Mobil Pajero Sport hitam terlihat melintas diantara padatnya jalanan kota Banjarmasin di sore hari. Seorang pemuda mengemudikan mobil tersebut dengan seyuman yang terus menerus menghiasi wajah tampannya. Sesekali tertawa ketika sekelebat bayangan kejadian terlintas diingatannya.
Rean akhirnya pulang setelah puas jalan jalan di mall dengan gadis cantik yang baru dikenalnya tadi. Ya, pemuda yang mengendarai mobil itu adalan Rean. Dia terus menerus terbayang dengan tingkah laku Rayn yang menurutnya menggemaskan. Parasnya yang cantik dengan seyuman manis yang memukau. Bukan salah Rean jika nanti malam Rayn hadir di mimpi indahnya.
"Cantik." Rean berguman sendirian karena wajah Rayn tidak henti-hentinya melintasi pikirannya. Untuk menghindari kecelakaan, akhirnya Rean memutuskan untuk berhenti dipinggir jalan yang teduh untuk menenangkan hati dan pikirannya.
"Apakah ini yang namanya jatuh cinta pada pandangan pertama. Masa iya aku suka sama Rayn, secepat ini?" Rean bertanya tanya pada dirinya sendiri sambil tertawa kecil. Lalu dia ingat akan sesuatu hal.
"Astaga bego, kenapa tadi aku gak minta id line-nya. Ini karena udah keasikan, jadi terasa sudah kenal lama saja." Rean belum juga tersadar dari bicaranya sendiri. Cinta memang bisa membuat yang tampan menjadi setengah gila. Ternyata Rayn membawa dampak yang sangat besar bagi diri Rean.
"Gak apa apa, deh. Entah kenapa aku yakin kalau aku pasti akan bertemu kembali dengan Rayn. Bahkan aku merasa, jika Rayn adalah jodoh yang dikirim Tuhan untukku." Rean kembali melajukan mobilnya menuju rumah. Ingin segera menceritakan kepada sang mama tercinta. Bahwa dia sudah bertemu dengan calon menantu idaman yang selama ini selalu dipertanyakan.
***
"Halo, iya sudah, Yah. Baiklah kalau itu yang Ayah mau. Tidak ada gunanya juga kan Rayn membantah" Telepon diputus sepihak oleh Rayn. Tidak peduli lagi bagaimana dengan ekspresi sang ayah di seberang sana. Dia Lelah dan tidak ingin di ganggu. Keliling mall bersama Rean tadi membuatnya kelelahan. Dan dia harus minum obat serta istirahat selama beberapa jam untuk memulihkan tenaganya.
"Kok aku semangat banget, ya, jalan sama Rean sampai gak keinget lagi sama sakit aku." Rayn berguling-guling diatas kasurnya sambil tersenyum malu layaknya ABG yang sedang di mabuk asmara.
Rayn memikirkan bagaimana cara Rean memperlakukannya, membuatnya tertawa terbahak-bahak. Rayn akui selama ini dia tidak pernah punya teman dekat cowok. Dia punya teman cowok hanya sebatas teman sekelas, mayoritas dia mengenal cowok adalah karena dia saudaranya atau dia anak teman kerja ayahnya.
"Eh, tapi aku gak boleh baper dulu. Rean ini agak aneh. Dia kok gak minta nomor WA atau sekedar tanya akun IG aku gitu, ya. Kayak cowok lain yang mau pdkt gitu. Ah, bodo amat. Kalau jodoh pasti juga akan ketemu lagi kok" Akhirnya Rayn memutuskan untuk tidur karena kepalanya yang sudah terasa makin pusing dan badan yang semakin lemas.
"Maaaaa ... Rean pulaaangg," teriak rean sesaat setelah membuka pintu rumahnya. Berjalan kesana kemari matanya mencari keberadaan sang mama tercinta.
"Yan. Sudah mama bilang berapa kali sih? Perlu mama ulangi pakai toa di masjid seberang sana?" Teriakan sang mama dari arah dapur dengan suara tidak kalah kerasnya hingga menggema sampai ruang tamu di sebelahnya.
"Yuueee Mama sendiri juga teriak gitu kok, belaga bilangin rean," sahut rean tidak terima. Sambil duduk di kursi meja makan dan mencomot buah apel lalu dimakannya.
"Diam kamu. Mau mama goreng sekalian sama ikan ini?" Sang mama yang tidak suka diganggu saat sedang asik memasak.
"Eh, Ma. Mama dengerin cerita rean deh ma. Mama pasti bangga sama rean," ucap Rean ingin memulai sesi curhatnya dengan antusias.
"Apa? Kamu lulus SMP dengan nilai pas-pasan? Ah, mama sudah tau itu Rean. Dan tunggu. Apa kamu bilang mama bangga? Sama sekali tidak Rean." Sahut sang mama yang sengaja menyindir lagi masalah nilai Rean yang jeblok di UN SMP.
"Yahhhh mamaa itu lagi dibahas. Itu mah udah bukan Hot New's lagi. Udah berita lama itu mah." Sedikit tersinggung dengan nialinya yang memang rendah di UN SMP. Sebenarnya Rean pintar tapi dia malas belajar.
"Apa kalau gitu? Buruan mama lagi goreng ikan nih. Kalau ga penting mama jitak kepala kamu pakai spatula." Sang mama yang masih saja galak karena merasa sangat terganggu acara masaknya karena kedatangan Rean yang tak diundang.
"Oke, rean mulai. Jadi, tadi kan ma. Rean tuh nyari perlengkapan sekolah di mall. Terus Rean malah ketemu sama sesuatu hal yang lebih menarik dan antik. Ah, pokoknya Limited Edition lah,"
"Terus. Kamu ga jadi beli perlengkapan sekolah dan malah beli barang itu? Oh gituuu, tunggu ayahmu pulang ntar mama aduin dan memastikan kamu tidak dapat uang jajan di hari pertama masuk sekolah." Belum selesai Rean bercerita sang mama sudah memotong terlebih dahulu.
"Ck, Mama kebiasaan ih Rean tuh belum selesai cerita loh. Dengerin dulu kek maaa. Jadi, yang Rean maksud tadi itu adalah gadis cantik jelita baik hati tidak sombong asik. ah, cantiknya subhanallah mamaaaa. Mama aja kalah. Beneran deh ma. Yakin Rean mah." Akhirnya Rean menyelesaikan ceritanya. Sang mama yang mendengar kata 'gadis' dari mulut sang anak akhirnya mulai tertarik. Karena ini kejadian langka. Biasanya Rean akan menceritakan mengenai teman teman gilanya atau anjing tetangga sebelah yang galaknya minta ampun.
"Siapa namanya," tanya Claudia mama Rean.
"Namanya Derayn mah. Cantik, Manis, Baik paket lengkap deh ma pokoknya," jawab Rean mengakui secara terang-terangan di hadapan mamanya kalau dia tertarik dengan Rayn.
"Mana coba sini mama liat fotonya. Mama gak yakin sama cerita kamu kalau gak ada bukti nyatanya," tanya Claudia. Sengaja karena dia sendiri jadi penasaran secantik apa sih gadis yang ditemui anaknya tadi.
"Hehehe ... itu dia masalahnya, Ma. Rean lupa minta nomor Id line-nya. Dan kami tadi asik keliling mall jadi gak foto-foto deh" jawab Rean sambal cengengesan.
"Rean. Mama lempar spatulanya atau Rean yang mama goreng?" Tawar Claudia yang kesal karena merasa di PHP-in sama anaknya sendiri. Sedangkan Rean yang diajak bicara sudah melarikan diri terlebih dahulu sambal tertawa terbahak-bahak karena berhasil membuat Claudia kesal dan penasaran.
♡▪♡▪♡
"Mungkin ini yang dinamakan cinta pada pandangan pertama" -Rean

KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Time [Edisi Revisi]
RomanceApabila saat ini Rayn tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Maka bolehlah Rayn berharap jika suatu saat nanti akan ada seseorang yang menjadikan Rayn sebagai prioritas dihidupnya ? Seseorang yang akan mengenalkan Rayn pada banyak...