinya ia berjalan ditengahnya. Atha melihat sebuah kue ulang tahun yang amat sangat besar dan yang membuatnya terkejut ada seseorang disana. Tapi Atha tidak tau siapa itu karena orang itu memunggunginya. Ia berjalan menghampirinya dengan langkah pelan.

Dan orang itu berbalik....

"Gerald?"

...

Atha merenggangkan tubuhnya, mulutnya terbuka lebar dan langsung ia tutup cepat. kedua matanya masih mengantuk tapi karena ia harus menemui seseorang yaitu tunangannya ia terpaksa harus bangun sekarang. Katanya ia akan memberitahu Atha soal kejadian kecelakaan waktu itu.

TETANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang