9

2K 120 1
                                    

Setelah berbicara dengan Brarez, Real berniat mencari Enra.

Hampir semua sudut di sekolah ini sudah dia terlusuri, namun Enra tak kunjung ia temui.

Setelah merasa lelah akhirnya dia memutuskan untuk kembali ke kelas dan duduk di depan kursi panjang yang tersedia di depan kelasnya.

"Misi, Re." Sapaan demi sapaan keluar dari mulut setiap orang yang melewati Real, ada yang mengucapkan sapaan dengan lantang dan ada juga yang bersuara pelan.

"Cih." Decihan seorang lelaki yang bisa dibilang salah satu pujaan kaum hawa itu membuat Real menolehkan kepala dan menatapnya tajam.

Arnando Transio, salah satu anak dari donatur terbesar SMA Arsanaya ini namun tetap masih di bawah keluarga Jovanka.

"Jalang."

"Bangsat!"

Ucapan Arnando tadi membuat Real tersulut emosi.

Hanya sebagai informasi, Arnando dan Reyvan merupakan musuh bebuyutan sejak di sekolah dasar. Entah apa yang membuat keduanya selalu berseteru.

"Emang ya keluarga Jovanka itu gila hormat! Nggak orang tua nya nggak anak anak nya sama sama, SAMPAH!"

"Anjing!"

Bugh ...

Satu bogeman melayang mengenai Rahang tegas Arnando.

"Cih!" Decih Arnando seraya mengelap darah yang keluar dari sudut bibirnya.

"Maksud lo apa bangsat!" Bentak Real.

"Gimana kalo one night stand? Sebagai ucapan maaf lo karena udah mukul gue?"

"Najis!" Kata Real seraya berniat memukul Arnando. Namun sebelum tangan mungilnya itu mengenai wajah tampan itu, Arnando lebih dulu mencekal tangan Real.

Dengan masih mencekal tangan Real, Arnando menyudutkan Real pada tembok disamping kursi yang Real duduki tadi.

Arnando menyentuh permukaan wajah Real dengan tangannya, menjamah wajah cantik itu. Dan Real berusaha memberontak agar kedua tangannya telepas dari cekalan Arnando, "brengsek! Jangan sentuh gue njing!"

"Hm?" Deheman singkat Arnando membuat Real semakin naik pitam.

Melihat wajah Real yang sudah memerah dan seluruh tubuh cewek itu bergetar membuat Arnando mendapatkan kebahagian. Ya, karena itulah niat awal Arnando ... dia ingin Rey melihat apa yang dia lakukan pada adiknya.

Arnando berniat membangunkan singa tidur.

"Lepas njing!"

"Gak."

"Minggir lo bangsat! Anak koruptor gak tau diri!"

Arnando semakin menempelkan tubuhnya pada tubuh Real dan menghimpitnya, kemudian tangannya yang kosong mencengkram dagu Real dan langsung mencium bibir Real dengan kasar.

Real terus memberontak, namun itu tak membuat Arnando menghentikan aksinya. Arnando semakin gencar mencium dan melumat bibir Real bahkan menikmatinya dengan memejamkan mata

Kemudian sekelebat kejadian kelam itu terlintas di kepalanya dan membuat Real seakan kembali pada saat itu.

Real menangis.

Karena merasakan ada air yang membasahi pipinya Arnando membuka matanya dan menatap manik mata Real yang terpejam dan diujung matanya mengeluarkan air mata.

Dan Arnando tahu saat ini tubuh Real sangat bergetar, namun entah mengapa kini gairahnya memuncak dan enggan untuk menghentikan aksinya itu.

Bugh!

Bugh!

Real tersentak dan membuka matanya karena mendengar bunyi pukulan yang cukup kuat.

Dengan keadaan yang masih sedikit shock dan trauma akan kejadian itu kembali mendatanginya dia melihat Arnando terkapar di lantai dan Brarez yang semakin gencar memukulnya karena melihat orang yang dia sayang hampir dilecehkan.

"Bangun lo bangsat!"

Karena tak tega melihat Arnando yang sudah terkapar tak berdaya dan Realpun tak mau jika Brarez harus masuk ke ruang BK karena kejadian tadi, Real bergerak mendekati Brarez dengan tubuh bergetar.

Real memeluk Brarez dari belakang berharap cowok itu akan menghentikan kemurkaannya.

"Stop Rez,"

Karena merasakan sentuhan tangan mungil pemilik hatinya Brarez berhenti kemudian membalikkan badan dan memeluk tubuh ringkih yang masih bergetar itu.

Memeluk dengan sangat erat sambil mengusap-usap kepalanya seraya membisikan kata "maaf" berulang kali.

Brarez menyesal karena lengah dalam menjaga Real dan dia tidak akan pernah mengampuni siapapun yang berani menyentuh Real.

TBC

Arrogant Girl Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang