6

2.3K 143 4
                                    

Keesokan harinya ...

Suara kegaduhan yang berasal dari kantin terdengar menelusup ketelinga Real dan Enra yang sedang melangkahkan kaki nya menuju kantin.

"Kok berisik banget ya,Re." Ucap Enra yang berjalan di samping Real.

"Tau dah."

Saat langkah keduanya sampai didepan kantin, keduanya serentak menghentikan langkahnya karena melihat banyak anak mengerumini salah satu meja.

Terdengar suara yang membuat keduanya semakin penasaran, "kenapa tugas gue belom lo kerjain?! Mulai berani lo sama gue?!"

Bentakan seorang gadis yang sepertinya satu tingkat dengan Real membuat gadis yang sedang terduduk itu menundukan kepalanya.

Real dan Enra pun berjalan mendekati meja itu dan menerobos kerumunan orang yang sedang menyaksikan sebuah kegaduhan.

Saat berhasil menerobos kerumunan itu, indra penglihatan Real menangkap dua orang gadis yang diduga menjadi penyebab kegaduhan siang itu.

Semua perhatian teralihkan karena kedatangan Real dan Enra yang merupakan orang yang disegani di SMA Arsanaya ini.

Tapi nampaknya seorang gadis yang sedang marah marah itu belum mengetahui kedatangan Real dan Enra.

"Karena lo udah berani ngelawan gue, gue pastiin besok lo udah gak bisa sekolah disini!" Bentak gadis yang bernama Tisya, seorang Ratu bullying.

"Ekhem." Deheman Real membuat kedua gadis itu menatapnya.

Raut muka Tisya berubah saat bertatapan dengan muka datar Real, sedangkan gadis yang sedang terduduk itu lagi lagi menundukan kepalanya.

Puan, gadis cantik penerima beasiswa itu nampak sedikit ketakutan mendengar ancaman Tisya tadi.

Salah, jika kalian mengira Puan adalah cewek Nerd dengan kacamata besar yang bertenger di hidung nya. Karena Puan adalah salah satu gadis cantik yang menjadi incaran pemuda Arsanaya.

Real bergerak mendekati Puan setelah itu mencengkram pelan dagunya agar ia mendongakkan kepalanya, "jangan nunduk, dongakin kepala lo dan tatap mata lawan bicara lo."

Semua orang yang menonton aksi itu sejak tadi pun semakin penasaran dengan apa yang akan dilakukan Real selanjutnya.

"Ra." Enra berdiri di samping Tisya setelah mendengar panggilan Real, seolah Real memberi isyarat kepada Enra melalui tatapan matanya.

Enra pun mengangguk dan merangkul Tisya yang sudah berubah ekpresi.

"Coba ulang semua perkataan lo tadi." Perintah Enra seraya menatap tajam Tisya.

Sama halnya Enra, Real pun menatap tajam Tisya dengan tangan yang sudah tak mencengkram dagu Puan.

Tak ada jawaban yang keluar dari mulut Tisya membuat Real membuka suara, "lo mendadak bisu?"

Real tersenyum miring dan kembali membuka suara, "mana nyali lo?"

"Ilang," saut Enra.

Real menatap Puan seraya berucap, "lo gak perlu takut sama jelmaan iblis kayak dia, angkat kepala lo tatap matanya dan bales ucapannya saat dia ngehina lo. Lo liat sendiri kan? Tisya tu pengecut! Berani nya sama yang lemah. Lo itu cantik sayang dan lo lebih dari si Tisya. Derajat lo lebih tinggi dari dia, jangan tundukin kepala lo didepan dia. Kalo perlu tampar muka nya, nih gue contohin."

Real mendekat kearah Tisya dan ...

Plakk ...

Satu tamparan yang cukup keras mengenai pipi kanan Tisya.

Semua orang pun tak heran dengan tindakan Real, seperti itulah Real.

"Coba kasih tau gue apa aja ancaman si Tisya sampe lo mau nurutin semua perintah dia." Kata Real seraya menatap Puan.

"E-e- anu ... i-tu ... ehm ...-" ucap Puan terbata bata.

Belum sempat Puan menyelesaikan perkataan Real berucap,"kasih tau gue, jangan takut sama dia."

"Dia bilang mau ngecabut beasiswa gue dan bikin keluarga gue menderita kalo gue gak lakuin semua perintah dia."

"Cih!" Decih Real.

"Kasih tau, Ra." Tambahnya.

"Mendadak bisu ya neng? Lo nggak akan pernah bisa ngebuat hidup keluarga Puan menderita dan ngecabut beasiswa milik Puan, lo kenal kan siapa Realyn Jovanka? Apapun bisa terjadi ... Perusahaan bokap lo gulung tikar contoh nya." Ucap Enra seraya menatap lekat Tisya dan membelai rambut Tisya.

"Tapi sayang nya gue gak mau, dan selama ini gue dan Enra cuma diem saat denger aksi lo, Ratu bullying. Tapi kali ini gue ngeliat langsung dengan mata kepala gue aksi bullying lo, dan gue gak akan tinggal diem! Satu tamparan tadi sebagai balesan buat semua hinaan lo buat Puan dan gue bakal laporin lo ke kepsek kalo lo masih suka nge-bully. Ngerti gak lo?!"

"Ng-erti, Re."

"Dan kalian ngapain masih disini?!" Bentak Enra seraya menunjuk kerumunan orang itu.

"Bubar!" Satu bentakan keras Real membuat semua siswa meninggalkan meja itu.

Real dan Enra kadang seperti itu, mereka bisa berubah menjadi monster bila melihat adanya ketidakadilan.

Seperti Preman. Itulah Real dan Enra, paras cantik mereka berbanding terbalik dengan sikap dan tingkah mereka.

Perokok, pembangkang, dan Arogant.

TBC

Sorry, part ini absurd bgt.

Aku belom dapet ide makanya kurang ngefeel.





Arrogant Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang