22. Let's talk about us pt. 2

1.9K 254 57
                                    

Suara pintu membangunkan Joohyun yang tertidur disofa dengan televisi masih menyala.

Dia terduduk lalu melihat kearah kanan dimana Taehyung sedang membuka sepatunya.

"oh, Joohyun-ah, kau belum tidur?" tanya Taehyung setelah membuka sepatu lalu berjalan menuju sofa dimana Joohyun berada.

"sepertinya aku ketiduran disini."

Joohyun melirik jam dinding putih dengan mata menyipit, pukul 10.30 pm.

"kau baru pulang?" Joohyun mengamati Taehyung masih memakai pakaian saat dia keluar sore tadi.

"ah, hm, aku baru pulang. Mian, aku pulang sangat larut." Taehyung menyampirkan rambut Joohyun ke belakang telinga.

Joohyun mengangguk lalu menatap mata Taehyung lembut.

Ada satu pertanyaan yang sudah dia persiapkan setelah melihat timeline instagram beberapa jam lalu.

Namun tak lama dia menundukan lagi kepalanya. Tangannya memainkan selimut kain berwarna maroon dengan motif bungan berwarna gold yang tadi menutupi badannya.

"aku, bertemu Hwamin tadi.." ada jeda yang membuat Joohyun mengalihkan pandangannya lagi pada Taehyung.

"maaf tidak memberi tahumu." Taehyung memegang tangan Joohyun lalu menatap tangan mereka.

Joohyun bernafas, berusaha berdamai dengan keadaan sekarang. Dia masih ingin mendengarkan penjelasan Taehyung selanjutnya.

"aku hanya ingin memperbaiki keadaan sebelum dia salah paham.."

"apa kau masih peduli padanya?" potong Joohyun yang sudah tidak sabaran karena Taehyung terus memberi jeda pada perkataannya.

Taehyung menatap Joohyun yang sedari tadi menatapnya lekat.

"aku peduli padanya setiap saat.."

Joohyun melepaskan pegangan tangan Taehyung, berniat berdiri dan keluar mencari udara segar.

Namun Taehyung segera menahan Joohyun dengan menarik tangan kirinya.

"hey, dengarkan aku dulu, aku belum selesai."

"aku sudah tahu sekarang hatimu sebenarnya menginginkan siapa sunbae. Dari dulu juga kau hanya ingin dia, bukan aku." emosi Joohyun mulai tersulut, bahkan pelupuk matanya sudah basah.

Tidak, air matanya tidak boleh keluar didepan laki-laki yang baru bertemu mantan kekasihnya ini.

"lepaskan aku. Jika kau ingin bersamanya, lepaskan aku." perkataan Joohyun berhasil membuat Taehyung tertohok.

Pasalnya selama ini Joohyun hampir tidak pernah berkata sampai seperti ini. Dia tidak pernah menunjukan ekspresi jika sedang cemburu ataupun kesal karena mantan kekasih dari suaminya.

"hey, jaga ucapanmu." Taehyung ikut berdiri mensejajarkan tubuhnya dengan istrinya.

"alasan apalagi yang akan membuatmu bertahan, sunbae? Aku sudah muak, aku sudah tidak bisa.." Joohyun menunduk, pertahanannya runtuh, bahkan air mata yang sedari tadi tertahan dipelupuk matanya mulai jatuh.

"biarkan aku sendiri dulu." Joohyun melepaskan tangannya dari genggaman Taehyung lalu berlalu keluar rumah.

Taehyung memperhatikan pintu keluar yang sekarang tertutup rapat.

Jika dipikir-pikir memang sangat konyol jika Taehyung mempedulikan Hwamin salah paham atau tidak, bahkan Bae Joohyun, yang notabennya istrinya malah salah paham padanya sekarang.

Kau menginginkan apa sebenarnya Kim Taehyung?

Dia membuang nafas kasar lalu duduk disofa panjang berwarna dongker. Menyandarkan punggungnya lalu memejamkan matanya dengan tangan kanan yang dia simpan di dahinya.

Setelah beberapa menit, senyum jahil terulas dari bibir laki-laki berambut hitam itu. Dia segera bangkit dari duduknya lalu mengambil kain maroon yang tergeletak di sofa.

Dia mendapati istrinya sedang berdiri menatap langit. Tangannya tersilang sambil mengusap-usap tangan bagian atas.

Cuaca memang mulai dingin. Apa yang Joohyun pikirkan dengan keluar hanya mengenakan baju tidur putih tanpa jaket atau sweater. Walaupun tangannya panjang, tapi bahannya sangat tipis.

"dingin sekali." Joohyun meniup-niup tangannya lalu menggesekan kedua tangannya, berharap ada sedikit kehangatan.

Tak lama sebuah kain tersampir dibahunya. Dia menoleh ke arah kanan, dan mendapati Taehyung menatapnya lembut. Wajahnya memandang lagi ke depan dengan cepat hingga membuat Taehyung gemas sendiri.

"hey, apa kau marah?" goda Taehyung yang tidak ditanggapi sedikitpun oleh Joohyun.

"hmm sepertinya kau memang marah." Taehyung mengangguk-anggukan kepalanya.

Taehyung mengeratkan kain yang tersampir pada bahu Joohyun lalu menggenggam tangan wanita yang dari tadi menggesek-gesekan tangannya.

Dia meniup tangan istrinya lalu menggenggamnya,

"hangat?" tanyanya kemudian sambil tersenyum.

Joohyun? Bahkan dia lupa saat sebelum keluar dari rumah dia sempat menjatuhkan air matanya karena pria didepannya ini.

Joohyun menarik tangannya lalu mengeratkan kain yang tersampir dibahunya.

"bae.." Taehyung memeluk Joohyun dari belakang dengan kepalanya yang disimpan dipundak wanita yang sedang menatap lurus itu, hangat.

"jangan marah terus." dia menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Joohyun.

Hah, bahkan Taehyung tidak tau, hal seperti ini yang Joohyun tahan mati-matian karena nafas suaminya mengenai leher-- titik sensitifnya.

"aku bahkan belum selesai berbicara, dan kau malah tidak ingin mendengarkanku." Taehyung terus saja berbicara tanpa tau hal ini membuat Joohyun sedikit gusar.

Suaranya sedikit merajuk seperti anak kecil menginginkan peremen.

"kau bahkan tidak tau aku mencintaimu."

--to be continue--

Ayok kita selesaikan story ini wohoooo

BAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang