36. Masa lalu (2)

1K 54 0
                                    

Semakin hari pertengkaran diantara Dimas dan Rena semakin memanas. Suara barang-barang yang berjatuhan sampai terdengar di pendengaran tetangga, membuat mereka menjadi bahan omongan tetangga-tetangga.

Rena menggigit bibir bawahnya kuat-kuat sesaat menahan perih dipipi kanannya akibat tamparan dari Dimas. Ia memegang pipi kananya lalu pandangannya menatap tajam kearah Dimas yang terlihat sangat marah.

"Kenapa? Kenapa kamu lakukan ini semua?!!! Huh!!!" Teriak Rena yang masih bersimpuh dilantai sambil menunduk.

Dimas tak menjawab, tetapi memalingkan wajahnya kearah lain. Tak sengaja tatapannya melihat kearah anak lelaki yang menangkup kedua lututnya dipojok ruangan sambil menangis sesegukan melihat kearahnya.

Dirinya seolah orang yang tak punya hati, menghampiri Gerald yang menatap takut kearahnya lalu menarik paksa tangannya dan menghempaskannya sangat kencang dihadapan Rena.

Gerald kecil menangis karena perilaku kasar dari sang ayah. Ia melihat sang mama yang masih menunduk, dirinya menghampiri sang mama lalu memeluknya, mencoba mencari perlindungan didekapan sang mama, tapi apa yang mamanya lakukan menghempaskannya begitu saja sama seperti yang dilakukan Dimas kepadanya, membuatnya semakin tak percaya dengan kedua orangtuanya.

Ia menatap kedua orangtuanya secara bergantian setelah itu ia berlari kekamarnya sambil menangis sesegukan. Tubuhnya merosot dibalik pintunya menangkup kedua lututnya.

"Papa sama mama jahat!" Ucapnya dengan sesekali nafasnya tersenggal karena menangis.

Gerald langsung mendongak sesaat mendengar suara deru mesin mobil, dengan segera dirinya berlari kearah balkon lalu melihat sang Papa pergi dengan mobil itu. Ia menghela nafas, mungkin ini terakhir kalinya ia melihat sang Papa. Tapi tidak lama setelah itu pandangannya melihat kesosok wanita yang membawa koper dan mungkin akan meninggalkannya juga. Ia langsung lari terbirit-birit menuruni tangga untuk menghentikannya. Tapi itu semua sudah telat, mobil yang ditumpangi sang mama sudah pergi jauh dari rumahnya. Sekarang yang bisa ia lakukan hanya menangis sambil menyebut sang mama.

Tika yang tidak sengaja melewat, melihat Gerald yang duduk di garasi rumahnya sambil menangis memanggil sang mama. Ia segera menghampirinya dengan sedikit berlari.

"Gerald... kamu kenapa kok nangis?" Tanyanya lembut sambil berjongkok lalu menghapus air mata dipipi Gerald.

Gerald menatap Tika lalu spontan memeluknya, ia menangis dipelukan Tika. Pertanyaan yang Tika lontarkan tak bisa ia jawab.

Tika langsung membalas pelukan anak kecil itu sambil mengusap-usap punggungnya yang bergetar. Sebenarnya tanpa jawaban dari Gerald ia sudah tau masalahnya seperti apa. Anak kecil yang umurnya masih belia ini harus menjalani kehidupan yang keras ini. Andai saja kalau Tika tau bahwa anak yang dipelukannya sekarang adalah anak kandungnya.

"Mama!"teriak anak kecil dengan rambut yang diikat dua dipinggirnya. Ia berlari layaknya anak kecil sambil tersenyum melihat sang mama.

Tika langsung melepas pelukannya, lalu kedua tangannya ia rentangkan dan memeluk putri kesayangannya.

Gerald tersenyum tipis sambil menunduk, andai saja ia bisa seperti itu. Tapi kenyataannya memang tak akan pernah bisa. Harapan ini seketika hanyalah angin lalu yang tak bisa digapai.

"Gerald ayo sini!" Seru Atha sambil meraih tangan Gerald supaya mendekat.

"Ayo peluk mama." Ujarnya membuat Gerald mengangguk lalu langsung memeluk Tika bersamaan dengan Atha juga.

Entah mengapa perasaan Tika terasa sakit perih saat melihat anak lelaki ini terpuruk. Begitu banyak drama yang terjadi dikeluarga ini. Karena keegoisan diantara kedua orangtua itu.

Bukan maksud Tika untuk merebut lelaki sahabatnya sendiri, tapi karena perjodohan diantara kedua orangtuanya membuatnya tak bisa menolaknya. Surat wasiat yang tertulis diatas kertas membuatnya tak bisa berkutik apa-apa. Begitu juga dengan Tonni, setelah tau semua itu ia memutuskan untuk melupakan Rena supaya tak menyakitinya suatu saat. Tapi apa yang ia duga salah, buktinya Rena sangat terluka akibat perbuatannya.

Tonni sebenarnya berpura-pura mencintai Tika, begitu juga sebaliknya. Mereka berlakon seolah diantara mereka tak terjadi apa-apa. Berusaha tetap bertahan demi anak-anak mereka. Menghilangkan semua keegoisan dibenak mereka. Tapi, entah sampai kapan ini akan terus begini.

Mulai sekarang Gerald sudah dianggap seperti anak kandungnya sendiri. Padahal memang kenyataannya Gerald adalah anak kandungnya. Tika akan terus membesarkan Gerald seperti anak pada umumnya. Ia akan berusaha menjadi seorang ibu yang terbaik bagi anak-anaknya.

Tapi, hingga sekarang rahasia-rahasia itu masih tertutup rapat. Entah kapan itu waktunya tiba, pasti semuanya akan terbongkar dengan sendirinya. Tinggal menunggu alur takdir saja.

...

Hallo gaes, sebenernya tadi pagi aku mau updatenya. Tapi pas tadi pagi aku buka hape terus liat ceritanya ternyata ga ke save😢 padahal aku udah ketik panjang. Jadi yang ini bisa segini aja soalnya aku lupa lagi😅

Oke see you next chapt

Tekan bintang ya sama komennya juga😊

👇👇

TETANGGA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang