18

77 10 0
                                    

***

"Di saat kamu harus meneteskan air mata, maka biarkan menetes. Mungkin dengan itu akan ada orang lain yang tersenyum bahkan tertawa bahagia."

***

Pagi ini GIHS terlihat sangat ramai, banyak siswa maupun siswi yang berkumpul di koridor terutama di depan mading utama sekolah yang teletak di lobi. Hari ini ada sebuah kabar yang menggemparkan bagi seluruh warga GIHS menyangkut orang-orang yang sangat berpengaruh bagi sekolah itu. Sebuah foto dengan beberapa kalimat di bawahnya lah yang membuat banyak orang berkumpul di sana.

Rayn baru saja tiba di sekolah, dia berpikir mungkin hari ini dia datang terlalu siang sehingga melihat beberapa temannya berjalan tergesa-gesa memasuki sekolah. Langkah Rayn terhenti ketika melihat jumlah siswa yang membeludak memenuhi lobi, penasaran akhirnya Rayn memutuskan untuk masuk ke dalam kerumunan manusia di sana. Pandangan mata Rayn jatuh pada madding utama yang kini tengah menjadi pusat perhatian, matanya terbuka lebar melihat sebuah foto yang di kenalinya dengan beberapa kalimat yang tidak benar.

Dua buah foto yang digabung menjadi satu menjadi topic utama madding pagi ini. Dalam foto pertama terlihat seorang gadis dan laki-laki tengah berpelukan di taman GIHS. Sedangkan foto kedua memperlihatkan seorang gadis yang sama tengah berada di taman kompleks bersama laki-laki lain yang tengah menyuapi gadis itu. Di bawahnya terdapat beberapa kalimat yang sengaja di tulis cukup besar dengan tinta berwarna merah.

_________________________________________

'Gadis yang sering terlihat pendiam dan cukup pandai dalam mata pelajaran ternyata juga pandai menarik ulur hati laki-laki. Gadis ini berhasil menarik perhatian Prince of GIHS dan anak baru yang cukup tampan. Hati-hati jika kalian punya pacar dengan wajah tampan, jangan biarkan dia mengenalnya.

She is Bitch!'
_________________________________________

"Siapa yang melakukan ini?" Kini Rayn tak mampu membendung amarahnya. Dia tidak pernah diperlakukan seperti ini sebelumnya, membuat Rayn merasa harga dirinya telah diinjak-injak.

Suara gaduh para siswi yang saling menuduh membuat suasana di lobi kini semakin ramai. Seorang siswa yang baru datang penasaran dengan apa yang tengah terjadi di sana. Sedangkan Rayn tidak mampu lagi membendung emosinya yang sudah berada di puncak kepala. Hal ini membuat Rayn semakin kesulihat bernapas, dadanya terasa semakin sesak hingga akhirnya Rayn terduduk di lantai sambil memegang dadanya. Semua orang yang melihat Rayn tidak bergerak untuk menolongnya hingga salah satu di antara mereka berteriak.

"Tolongin dong, woy. Dia anak pemilik GIHS." Teriakannya mampu menembus kericuhan, seorang laki-laki yang baru sampai mendengar teriakan minta tolong segera berlari menerobos kerumunan. Dia melihat seorang siswi terduduk lemah di lantai. Tak ambil pusing laki-laki itu segera menggendong tubuh ramping Rayn sesaat sebelum Rayn kehilangan kesadaran.

"Dia anak pemilik sekolah? Itu berarti sekolah ini milik Pramono Adijaya. Gotcha! Aku berhasil mendapatkan dua ikan dalam satu umpan," gumam seseorang yang sejak tadi memperhatikan kejadian di lobi.

***

"Tadi pagi kalian lihat kejadian di lobi nggak?" tanya Melly. Saat ini dia tengah berada di kantin bersama Ghani dan Bagas.

"Aku datang terlambat hari ini bersama Bagas. Kami hanya mendengar dari beberapa anak di kelas. Sebenarnya apa yang terjadi?" tanya Ghani. Tak lupa dia melemparkan tatapan dingin pada Bagas mengingat dia terlambat dan di hokum karena bagas.

"Aku mendapat kiriman foto madding pagi ini dari temanku. Aku tidak melihatnya tadi pagi karena terburu-buru," ucap Melly kemudian menunjukkan sebuah foto di ponselnya. Mata Ghani maupun Bagas melebar dibuatnya.

Precious Time [Edisi Revisi]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang