8

2.1K 125 0
                                    

Tak ingin membuang waktu hanya untuk bergelut dengan logika nya Real pun memutuskan untuk mengejar Brarez.

Dan seperti dugaan Real, kini dirinya menemukan Brarez sedang berdiri menatap langit di rooftop.

"Rez .." panggil Real seraya berjalan mendekat ke arah Brarez.

Brarez pun menoleh dan hanya memberikan senyum tipis yang mampu membuat kaum hawa meleleh ketika melihat nya, tapi entah kenapa itu tidak berlaku untuk Real.

"Apa? Jangan bilang lo mau nyuruh gue buat pergi dari kehidupan lo?" Ucap Brarez masih dengan seukir senyuman menghiasi wajah tampannya.

"Sorry gue gak bisa, karena gue udah janji sama diri gue sendiri buat nggak ngebiarin lo sendirian." Tambah nya lagi.

Belum sempat Real membalas ucapannya, Brarez kembali membuka suara, "tapi lo gak usah khawatir, gue gak akan ganggu lo lagi kalo itu yang lo mau asal jangan suruh gue buat pergi dari kehidupan lo."

"Bacot banget lu jadi cowok, belum juga gue ngomong lu udah nyerocos panjang lebar gak karuan gitu." Kata Real seraya menoyor keras kepala Brarez

"Gak ada lembut lembut nya lu jadi cewek," ujar Brarez sambil mengusap-usap kepalanya.

"Bodo amat."

"Yee dasar cewek judes, btw mau ngapain lu ke sini?" Tanya Brarez.

"Oh gue tau, lu nyusulin gue kan? Lu mau bujuk gue biar gak marah kan? Ciee takut banget kalo gue marah." Tambahnya lagi.

"Heh babi! Bisa serius dikit gak sih?!" Habis sudah kesabaran Real karena ulah cowok itu.

"Pengen banget diseriusin." Lagi lagi Brarez menggoda Real.

"Bangsat!"

Karena takut tak bisa mengontrol emosinya Real berniat meninggalkan rooftop setelah mengucapkan kata itu. Namun, niat nya pun diurungkan ketika mendengar ucapan Brarez, "sorry kalau gue becandanya kelewatan, gue cuma seneng ngeliat lo marah."

Ngeliat ekspresi Brarez yang sedang nyengir membuat kekesalan Real sampe ke ubun-ubun dan ingin rasanya menampol muka sok imut itu.

"Hm." Hanya dehemanlah yang keluar dari mulut manis namun berbisa milik Real.

"Tadi lo mau ngomong apaan." Ujar Brarez seperti sedang ingin mencari topik pembicaraan.

"Gue kasih lo kesempatan buat masuk ke hati gue, bikin gue percaya dan yakin sama lo kalo lo nggak kayak lelaki bejat itu." Ujar Real dengan pandangan menatap kosong kedepan.

Sedangkan Brarez melongo mendengar ucapan Real, setengah hati dia senang dan sisanya dia cukup terkejut dengan ucapan Real.

Akhirnya setelah 1 tahun lebih dia mencintai Real kini dia mendapat kesempatan untuk masuk ke hati Real.

"Tapi lo hati hati, karena hati gue penuh dengan pecahan kaca,gue gak mau lo terluka dan gak mau lo ngerasain apa yang gue rasa, dulu."

Katakanlah pada Brarez jika ini nyata, bukan ilusi yang dibuatnya atau hanya imajinasi semata.

Ini nyata Rez nyata, batin Brarez.

"L-lo serius, Lyn?" Ucap Brarez dengan sedikit terbata.

Rasanya Real ingin tertawa melihat komuk Brarez saat ini, namun dia tidak ingin mengacaukan keadaan.

Dan Real hanya mengangguk seraya tersenyum untuk menjawab pertanyaan Brarez.

Setelah itu dia berlari menjauh dari rooftop dan meninggalkan Brarez yang masih belum percaya dengan apa yang barusan terjadi.

Setelah dirasa kesadarannya penuh Brarez pun melompat-lompat kesenangan dan berteriak, "wohooo, akhirnya penantian gue gak sia-sia hahahahaha."

"Kek orang gila lo." Suara seseorang membuat Brarez menghentikan aksinya dan menoleh ke sumber suara.

"Ngagetin aja lo, bang."

"Abis ngapain lo sama adek gue?"

"Hilih ... tanpa gue kasih tau juga mesti lo udah tau apa yang barusan adek lo omongin ke gue."

Kalian pasti tau siapa yang baru saja datang dan mengagetkan Brarez, Ya Reyvano Jovanka.

"Gue gak tau, gue kesini karena tadi ngeliat dia turun dari sini gue kira sama siapa eh taunya sama lo."

"Dia ngasih gue kesempatan bang."

"Kesempatan?"

"Iya kesempatan buat masuk kehati dia."

"Pergunain baik baik kesempatan itu, jaga baik baik kepercayaan yang dia kasih, jangan kecewain dia, jangan bikin dia nangis, jangan bikin dia makin benci sama kaum adam, hati dia rapuh gue percaya lo bisa jagain dia. Lo tau sendiri konsekuensi yang bakal lo dapet kalo sampe bikin adek gue kecewa, lo tau gue gak pernah main main." Ucap Rey tegas.

"Insyaallah bang, gue berharap penantian gue selama ini bisa jadi penantian berharga dan gue bisa bikin dia bahagia sampe lupa tentang masa lalu yang pernah ada."

"Ya gue percaya, gue yakin lo bisa." Kata Rey seraya menepuk pundak Brarez secara jantan.

"Thanks bang."

Bisakah Brarez menjaga kepercayaan Rey dan Real atau malah dia mengecewakan keduanya? Entahlah hanya takdir yang bisa menjawab semuanya.

TBC

Arrogant Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang