16

1.8K 93 13
                                    

"Gue mau," Realyn menjeda ucapannya, membuat semua orang menerka-nerka, apa benar Realyn mau nerima Rian? Atau apa hal yang di rencanakan oleh gadis primadona itu?

Realyn berjalan mendekat kearah Rian, ia mengalungkan tangannya di leher Rian membuat semua orang berbisik-bisik.

Sedangkan Rian merasa yakin jika dia akan diterima si gadis arogan itu, "gue mau ngebunuh lu rasanya," Realyn melanjutkan ucapannya.

Realyn menatap Rian dengan tatapan mengintimidasi, ia semakin merapatkan tubuhnya ke Rian, "yakin lo, suka sama jalang kayak gue?" ucap Realyn.

Menyentuh tubuh Rian adalah hal yang menjijikan bagi Realyn, namun mau tak mau ia harus melakukan itu.

"Kenapa diem? Bukannya kalo sama temen-temen lo, lo selalu ngomong kalo gua hanya seorang jalang murahan?" Realyn menjeda kalimatnya sejenak, melepaskan rangkulan tangannya dan berjalan memutar Rian dengan tangan menyilang di depan dada, gaya andalan Realyn bukan.

Rian terdiam kaku di tempatnya, dia heran kenapa Realyn bisa mengetahui hal itu? Ah sial, dia lupa jika koneksi Realyn tidak bisa di remehkan.

"Kenapa diem? Mendadak bisu? Dan ya, lo pikir gue gak tau apa alesan lo nuatain perasaan lo ke gue? Cih! Berani banget lo jadiin gue bahan taruhan lo sama temen-temen lo!"

Rian menyeringai dan terkekeh setelahnya, "Syukurlah kalo lo emang tau niat gue, jadi gue ga perlu repot-repot akting didepan lo, jalang!" Rian menjeda ucapannya sejenak, ia kembali menyeringai, "denger baik-baik ya, semua orang yang ada disini segan sama lo karena lo itu keturunan keluarga Jovanka, tanpa nama Jovanka lo itu gak ada apa-apanya."

"Lanjutin aja, kasih tau mereka semua apa yang lo pikirin tentang gue, mumpung rame dan tentu ada gue disini, pengecut!" kata Realyn seraya tersenyum sinis.

"Lo itu jalang, murahan, arrogant, gak punya hati, right?" kata Rian.

Realyn berhenti tepat didepan Rian seraya membalas ucapan Rian, "gue emang jalang, tapi jangan salah, gue jalang kelas atas. Orang kere kayak lo gak akan bisa ngebayar gue! Harus nya lo tuh bersyukur masih bisa sekolah disini! Udah miskin, sok keren lagi! Najis!"

"Bangsat!" bentak Rian dan tanpa sadar kepalan tangannya hampir saja mengenai Relayn jika Brarez tak menahannya.

Brarez memutar tangan Rian dan membawa ke belakang tubuh Rian.

"Gue gak akan biarin tangan lo, nyentuh cewek gue, njing! Gue pastiin lo gak bernyawa kalo lo berani nyakitin cewek gue! Ngerti?!" Bentak Brarez.

"Rez minggir," kata Realyn.

"Biar gue yang selesain ini," ucap Realyn lagi.

Brarez melepaskan tangan Rian dan berdiri disamping Realyn, walau dia tau Realyn pasti bisa menyelesaikan hal sepele ini, namun tetap saja ia tak terima pemilik hatinya di hina.

"Lo kasih dia jatah berapa dalam sehari? Kok sampe segitunya dia belain elo?" tanya Rian serah tersenyum sinis.

"Em berapa ya? 20 kali mungkin, kenapa? Lo mau?"

"Cuih! Gak nafsu!"

"Oh gak nafsu ya, ya iyalah gak nafsu orang lo demennya sama orang yang lebih tua." kata Realyn serah terkekeh.

"So guys, kalian pengen liat buktinya? Dia suka nya sama tante tante tua. Gak percaya? Nih liat," Realyn melihatnya kepada salah satu orang yang ada disana, di ponsel Realyn ada foto Rian yang tengah bercumbu dengan tantenya.

Seketika semua orang tertawa setelah melihat foto itu, karena merasa malu, Rian berlari meninggalkan kerumunan orang yang tengah tertawa itu.

"Selesai." ucap Realyn.

Arrogant Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang