shi qi

714 41 2
                                    

"Bentar deh, ada apaan? Kok kayaknya lo khawatir banget?"

"Tadi dia dateng bang, dia nemuin Realyn di sekolah."

"Dia? Dia siapa anjing?! Kalo ngomong jangan setengah-setengah."

"Ezaron Pratama,"

*****

Me-reka ulang kejadian

"Hai baby ... Apa kabar? miss me?" sapa seorang laki-laki memiliki tubuh atletis yang tengah menatapnya dengan seringai di sudut bibirnya.

Seorang laki-laki dengan suara khas yang tidak asing, suara yang menjadi bayang-bayangnya selama ini, yang menjadikannya wanita arogant, kaku dan tidak tersentuh.

Sekelibat kejadian kelam itu terekam kembali di kepala tanpa diminta yang membuat seluruh tubuhnya sedikit bergetar.

Pertanda apa ini, Tuhan. "Kenapa laki-laki sialan ini muncul lagi," batinnya.

Bayangan saat-saat bersama laki-laki itu membuat Realyn mengumpat dalam hati dan merutuki dirinya sendiri.

Di perkarangan rumah daerah pegunungan, dua remaja terduduk sambil memandang langit yang kian merubah warnanya menjadi jingga.

Bibir keduanya sama-sama terangkat ke atas membentuk lengkungan indah.

"Zar, liat!" kata Realyn, seraya menunjuk rombongan burung yang menari indah di angkasa menuju tempat peristirahatannya. "Indah banget," katanya lagi.

Lelaki itu terkekeh melihat tingkah sahabatnya. Realyn, gadis cantik bermarga Jovanka itu sukses membuat dunia Ezaron Pratama berporos pada nya.

Mereka bersahabat sejak keduanya belum pandai berbicara, jadi tidak heran jika mereka selalu bersama, bahkan tak jarang ada yang mengira mereka adalah sepasang kekasih, lelaki tampan bersama gadis cantik. Sudah tidak asing lagi bukan?

Awalnya mereka bagai satu raga dalam dua tubuh, namun naas nya Ezar melakukan kesalahan fatal akibat diperbudak oleh perasaan yang membuat dia kehilangan akal sehatnya. Hal itu membuat Realyn sangat membenci dirinya.

Tepat pada hari di usia Realyn yang genap 15 tahun, Ezar berencana akan mengajaknya kesuatu tempat untuk memberinya kejutan. Bahkan ia rela meninggalkan acara keluarga yang rutin dilakukan tiap hari Weekend.

"Tak ada yang bisa membuatnya lebih bahagia, kecuali bersama sahabatnya," pikirnya.

Malam ini ia bersiap untuk menghabiskan malam bersama Ezar. Ia mengenakan perpaduan gaun warna merah maroon yang mengekpos punggungnya, dengan rambut di cepol keatas dan make up tipis.

"BAAAA!!!"

"AAAAA!!!" teriak Realyn yang refleks memejamkan matanya saat akan keluar dari kamar tadi, mendapati tingkah Reyvan yang absurd menurutnya.

"HAHAHAHAHAHAHA"

Gelegar tawa milik Reyvan terdengar. Membuat Realyn membuka mata dan bersiap memukul orang yang tengah tertawa terbahak-bahak itu.

"ABANGGGG!!!!! SIALAN LO!" teriak Realyn seraya memukul Reyvan, menggunakan tas berwarna senada dengan gaun yang ia kenakan.

"Ampun ... Ampun ... Udah, dek. Maaf becanda," kata Reyvan yang berusaha menghentikan gerakan tangan Realyn.

Realyn menghentikan aksinya dan berkata, "Lo sih, kebiasaan banget ngagetin."

"Lo nya aja lebay, udah tau gue demen ngagetin, masih aja kagetan lo," jawab Reyvan santai. "Btw udah cantik aja lo. Kan acaranya nanti malem, ini masih sore lagi," tambahnya.

Arrogant Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang