12

2K 119 13
                                    

Saat sudah berada di depan gedung tempat mereka mengurung Arnando, Enra pamit pada keduanya untuk kembali ke dalam gedung itu karena ada sesuatu barang yang tertinggal.

Setelah Enra kembali ke gedung itu dan dia sudah melihat Real dan Brarez sudah menjauh dari area gedung, Enra meminta pada anak buah Brarez untuk membukakan pintu itu dan jangan membocor kan hal ini pada Brarez dan Real.

Saat pintu sudah terbuka, Enra melihat Arnando dalam keadaan begitu mengenaskan. Arnando sedang berusaha menggapai boneka sex yang letaknya masih cukup jauh.

Perlahan Enra mendekati Arnando dan merengkuh tubuh pria itu, Enra menangis tak tega melihat lelaki yang begitu dicintainya dalam keadaan tak berdaya.

Sedangkan Arnando yang masih tersadar kaget akan kehadiran Enra yang secara tiba-tiba dan langsung memeluknya.

"Ayok ikut gua," ucap Enra seraya berusaha mengangkat tubuh Arnando dan memapahnya.

Enra membawa Arnando ke apartemen miliknya, menidurkan tubuh tak berdaya pria itu diatas ranjang tempatnya tidur.

Sedangkan Arnando masih berusaha menahan gejolak panas yang ada didalam dirinya, dan keinginan untuk menyentuh Enra, kenapa dia tak langsung menyentuh Enra? Karena Arnando terbayang betapa baiknya Enra saat kedua orangtuanya tak menggapnya ada, Enra lah yang selalu menemaninya.

Saat merasakan tubuh pria didepannya itu menahan gejolak dan sekilas matanya berkabut gairah, membuat Enra tak kuasa menahan tangis.

Dengan hati yang legowo , Enra menyerahkan dirinya untuk pria itu.

******

Keesokan harinya..

Cahaya matahari menyapa kedua pasangan muda yang masih bergelung pada ranjang tidur dalam keadaan saling berpelukan dan tubuh polos keduanya yang terbungkus oleh selimut.

Setelah menikmati malam panas yang terjadi cukup lama, keduanya terlelep hingga tak sadar jika matahari sudah berada tepat diatas kepala.

Bunyi dering telfon membangunkan gadis yang sebenarnya masih enggan untuk membuka mata, karena merasakan tubuhnya sangat sakit apalagi di daerah kewanitaannya.

"Morning," sapa pria yang berada tepat disebelah gadis itu.

"Morning too," balas Enra.

"Morning kiss??" Goda Arnando.

Bukan sebuah senyuman yang Arnando dapatkan melainkan sebuah lemparan bantal, "pagi-pagi udah mesum."

"Kayak gak tau gua aja lu," ucap Arnando seraya terkekeh dan berjalan ke arah kamar mandi dalam keadaan polos.

Dengan refleks Enra memejamkan mata seraya berteriak, "NANDOO GILAA!!!"

Sedangkan Arnando hanya terkekeh dan kembali menggoda gadis cantik yang sudah menolongnya, "kenapa sayang? Kau nambah ronde lagi?"

"Gak! Sono lu pergi mandi!"

"Mandi bareng aja gimana?"

"Ogah!"

Arnando kembali terkekeh dan menghilang dari pandangan Enra dengan masuk kedalam kamar mandi.

Kalian tau? Saat ini Enra rasanya ingin menghilang dari bumi dan pindah ke mars demi menghindar dari Arnando yang sangat gencar menggodanya.

Tak tau kah pria itu jika jantungnya saat ini seperti sedang berlari marathon dan dalam dirinya seperti ada ratusan petasan? Sungguh kebahagiaan yang sederhana pikir Enra.


"NANDOO BASTARD!"

Sedangkan pria yang sedang membersihkan diri itu hanya terkekeh mendengar teriakan gadis konyol yang mampu membolak balikkan hatinya.

Enra beralih mengecek ponselnya, dan betapa terkejutnya dia melihat pesan dari Real jika beberapa menit lagi Real akan sampe di apartemennya.

Begitulah Real jika Enra tak ada kabar sedikit pasti langsung dia cari keberadaannya, begitupun sebaliknya.

Brak..brak..brak

"NANDO ... NAN ... NANDOO ... BUKA PINTUNYA," Teriak Enra sambil menggedor-gedor pintu kamar mandi.

Arnando membuka kamar mandi dan menampakan tubuh pria itu yang hanya dibalut handuk sebatas pinggang hingga atas lutut.

"Apaan, Ra? Mau mandi bareng?"

"Buka waktunya bercanda, goblok! Real lagi dijalan menuju kesini," jelas Enra

"Ya terus?"

"Anying! Pake nanya ya terus lagi, ya lo harus pergi dari sini sekarang bego!"

"Kalem napa dah, Real doang kan."

"Real doang, pala lo melayang! Kemaren aja lu hampir dibuat mati kesiksa sama si Real dan lo bilang Real doang? Dimana otak lo?!"

"Santai napa, Ra."

"Gak bisa santai goblok! Kalo Real tau lo disini abis dah gua! Bukan cuma gua tapi lo juga!"

"Udah tenang aja, sayang."

"Sayang-sayang pala lo melayang!"

"Galak bener mbak."

"Diem bego."

"Gak mau."

Tok ... tok ... tok

Suara ketukan pintu membuat kedua orang yang berada di dalam apartemen itu terdiam dan dengan perasaan yang tak bisa di gambarkan.

Dalam interkom apartemennya Enra dapat melihat Real berdiri didepan pintu Apartemennya, Real juga bilang kalo Enra tak kunjung membuka pintu nya dia akan mendobrak pintu itu.

"ENRAA! BUKA PINTUNYA! APA MAU GUE DOBRAK?!"

"Eh tunggu ... tunggu ... kenapa gua harus ngedobrak? Kan gua tau passwordnya. Ini yang goblok siapa dah sebenetnya." Monolog Real.

"Gue buka ya, Ra." Ucap Real dengan sedikit berteriak seraya tangan nya meraih ganggang pintu.

TBC

wkwkw gimana?? Penasaran gak?? Kira2 Enra dan Nando bakalan ketauan gak ya?? Pantengin terus yakk

Happy Reading!
Gila partnya absurd, sorry ya bru bisa update dan sekainya update absurd gini, hehe.

Arrogant Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang