Bagi Park Jimin muda, Kim Jira adalah satu-satunya gadis yang bisa mengambil seluruh atensinya. Sekarang, Jimin bahkan masih memperhatikan kotak makan yang diberikan Jira padanya. Jimin pikir ia harus mengembalikan kotak itu besok pagi.
Jimin sebenarnya bukanlah pria yang terlalu mempedulikan tentang pacar atau bahkan tentang gadis-gadis. Jimin muda hanya tahu caranya balajar, menari, dan menyanyi. Tidak seperti kawannya, Kim Taehyung, yang selalu saja menggoda gadis-gadis.
"Jimin, makan dulu!" seruan Kim Seokjin dari arah ruang tengah, membuat Jimin yang sedang mengerjakan PR pun sedikit kaget.
Jimin segera menutup bukunya. Ia tidak mau membuat Seokjin marah. Kakak tertuanya itu memang sangat baik, tetapi sebaik apapun seseorang, dia juga bisa marah, kan?
"Ya, Hyung!" Jimin pun segera keluar dari kamarnya dan Hoseok.
Jimin terkejut saat melihat Taehyung yang tengah berdiri dengan mengangkat satu kaki di pojok ruangan sambil menjewer kedua telinganya. Jimin pun duduk di depan meja makan sambil terus memperhatikan Taehyung. "Dia kenapa, Hyung?" Jimin menyenggol lengan Hoseok yang duduk di sampingnya.
"Oh, biasa. Kena marah Jin Hyung karena mengganggu Jungkookie," jawab Hoseok sambil memasukkan daging bulgogi ke mulutnya.
Jimin mengangguk-angguk mengerti. Ia mengambil mangkuk nasinya dan mulai makan.
"Ini tidak adil, Hyung! Kookie juga memukulku, tetapi kenapa hanya aku yang dihukum!" Taehyung memprotes. Matanya menatap tajam ke arah Jungkook yang sedang disuapi oleh Yoongi, karena tangan anak itu sempat terkilir saat berkelahi dengan Taehyung tadi pagi.
Jungkook sendiri memilih tidak mempedulikan Taehyung. Ia hanya fokus pada Yoongi yang terlihat akan memberinya sepotong besar daging.
"Tapi kau itu lebih tua, Taehyung," kata Seokjin. "Lagipula kenapa kau jahil sekali pada Jungkook, sih?" Pemuda itu menggerutu.
Taehyung merengut. "Aku kan hanya ingin melihat album IU Noona punya Jungkook!"
"Tapi kan tidak perlu merebut!" Jungkook menjawab kesal. Mulutnya masih penuh dengan makanan.
"Diam kau, Bayi!"
"Aku bukan bayi!"
"Aish, sudah-sudah! Berhenti berteriak, kepalaku pusing!" seru Seokjin sambil memegangi kepalanya. "Kalian makanlah dengan tenang. Apa kalian tidak bisa bertingkah manis seperti Jiminie sekali, saja?"
Jungkook dan Taehyung kompak merengut. "Tapi, Hyung, tadi aku melihat Jimin memeluk adik kelas, loh!" adu Taehyung.
Jimin yang mendengar itu langsung tersedak makanannya. Pemuda itu terbatuk-batuk. Namjoon yang juga duduk di sebelah Jimin, menepuk-nepuk punggung adiknya, sedangkan Hoseok memberikan air pada Jimin. "Kau baik-baik saja?" tanya Namjoon dengan nada khawatir.
Jimin mengangguk. "Y-ya, aku baik-baik saja, Hyung."
"Tuh, kan, Jimin salah tingkah!" Taehyung menunjuk Jimin dengan raut menghakimi.
"Hei, siapa suruh kau menurunkan kakimu!" ujar Seokjin memperingati. Taehyung merengut dan buru-buru menaikkan kakinya lagi.
Yoongi menatap Jimin yang sekarang tengah menunduk malu. "Apa yang dikatakan Taehyung itu benar, Jim?" tanyanya.
"Benar, Yoongi Hyung, Kookie juga melihatnya tadi," kata Jungkook.
Jimin menggigit bibir bawahnya. Pipinya terasa panas dan telinganya memerah. Jimin perlahan menganggukkan kepalanya. "B-benar, Hyung. Tapi aku hanya menjaganya agar tidak tertabrak oleh Taetae dan Kookie yang sedang kejar-kejaran."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear, Mr. Park
أدب الهواة"Because everyone needs Park Jimin in their life." Dibalik nama besarnya, Jean V. Aiden mempunyai masa lalu yang cukup rumit. Siapa sangka jika pria penuh pesona itu ternyata mempunyai sebuah luka yang besar untuk seorang Kim Jira. Jean pikir, Jira...