5

2.6K 133 1
                                    

Sore ini sebatang rokok yang menemani Real dan Enra, mereka melepas penat dengan berduduk santai dan diiringi sedikit candaan yang cukup receh.

Kehadiran seseorang disekitar mereka, membuat mereka mengalihkan pandangan ke arah seseorang yang sudah duduk di kursi yang ada di samping mereka.

"Ck! Masih aja lo berdua." Ucap cowok tampan itu.

"Ngapain?" Tanya Real seraya memperhatikan cowok yang tengah tersenyum menatapnya itu.

"Ini tempat umum, jadi gue bebas ada disini."

"Dan kursi disini masih banyak yang kosong! Kenapa lo duduk di samping gue?!" Real cukup geram dengan kehadiran cowok itu.

"Ck! Ganggu aja lo, Rez." Enra berdecak pelan.

"Emang salah kalo gue duduk di samping lo?" Bukannya menjawab Brarez malah balik bertanya.

"Kalo di tanya itu jawab! Bukannya nanya balik!" Bentak Real.

"Galak banget sih mbak nya." Ucap Brarez dengan senyum jahil seraya menoel pipi Real.

"Apaan sih lo!" Bentak Real seraya menghentakkan tangan Brarez yang berada di pipi nya.

"Udah udah! Lo berdua tu selalu aja ribut! Akur sebentar aja bisa gak sih?!" Ucap Enra karena sudah muak dengan perdebatan dua orang didepannya itu.

"Ogah!" Ucap Real.

"Kalo gue sih pengen nya adem ayem aja gitu sama dia, tapi liat ae tu dia nya aja sensi kalo ada gue."

"Lo nya bikin gue emosi mulu!" Kata Real.

"Gue gak ngapa-ngapain dahal, cuma duduk doang udah kena semprot."

"Serah lo!" Ucap Real dan mengalihkan pandangannya dari arah Brarez.

"Heh daleman! Mending lo pergi dari sini!" Usir Enra.

"Daleman? Apaan?" Ucap Brarez bingung.

"Itu lu oncom! Nama lu kan BRArez, nama kok mirip daleman." Ucap Enra seraya terkekeh.

Mau tak mau Real pun terkekeh mendengar penuturan Enra.

"Dih! Nggak ada ya manggil gituan," kata Brarez tak suka dengan panggilan itu.

Apa-apa an nama keren kok di ubah jadi gituan.

Real terkekeh seraya mengucap, "banyak bacot lo daleman!"

"Ah kampret lo berdua!"

"Bahahahahah ..." lagi lagi Enra dan Real tertawa bersama hingga membuat seluruh perhatian pengunjung cafe itu terpusat ke arah mereka bertiga.

Tak jauh dari tempat mereka duduk, seorang cowok bertubuh atletis dengan balutan sweeter hitam itu terus memperhatikan mereka bertiga.

"Udah lama gue gak liat senyum lo itu, Re." Ucap cowok itu.

Semoga dia memang yang terbaik buat lo dan bisa selalu ngebuat lo bahagia, maafin gue Re, batin cowok itu.

Brarez menatap Real yang sedang tertawa, dalam benak nya pun ia bersyukur karena bisa melihat tawa ceria itu lagi.

"Cabut yok, Ra." Ajak Real.

"Lah kok mau balik sih? Kan gue baru dateng." Kata Brarez.

"Bodoamat." Ucap mereka berdua seraya melangkahkan kaki nya meninggalkan tempat itu.

Sementara itu Brarez terus memperhatikan mereka hingga punggung mereka sudah tidak nampak.

Bagi Brarez mau sekeras apapun Real menolak kehadirannya begitu keras pula dia akan terus memperjuangkan Real.

Sudah sejak lama Brarez mempunyai rasa itu untuk Real, yang awal nya dia selalu menolak dan tak mengakui adanya perasaan itu namun akhirnya dia kalah dan menyadari perasaannya untuk Real saat gadis itu menjauhi nya.

Dia tak masalah apapun keadaan Real dia akan terus menyayanginya dan akan terus menjaganya.

Menggagu Real merupakan salah satu kegiatan rutin Brarez, bagi nya membuat Real kesal adalah salah satu hobi nya.

Gue rela Re bertingkah layak nya orang bodoh, asal gue bisa liat tawa lo setiap hari ... walau semua itu hanya hayalan gue , pikir nya.

TBC.

Arrogant Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang