23

930 57 11
                                    

"Put, lo handdle di sini, pastikan Reyvan gak bisa bebas in Syakilla sebelum gue hubungin lo," setelahnya beralih pada Jodas, "dan lo, lakuin apa yang udah kita bahas sebelum nya."

"Siap," sahut Putra dan Jodas bersamaan.

"Satu lagi, semua nya harus ke record ... File nya kirim ke gue, paham?" titah Ezar kepada anak buah nya, "oh iya bob, ponsel lo harus tetep aktif."

"Siap."

Ezar mendekati Jodas dan berbisik padanya, "Buat Reyvan gak bisa berkutik, gue percayakan semua nya sama lo. Semua harus berjalan sesuai rencana."

Jodas mengangguk patuh.

"Sebentar lagi Reyvan pasti datang, semua siap pada posisi masing-masing! Jangan ada yg lengah," Ezar kembali bersuara dan semua langsung menjalankan instruksinya.

"Zar ... Gue udah pastikan Realyn sendirian di rumah, dan gue harap omongan lo yang gak akan ngelukain bisa di pegang," ujar Putra dengan sorot mata tajam.

"Santai, gue bukan tipe orang yang gak nepatin janjinya. Gue cabut," Ezar memakai kaca mata hitam nya dan berjalan keluar gedung tua.

Ezar memasuki mobilnya, "Reyvan Jovanka kehancuran lo ada di depan mata, bro," seringaiannya kembali terlihat, menatap tajam kedepan dan menggenggam kuat stir mobilnya.

Setelahnya ia menjalankan mobil nya dengan kecepatan di atas rata-rata, mobil mewahnya membelah jalanan dengan sangat mudah.

Ia juga tak lupa mengirimkan pesan pada Realyn, "bersiap, sayang."

Ezar terkekeh membayangkan raut muka Realyn setelah menerima pesannya. Dia tak sabar untuk melihat ekspresi wanita itu secara langsung.

*****

Sesuai dugaan Ezar, raut muka bingung dan takut terlihat jelas sesaat setelah Realyn membaca pesannya.

Realyn berlari ke kamar mandi dan membasuh mukanya untuk memastikan apa yang dilihat nya itu tidak salah, biasanya penglihatan orang bangun tidur kurang sempurna.

Ya Realyn memang baru tersadar dari alam mimpinya, maklum ia termasuk orang-orang yang hobi tidur.

Tinggal bilang kebo apa susah nya si, Thor. -Readers.

Biar lebih elit gitu, kalo bilang kebo bisa di ambekin gue sama itu anak. -Author.

Oke skip ...

Setelah membaca ulang pesan itu berkali-kali, Realyn kelabakan untuk membenarkan penampilan, karena menurut nya pesan itu berarti Ezar akan sampai di rumah nya tidak lama lagi.

Sedangkan saat ini ia hanya mengenakan atasan tak berlengan dan celana pendek.

Eum ... sangat menggoda iman.

Realyn membuka lemari, ia mengambil sweater over size dan celana jeans hitam panjang. Kembali ke kamar mandi untuk mengganti pakaian.

Ia tidak sudi Ezar melihat tubuhnya lagi.

Seusai mengganti pakaian Realyn tampak cemas, mondar-mandir sembari memikirkan apa yang harus dia lakukan ketika keparat itu datang.

Oh God! Kenapa otak nya tidak dapat bekerja di saat seperti ini, kemana pergi nya sisi kejam nya? Kenapa itu tidak bisa bekerja untuk Ezar?

Realyn memukul-mukul pelan kepalanya, ia benci sisi nya yang dulu kembali lagi.

"Pak perketat penjagaan, jangan biarin Ezar masuk," Realyn berbicara pada satpam rumahnya melalui sambungan telepon.

"Terlambat, sayang. Gue udah ada di sini."

Deg!

Realyn membalikkan badannya, "elo! Ngapain disini!?"

"Ikut gue sekarang! atau mau pake kekerasan, sayang?" Ezar terkekeh.

Realyn menggelengkan kepala.

"Dan buang hp lo!" namun Realyn tak kunjung melakukan perintahnya, "jangan ngelawan! Nurut atau gue setubuhin lo di depan para penjaga rumah lo!?"

Mendengar ancaman itu Realyn membanting ponselnya, tapi tidak membuat iPhone yang tergeletak di lantai itu mati.

Maklum ... iPhone keluaran terbaru. Gak pamer kok, cuma menjelaskan hahaha. -skip garing.

Ezar mendekati Realyn dan merangkulnya, "kalo lo nurut gak bakal gue apa-apain."

Alhasil Realyn mengikuti semua titah pria itu.

Mereka meninggalkan kediaman Jovanka. Entah akan kemana pria itu membawanya.

Setelah beberapa menit membelah jalanan Ibu Kota, Ezar menghentikan mesin mobilnya.

"Keluar!" suaranya membuat Realyn yang sedang melamun tersentak.

Ezar melepas sabuk pengamannya lalu keluar dari mobil itu, diikuti oleh Realyn.

Ezar mencekal tangan Realyn agar wanita itu tidak melarikan diri.

Realyn memberontak agar bisa melepaskan cekalan tangan itu. Tapi tetap saja tenaga nya kalah dengan pria yang tengah menarik tangannya dengan kasar agar mengikutinya.

Realyn mengerutkan dahi nya, kenapa ia di bawa ke bandara? Apa sebenarnya mau bajingan itu?

Dia menggigit tangan Ezar dengan kuat, dan berlari saat berhasil melepaskan cekalan tangan itu.

Namun belum sempat berlari jauh, anak buah Ezar berhasil menangkap nya.

"Sial," umpat nya dalam hati.

Pria itu mendekat ke arahnya, "mau mencoba kabur hm? Berani juga lo."

Ezar mengeluarkan sesuatu dari kantong nya, sedangkan Realyn terus menatap pria itu dengan waspada.

Ia memberontak saat pria itu akan menusukan jarum suntik ke tangan nya. Namun lagi-lagi usaha nya sia-sia.

Di menit berikutnya Realyn kehilangan kesadarannya.

"Gini kan enak," Ezar membopong tubuh Realyn dengan mudah.

Mereka memasuki pesawat yang sudah Ezar siapkan untuk membawa wanita itu ke luar negeri. Agar tidak ada yang bisa menggagalkan rencananya untuk menjadikan wanita itu miliknya.

Ia ingin hidup bahagia dengan wanita nya.

Sebelum itu, ia mengirim pesan pada Bobby.

Ezaron : Jangan sampai Reyvan tau tentang keberadaan gue.

TBC

Gak jelas bener part nya😂

Di lihat-lihat jumlah vote sama yang udah baca gak seimbang, tolong tinggalin jejak nya dong:)

Gue gak minta yg muluk2 kok, vote sama krisar aja cukup kok.

Happy reading :)

Arrogant Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang