Chapter 17

567 105 15
                                    

Pasangan yang memiliki acara keluar bergandengan dan di sambut tepukan riuh para tamu yang datang, Jinyoung menelisik sekitar dan menemukan lelaki berpipi gembil menatapnya dengan ekspresi yang sulit di artikan.

Pemasangan cincin di mulai, Jinyoung menatap benda bulat di tangannya ragu. Ia kembali melirik si manis yang saat ini berdiri di antara Daniel dan Woojin, si manis menunduk dan membuat perasaan Jinyoung bergemuruh hingga tidak sadar benda bulat di tangannya jatuh menggelinding tepat di depan Jihoon.

Semuanya terkejut, nafas Jinyoung serasa tercekat saat Jihoon menghampirinya dengan membawa cincin dan berusaha tersenyum di hadapannya. Jihoon meraih tangan kanan Jinyoung dan menaruh cincinnya disana, tatapan mereka beradu sesaat sebelum Jihoon memutar tubuh dan saat akan beranjak suara lirih Jinyoung menghentikannya.

"orang bilang cincin yang memilih pada siapa seharusnya ia melingkar di sebuah jari manis seseorang dan barusan dia udah nentuin pilihannya"

Jinyoung masih menatap cincin di tangannya sendu, Jihoon berjalan gontai meninggalkan sang pemilik acara dengan air mata yang menetes di pipi gembilnya. Tidak peduli tatapan bertanya orang-orang yang ada di sekitarnya, Pinky menyentuh tangan Jinyoung yang bebas dan memberinya isyarat agar cepat memasangkan cincin di jari manisnya.

Jinyoung memasangkan cincin bertahtakan berlian itu di jari manis Pinky dengan tangan bergetar, hatinya serasa di remas-remas di dalam sana. Sangat menyakitkan dan ia ingin menangis saja rasanya sekarang sedang di jajaran tamu Jihoon sudah menangis dalam diam, hatinya serasa di hantam dengan sangat kuat hingga hancur berkeping-keping.

Ayah bilang Jihoon harus jadi orang yang kuat tapi saat ini Jihoon gak bisa Yah, Jihoon kehilangan Ayah tujuh tahun lalu dan sekarang Jihoon kehilangan orang yang paling Jihoon cintai. Kenapa takdir sejahat ini sama Jihoon, Yah? Jihoon salah apa? Batin Jihoon.

...

Selesai acara inti Jihoon memilih pergi dari sana, tidak ingin orang-orang melihatnya menangis. Daniel dan Woojin dengan setia di samping Jihoon, Hyungseob yang ikut bersama mereka tidak melepaskan rangkulannya di bahu si manis yang hanya diam sejak memasuki mobil Daniel.

Daniel dan Woojin yang ada di bangku depan saling lirik, bingung bagaimana menenangkan atau bahkan hanya mengambil atensi Jihoon.

"eum.. Hoon ice cream yuk, mau gak? Di kedai langganan ada varian baru, enak sih meskipun pas awal nyoba rasanya agak aneh. Kesana yuk, gue traktir"

"terserah" jawab Jihoon pelan.

Daniel memarkirkan mobilnya di kedai ice cream langganan Wanna One dari SMP, ketiga pemuda lainnya bernafas lega ketika melihat Jihoon melahap ice creamnya dengan lahap.

"enak gak mbul?"

"enak meskipun rada aneh juga sih rasanya, terlalu kuat rasa kopinya"

"di kasih yang rasa vanila mendingan kok mbul, coba makannya barengan"

"hmm lumayan, udah sering lo makan ini?"

The Origin Of Love [ Deepwink ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang