6. Is that her? pt. 2

1.8K 212 0
                                    

"Taehyung sunbae sepertinya dari tadi kau memikirkan sesuatu. Apa ada masalah?" aku memperhatikah Taehyung dari tadi, dari saat dia menerima telepon.

"eoh? Ani." dia langsung masuk kedalam mobil.

"setelah ini, kita akan kemana?" tanya Taehyung sebelum menjalankan mobilnya.

"mungkin, pulang?" jawabku sambil memakai seatbelt tanpa menoleh kearahnya.

"kau tak ingin makan dulu?" Taehyung masih memperhatikanku yang memandang lurus kedepan.

"aniyo, aku sudah ada janji dengan temanku." aku berbohong. Walaupun aku masih ingin bersama Taehyung, tapi aku harus menahan keinginanku saat ini. Aku tau Taehyung hanya ingin segera pergi ke suatu tempat.

"janji? Dimana? Aku antarkan." Taehyung menyalakan mobil dan segera menjalankan mobil setelah aku memberitahu alamatnya.

Setelah sampai aku langsung membuka seatbelt dan meraih pintu mobil.

"kau pulang jam berapa? Biar nanti aku jemput." tangan Taehyung menahan tangan kiriku.

"ah, tidak usah. Aku bisa pulang bersama temanku." aku menoleh pada Taehyung lalu tersenyum. Taehyung hanya mengangguk.

Setelah aku keluar dari mobil, Taehyung segera menjalankan mobilnya. Ah jinjja, apa yang akan aku lakukan disini. Aku tidak punya janji dengan siapapun. Ok, sebaiknya aku masuk dulu ke caffe dan memesan sesuatu. Cacing dalam perutku sudah demo meminta makan.

Setelah memesan makanan yang akan mengenyangkan perutku, aku menghubungi Seungwan, kuharap dia tidak mempunyai acara apapun hari ini. Setelah tiga kali dering panggilan terdengar, ada suara yang menerima panggilan

"Seungwan-ah!!!"

"mwoya? Kau mengacaukan bangun tidur terbaikku." nadanya benar-benar bangun tidur dan terdengar sangat kesal.

"yak Seungwan-ah kau tidak akan kemana-mana kan hari ini? Tolong, aku terlantar di caffe." nadaku dibuat seimut mungkin agar Seungwan mau memenuhi keinginanku.

"neo eoddiga?" Seungwan sudah mengetahui sifatku jika aku ingin ditemani.

"di caffe biasa kita makan. Ajak Seulgi juga oke!!! Aku akan mentraktir kalian!" sudah lama juga aku tidak mentraktir mereka.

Bip.

Aku menutup telponnya setelah Seungwan berkata dia akan mandi dan bersiap-siap. Aku melambaikan tangan ke arah writer memesan makanan untuk Seungwan dan Seulgi. Aku kembali berpikir tentang Taehyung dan suara wanita ditelponnya tadi. Kurasa itu memang dia, wanita yang Taehyung cintai. Bagaimanapun aku dan Taehyung hanya dijodohkan, tidak ada rasa cinta dan sayang apalagi rencana masa depan yang dibuat oleh sejatinya pasangan sewajarnya. Mungkin disini hanya aku yang menyimpan harapan pada perjodohan ini.

"Joohyun-ah!!!" suara Seulgi dan Seungwan menyadarkanku.

"eoh, wasso? Aku sudah memsankan makanan dan minuman untuk kalian."

"seperti biasaaaa?" Seulgi dengan mukanya yang dibuat seimut mungkin sampai matanya menghilang.

"ne ne ne" aku sudah tau apa yang biasa mereka pesan. Tidak lama pesananku datang.

"waaah cepat sekali datangnya" Seungwan sudah mengambil sendok dan garpu bersiap untuk memakan pastanya.

"ya karena kalian baru datang, sedangkan aku sudah disini selama 45 menit." kataku memandang mereka yang sudah mulai makan. Memang caffe ini suka lama menyajikan makanan karena caffe ini suka ramai pengunjung. Disini memang tempat nongkrong langganan anak muda.

"kau tidak pergi bersama Taehyung, Joohyun-ah?" Seulgi bertanya ditengah-tengah acara makan kami.

"tadi aku pergi bersamanya. Wae?" aku masih memakan pastaku.

"tadi saat akan ke rumah Seungwan aku rasa aku melihat Taehyung berhenti di sebuah caffee tak jauh dari sini." Seulgi berkata tanpa mengalihkan pandangannya dari makanan favoritnya.

Ah mungkin dia bertemu orang yang ditelepon tadi.

"ah mungkin dia bertemu temannya." kataku melanjutkan makanku yang tadi terhenti karena perkataan Seulgi.

"aku tidak yakin aku benar-benar melihatnya atau ini hanya halusinasiku. Geunde, sepertinya aku melihat Hwamin sunbae kemarin saat pulang dari rumahmu Joohyun-ah." Seungwan melirikku dan sangat berhati-hati saat  menyebutkan nama 'Hwamin sunbae'

"Hwamin sunbae? Jinjja? Wah daebak! Eoddi????" Seulgi tidak mengontrol volume suaranya.

Hwamin sunbae? Ya. Aku tahu dia. Most wanted girl di kampus.

Mempunyai wajah sangat cantik dan berkepribadian baik. Dia juga sangat fashionable, sangat cocok memakai baju apa saja, mulai dari jeans yang dipadukan dengan kameja long size, sampai dress selutut koleksinya. Dan dia, pacarnya Taehyung saat kuliah--mungkin sampai sekarang.

"I think, I must just shut up in this situation. Sorry Joohyun-ah" Wendy dengan logat inggris khasnya menyadarkanku setelah kembali mengingat saat Taehyung dan Hwamin sunbae masih kuliah.

"sorry for what? ah sudahlah, lagian aku dan Taehyung sunbae dijodohkan, ini bukan keinginan kita berdua. Kalian tau kan kalau Taehyung sunbae sangat mencintai Hwamin sunbae saat kuliah? Mungkin sampai sekarang juga? But, in the future, knows?" kataku mencoba mencairkan suasana ini.

"oh ayolah kenapa menjadi awkward begini. Aku mengajak kalian kesini untuk bersenang-senang sebelum kita memulai skripsi nanti." kataku yang ingin keluar dari suasana ini. Meskipun aku sudah tidak enak hati saat Seungwan membicarakan Hwamin sunbae.

"ah geure, apakah setelah ini kita harus pergi ke mall dan ke kedai ice cream?" ajak Seulgi yang akhirnya disetujui dengan antusias olehku dan Seungwan.

"CALL!"

.
.
.
.

"wah Joohyun-ah kau berhasil memanjakan dirimu hari ini" kataku pada diriku sendiri saat tiduran sambil memakai masker aroma madu yang ku suka.

Aku pulang jam 6 sore dari jalan-jalanku bersama Seulgi dan Seungwan. Tadinya Seulgi akan menginap dirumahku, tapi karena tiba-tiba orangtuanya menelpon agar segera pulang karena ada saudaranya yang berkunjung, dia tidak jadi menginap. Seungwan memang tidak berencana menginap, karena dia sudah memiliki rencana bersama keluarganya. Orangtuaku masih belum pulang, katanya mereka akan pulang besok siang.

"aku rasa aku melihat Hwamin sunbae."

Perkataan Seungwan memutar kembali memori dikepalaku.

"ah sudahlah. Kau jangan memikirkan itu Joohyun-ah. Lebih baik kau cuci wajahmu ini, dan langsung tidur."

Setelah 15 menit aku memakai masker aku memutuskan mencuci wajahku, dan tidur. Tapi saat selesai mencuci muka dan aku sedang mengeringkan wajahku memakai handuk, handphoneku berbunyi, tanda pesan masuk.































"aku didepan rumahmu.."


--To be continue--

Siapa yang didepan rumah Joohyun?😂😂😂

Kok aku gereget sendiri ya sama chapter ini. Pen lanjut nulissss whahahahaha😂😂😂

Next chapter????
Let's go!!!!

Don't forget to vote and comment~💜

BAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang