Ini belom direvisi samsek sumpah. Maaf kalau typonya keterlaluan :")
***
Jira menatap Jungkook dengan pandangan heran.
Pemuda paling menggemaskan yang pernah ia lihat itu, benar-benar terlihat sedang tidak dalam mood yang baik. Jungkook bahkan hanya diam dan duduk tenang di sebelah Jira. Padahal, biasanya Jungkook selalu menyapa sambil tersenyum lebar hingga gigi kelincinya menyembul lucu.
"Jungkookie kenapa diam saja?" tanya Jira pada akhirnya.
Jungkook sedikit tersentak. "Uh? T-tidak apa-apa."
"Jangan bohong padaku. Kau bukan pembohong yang baik."
"Jira jangan bicara denganku dulu, ya. Kookie sedang tidak ingin bicara dengan Jira."
Jira membulatkan matanya. "Loh! Kenapa?" Dia berseru protes. Kenapa? Apa salahnya? Kenapa buntalan uwu di sebelahnya ini tidak mau bicara padanya?
"Eum, Yoongi Hyung marah padaku kemarin karena membuatkan KTP palsu untuk Jira. Jadi, aku tidak mau dekat-dekat dulu dengan Jira. Takut Hyungie marah, nanti Kookie tidak dibelikan es krim." Jungkook mencebik.
Jira merengut. "Kau dimarahi karena aku? Maaf, ya, Jungkookie. Aku memang bukan teman yang baik."
Jungkook membulatkan matanya. Pemuda belia itu menggeleng cepat dengan tangannya yang bergerak ribut. Dia benar-benar tidak ingin membuat Jira sedih, tapi … duh!
"Tidak, tidak, Jira jangan begitu. Jira teman yang baik, kok." Jungkook berkata dengan wajah serius yang benar-benar terlihat mengemaskan.
"Tapi Jungkookie tidak mau dekat-dekat denganku. Itu artinya aku teman yang buruk."
"Tidak, kok! Sumpah! Jira teman yang baik sekali. Jira sering membagi bekal denganku dan memberiku gummy bear yang manis. Jira sangat baik, sungguh." Jungkook mencoba meyakinkan. "Tapi--uh, bagaimana, ya? Aku hanya----"
Jira terkekeh dan mengusak kepala Jungkook. "Iya, aku tahu, kok. Kalau kau mau menjauh sebentar dariku tidak apa-apa. Nanti kalau sudah tidak ingin menjauh, bilang, ya."
Jungkook tersenyum dan mengangguk.
"Aigoo, bayiku. Aigoo~~"
***
Jira berjalan pelan menuju lapangan futsal tempat Jimin sedang latihan. Pemuda itu ternyata sudah selesai dengan latihannya dan sedang duduk di tribun penonton.
Jira menghampiri Jimin dengan minuman isotonik di tangan.
Jimin sendiri terlihat berbinar saat Jira berjalan mendekat ke arahnya.
"Ini,"
Jimin menerima botol minuman yang disodorkan Jira. Gadis itu pun menempatkan diri di samping Jimin. Sesekali membantu mengusap peluh di leher pria itu.
"Terima kasih, ya." Jimin tersenyum dan membuka botol itu.
Jira meneguk air liur. Banyak orang yang bilang jika sisi paling seksi dari seorang Park Jimin adalah bibir tebalnya atau rahang tegasnya atau tumpukan balok di perutnya. Padahal bagi Jira, bagian paling seksi dari seorang Jimin adalah leher hingga tulang selangkanya. Dan sekarang, dia bisa melihat leher Jimin dengan bebas. Jakunnya naik turun saat meneguk minuman, ditambah keringat yang masih menuruni leher seksi itu dengan gerakan slow motion, membuat Jira ingin mendikte seluruh kamus kata-kata umpatan dalam berbagai bahasa.

KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mr. Park
Fanfiction"Because everyone needs Park Jimin in their life." Dibalik nama besarnya, Jean V. Aiden mempunyai masa lalu yang cukup rumit. Siapa sangka jika pria penuh pesona itu ternyata mempunyai sebuah luka yang besar untuk seorang Kim Jira. Jean pikir, Jira...