Taehyung's POV.
Tempat ini tidak berubah, kedamaian dan keindahannya sama, hanya saja....wanita disisiku yang berubah.
Kami terdiam didepan mobilku menikmati suasana langit sore kota Seoul. Kau tau, aku sangat merindukan tempat ini, dan juga wanita itu.. Aku memejamkan mataku. Tidak. Aku tidak akan tidur. Aku hanya ingin benar-benar menikmati suasana ini. Aku benar-benar ingin tau keadaannya selama ini, apakah keadaannya baik-baik saja? Apa dia makan dengan benar? Aku tahu dia sangat susah makan, selalu manja lalu merajuk jika tidak ingin makan, makanya aku selalu khawatir terhadap kesehatannya.
"apakah tempat ini selalu damai seperti ini?" suara seseorang membuat mataku kembali terbuka, seseorang yang berada disampingku. Aku melirik kearahnya yang sedang memperhatikanku dengan mata bulat bulatnya.
"eoh.." aku mengalihkan lagi pandanganku lurus. Ku kira dia akan bertanya lagi, karena jika dilihat-lihat gadis ini memiliki rasa ingin tau yang besar.
"kenapa kau tidak menolak perjodohan ini?" aku bertanya masih dengan arah pandangku yang lurus ke depan. Mwncoba menyembunyikan rasa penasaranku yang dari tadi aku tahan.
"eoh? Molla, hehe" dia menjawabku sambil tertawa setelah sebentar menoleh ke arahku lalu memandang lurus lagi ke depan. Ku rasa itu tawa yang terdengar kaku, sedikit dipaksakan, dan canggung.
Aku tau usia dia merupakan usia yang tidak ingin memikirkan cinta apalagi perjodohan. Kau tau, saat aku seusianya yang kupikirkan hanyalah bagaimana caraku agar cepat membereskan skripsi dan cepat lulus dari kampus. Oh ayolah, memikirkan kata skripsi saja sudah ingin membuat kepalaku pecah. Apa pemikiran wanita berbanding terbalik ya?
"dan kau? Kenapa tidak menolak perjodohan ini?" akhirnya dia menanyakan alasanku mengapa tidak menolak perjodohan ini. Apa aku harus mengatakan yang sebenarnya? Tapi nanti, dia- ah tidak.
"na do molla." jawabku final. Dia langsung menoleh kepadaku, seperti tidak puas dengan jawaban yang aku berikan. Aku tidak menghiraukannya. Kulihat jam tangan pemberian appa ku yang berada ditangan kiri menunjukan jam 05.40 pm. Sudah sangat sore ternyata. (aku juga tidak tahu)
"ayo kita pulang" ajakku yang lalu berjalan masuk kedalam mobil, diikuti dengannya. Aku memasang seatbeltku dan memasangkan seatbeltnya.
Tunggu, kenapa aku membantu memasang seatbeltnya?
Oke. Aku hanya kebiasaan. Kebiasaanku belum menghilang jika sudah ditempat ini. Aneh bukan? Ajaib memang. Dia menatapku kaget, begitupun aku yang kaget karena perilakuku sendiri. Aku segera memasangkan seatbeltnya dan menjalankan mobil, untuk pulang.
.
.
.
."apa kau ingin masuk dulu?" tanyanya setelah 30 menit sampai didepan rumah bercat putih yang dihiasi lampu berwarna warm white.
"tidak, ini sudah malam. Dan mobil orangtuaku juga sudah tidak ada." jawabku sembari memperhatikannya membuka seatbelt. dan meraih pintu untuk segera keluar dari mobil.
"oh, oke. Terimakasih jalan-jalannya dan hati-hati dijalan." sebelum keluar dia tersenyum padaku. Aku hanya membalas dengan anggukan. Selanjutnya aku keluar dari gerbang rumahnya dan pulang menuju rumahku.
.
.
.
.Saat sampai dirumah, aku melihat rumah begitu sepi.
Kemana eomma dan appa?
Aku masuk ke kamar, dan membersihkan diriku. Setelah selesai mandi dan memakai baju aku pergi ke meja makan. Ini sudah malam, dan aku akan makan malam. Saat aku membuka tudung saji aku melihat sudah ada masakan eomma dan melihat ada sticky note disana..
KAMU SEDANG MEMBACA
BAE
Fanfictionin a relationship, there must always be one who takes the first movement. But, who will take that first move ? BAE, 2018.