24

717 48 66
                                    

Ezar memandangi pergerakan Reyvan melalui layar laptopnya, "gesit juga lo, Rey." Ezar tersenyum miring.

Iya beralih menatap Realyn yang masih di alam bawah sadar nya, "tapi lo lupain sesuatu."

Ezar memang memasang beberapa cctv di dalam gedung itu, selain untuk mengetahui pergerakan Reyvan, ia berniat menunjukan rekaman cctv itu pada Realyn.


Ezar yang sedang di dalam perjalanan membawa Realyn pergi, terus memperhatikan layar monitornya. Saat Reyvan meninggalkan gedung itu, ia beralih melihat cctv yang sudah ia pasang di rumah Realyn. Cerdik sekali bukan?

Kini Ezar melihat Reyvan mulai memasuki kamar itu, mengedarkan pandangan sejenak di lantai bawah dan berlari ke lantai atas saat apa yang ia cari tidak ia temukan, tampak sepertinya ia berteriak.

Saat Reyvan sampai di kamar Realyn, Ezar mengeluarkan ponselnya dan mengetik sesuatu untuk di kirim pada Reyvan.

"Lo terlambat lagi, Bro." Ezar terkekeh.

Lalu Ezar melepas SIM card nya, mematahkan lalu membuangnya. Ia mempersiapkan segala dengan matang, agar Reyvan tidak bisa menemukan keberadaannya. Ia juga memberikan iPhone nya kepada salah satu pengawalnya.

"Gak akan ada yang bisa ganggu gue sama Realyn, kali ini gue bersumpah lo akan jadi milik gue seutuhnya, Re. Tanpa paksaan." Ezar mengukir senyuman. Terlihat tulus. Eum .. Manis sekali, sangat di sayangkan dia tidak punya hati.

Iya tidak punya hati untuk kalian karena hatinya milik Realyn seorang.

*****

Madrid, Spanyol.

Realyn membuka mata nya perlahan, kepalanya sedikit pusing dan ia berusaha untuk menyesuaikan pandangannya dengan pencahayaan di ruangan itu.

Ia teringat sesuatu, sebelum kesadarannya hilang ia bersama dengan Ezar. Kemana pria itu membawanya?

Ia bangun dan menyenderkan kepalanya di sandaran ranjang.

Realyn mengarahkan pandangan kearah pintu saat mendengar suara pintu terbuka.

"Udah bangun, yang?" Ezar masuk dengan membawa nampan berisi makanan untuk Realyn.

Merasa di acuhkan, Ezar mendekati wanita itu, wajah mereka kini berjarak beberapa senti.

Realyn memalingkan wajah ketika Ezar hendak menciumnya. Ezar geram, lagi-lagi ia mendapatkan penolakan.

Ezar menangkup muka Realyn dan menempelkan hidung mereka, "gue pastikan lo gak akan nolak gue lagi," nada nya terdengar seperti gertakan.

"Lo udah janji gak bakal kurang ajar sama gue!" Seru Realyn.

"Gue gak akan macem-macem kalo lo nurut. Tapi tadi lo berontak. Jadi jangan salahin gue kalo gue kasar."

Pria itu meninggalkan kamar itu dan tak lupa menguncinya.

Realyn memperhatikan punggung Ezar yang menghilang dari balik pintu, dalam hati pun ia bertanya apa mau pria itu.

Menghilang setelah menyetubuhinya secara paksa dan kini datang lagi membawanya entah kemana.

Realyn menghela napas kasar, ia akan mencoba mengikuti alur permainan Ezar.

Ia menatap ke arah jendela, bagaimana dengan Brarez? Dia pasti khawatir.

Sial nya Ezar melarangnya membawa ponsel.

A few moment later...

Realyn mendengar suara pintu terbuka, tidak berniat menoleh ke arah Ezar, Realyn lebih memilih menikmati pemandangan di luar jendela.

"Gue udah janji buat bersikap baik ke lo, please kasih gue kesempatan, Re."

"..."

"Mau nonton gak?" tanya Ezar kembali menepis keheningan di antara keduanya. Ezar melangkah ke arah televisi yang berada di dalam kamar tersebut lalu memasukkan sebuah kaset ke dalam dvd. Orang yang pertama dilihat Realyn dari rekaman tersebut adalah Reyvan.

Reyvan bersama teman-temannya tengah menyelamatkan Syakilla membuat hati Realyn berdesir nyeri, ada perasaan cemburu di sana.

"Yang ada dipikiran Reyvan cuma Syakilla."

Realyn tidak bergeming.

"Lo liat kan, kembaran lo itu sama sekali gak peduli sama lo."

Realyn membenarkan ucapan Ezar dalan hatimu, memang begitu ada nya.

Sosok yang dulu selalu menjadi hero nya kini pergi entah kemana.

"Cuma gua yang peduli sama lo, makanya gua bawa lo jauh dari mereka biar lo bisa bahagia. Mereka memang selalu ada buat lo, tapi gak ada satupun dari mereka yang mengerti perasaan lo, gua bener kan?"

Realyn menghela napas kasar, lagi-lagi apa yang di katakan pria brengsek ini adalah faktanya.

"Biarpun gua jauh dari lo, gak pernah seharipun mata gua lepas dari lo, gua selalu mantau lo dari jauh, memastikan bahwa lo baik-baik aja. Gua selalu nunggu saat gua bisa bawa lo pergi dari mereka dan akhirnya kemarin waktu yang tepat."

Ezar berjalan mendekat kearahnya dan duduk di sampingnya, mntap lekat wajah wanita idamannya, "gua gak mau lo terus-terus an tersiksa, ijinin gua buat nebus semua kesalahan gua ya, Re."

Realyn berusaha mencerna semua perkataan Ezar.

"Gua ngelakuin semua ini karena gua cinta sama lo."

Tidak dipungkiri bahwa hati Realyn sedikit tersentuh mendengar pernyataan Ezar.

"Gua sengaja rencanain penculikan lo sama Syakilla biar lo tau bahwa Reyvan memang gak benar-benar peduli sama lo. Posisi lo yang jadi prioritas Reyvan udah keganti sama Syakilla," tutur Ezar lagi.

Setitik air bening membasahi pipi Realyn, ia hanya bisa tersenyum getir.

Ezar membawanya kedalam pelukan, dan Realyn seolah tersihir dan menerima pelukan itu, memang hanya itu yang Realyn butuhkan saat ini.

Realyn menumpahkan air mata nya di bahu tegap Ezar.

Realyn tidak lain dari seorang gadis rapuh yang tak tersentuh, dan menjadikan sifat sombong sebagai tameng dari orang-orang munafik.

TBC

Sorry telat update:"

Arrogant Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang