***
"Yang datang dari masa lalu tak selalu menyenangkan."
***
Sinar matahari menerangi kamar Rayn melalui celah tirai jendela kamarnya. Membuat Rayn terusik dan perlahan membuka mata menyesuaikan dengan cahaya terang yang masuk ke matanya. Semalam Rayn tidur nyenyak sekali, mungkin karena terlalu lelah.
"Non Rayn, ada Non Melly di bawah." Suara ketukan pintu disusul dengan teriakan Mbak Lili membuat Rayn membuka mata sepenuhnya. Rayn lupa jika hari ini Melly mengajaknya jogging.
"Iyaa, Mbak suruh Melly ke kamar Rayn aja," teriaknya. Sambil menyibak selimutnya lalu bergegas ke kamar mandi. Tak lama kemudian suara Melly suda terdengar berada di dalam kamar Rayn.
"Rayn, di mana kamu? Gak usah sembunyi deh kita udah telat nih. Masa iya jogging jam sembilan begini, panas tau, Rayn." Melly yang tidak mendapati Rayn di kasur akhirnya duduk sambil mengoceh seakan Rayn mendengar omelannya.
"Berisik banget sih, Melly. Tuh bibir gak usah manyun gitu, nanti aku suruh Ghani buat cium kamu," ucap Rayn yang baru saja keluar dari dalam kamar mandi. Kalimat terakhir Rayn membuat Melly melempar bantal-bantal yang ada di kasur Rayn. Untuk beberapa saat mereka saling lempar bantal, peperangan di mulai.
Tiba-tiba seseorang membuka pintu kamar Rayn yang langsung terperangah melihat kondisi kamar yang sangat berantakan. Keduanya menatap ke arah pintu sambil menunjukkan gigi-giginya, sedangkan yang ditatap hanya bisa menghela napas pelan.
"Sebaiknya Nona sarapan dulu sebelum olahraga dan ... biar Mbak Lili yang merapikannya nanti," ucapnya lalu berjalan menjauh dari kamar majikannya.
"Gara-gara kamu sih, Mel."
"Kok aku sih? Jelas-jelas kamu duluan yang asal ngomong emang minta dicabein tuh mulut," balas Melly tidak terima disalahkan.
"Ahh, sudah. Aku mau ganti baju dulu."
"Ya udah ganti baju aja," jawab Melly mendudukkan pantatnya pada sofa yang ada di kamar Rayn.
"Ya, kamu keluar dulu lah. Memangnya kamu mau melihat aku ganti baju?" Rayn mengusir Melly dari kamarnya, hal itu membuat Melly semakin kesal. Pertama, dia harus menunggu Rayn selama lebih dari dua jam. Kedua, mereka peraang bantal karena ucapan Rayn yang membuatnya merona. Ketiga, diusir dari kamar dengan alasan ganti baju. Fix, kalau bukan teman sudah Melly tinggalkan.
Setelah sarapan mereka memutuskan untuk segera pergi ke taman depan komplek Rayn sebab hari sudah siang dan cuaca semakin panas. Matahari hari ini sangat bersemangat hingga tak ada awan yang mampu menghalangi cahayanya turun ke bumi.
Mereka memutuskan untuk jalan kaki, jarak antara rumah Rayn dan taman tidaklah jauh. Sesampainya disana mereka kelelahan dan memilih untuk duduk saja di kursi taman sambil menikmati ice cream yang mereka beli di jalan.
"Rayn. Aku beli cilok disana dulu, ya. Kamu mau ikut?"
"Kamu saja sendiri, aku masih kenyang," jawab Rayn acuh, tangannya merogoh saku celana untuk mengambil handphone.
"Ya udah, itu ice cream kamu jangan dianggurin gitu nanti meleleh," ucap Melly dibalas gumaman oleh Rayn. Tangan dan matanya hanya di fokuskan pada handphone, bukan tanpa alasan Rayn hanya ingin mencari info mengenai Rean. Sebagai salah satu siswa popular Rean memang sering menjadi bahas gosip di media sosial.
"Hai." Sapa seorang laki-laki ysng tidak diketahui sejak kapan duduk di sebelah Rayn. Rayn hanya melirik sekilas, merasa tidak mengenal orang itu akhirnya Rayn memutuskan untuk mengabaikannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Time [Edisi Revisi]
Roman d'amourApabila saat ini Rayn tidak mendapatkan kasih sayang dari kedua orang tuanya. Maka bolehlah Rayn berharap jika suatu saat nanti akan ada seseorang yang menjadikan Rayn sebagai prioritas dihidupnya ? Seseorang yang akan mengenalkan Rayn pada banyak...