3. Same place

2.2K 260 4
                                    

Setelah selesai makan dan minum appa kumengusap mulut menggunakan kain khusus yang telah disediakan.

"jadi mr. Kim kapan kita akan melangsungkan pernikahan mereka?" tanya appa ku menatap mr. Bae yang telah selesai makan.

"tentu secepatnya mr. Bae." jawab mr. Kim percaya diri sambil ternyenyum.

Aku memberhentikan acara makanku dan mencoba memahami arah pembicaraan para orang tua ini.

Pernikahan?
Apa maksudnya?
Apa yang tadi ku pikirkan benar?
Apa ini juga terjadi dalam kehidupan nyata?

"emm appa, memangnya siapa yang akan menikah?" tanyaku ragu-ragu. Aku tak ingin pertanyaanku ini menyinggung mr. dan mrs. Kim.

"irokke Joohyun-ah, kami ingin menjodohkan kalian berdua. Memang ini terlalu mendadak, tapi bukankah yang mendadak itu bagus?" eomma yang duduk disampingku memberitahuku sambil menyelipkan sedikit rambutku kebelakang telingaku.

Sepertinya aku pernah mendengar kata "mendadak lebih bagus" tapi dimana ya.

"ne? Geundae eomma, bagaimana dengan kuliahku? Juga bagaimana dengan beasiswa belajarku di Jerman? Apakah tidak bisa menunggu aku beres kuliah dulu? Setidaknya sampai aku lulus kuliah disini." aku memberi eomma pertanyaan yang beruntut sebagai tanda protesku tidak menyetujui perjodohan ini--untuk sekarang. Aku tidak ingin mengambil cuti kuliah hanya karena urusan rumah tangga. Apalagi kuliahku hanya tinggal beberapa bulan lagi menuju kelulusan.

"Joohyun-ah dengarkan appa eoh? Kau bisa membereskan kuliahmu tahun ini tentunya setelah menikah, kami tidak akan menyuruhmu untuk cuti hanya karena kau sudah menikah. Iyakan Taehyung?" appa ku menasehatiku sekaligus menenangkanku yang tak ingin mengambil cuti kuliah. Lalu bertanya pada Taehyung.

"ah ne.." Taehyung hanya menjawab sesingkat dan sepadat mungkin.

"dan untuk beasiswamu, itu terserah pada Taehyung, karena saat kamu menerima beasiswamu, kamu sudah menjadi istrinya Taehyung. Jadi kamu harus meminta izin pada Taehyung, suamimu." appa tersenyum sambil melirik Taehyung yang sepertinya salah tingkah disebut "suamimu".

Aku melirik pada Taehyung. Tapi kurasa dia tidak akan memberi protesnya. Aku benar-benar tidak mengerti pada Taehyung. Kenapa dia sangat tenang saat membicarakan perjodohan ini. Tapi aku yakin, dia ingin keluar dari pembicaraan ini, dan kabur sejauh-jauhnya. Aku yakin itu.

"benar Joohyun-ah, kau bisa berbulan madu setelah kau berea kuliah." mrs. Kim tersenyum kearahku.

Aku membulatkan mataku tidak paham dengan pembicaraan mrs Kim.

Bulan madu?
Dengan Kim Taehyung?
Apa yang kalian pikirkan?
Apa yang Seulgi dan Seungwan pikirkan setelah aku memberi tahukan hal ini?

Aku sungguh tidak bisa memcerna pembicaraan ini.

"jadi, apakah bisa pernikahannya digelar bulan depan?" tanya mr. Kim kepada kedua orang tua ku. Yang tentunya segera disetujui dengan senang hati oleh appa dan eomma ku.

Aku benar-benar tak kepikiran aku akan menikah secepat ini. Bulan depan? Apakah Taehyung yang dari tenang juga menyetujuinya?

"eoh, tentu saja appa. Lebih cepat lebih baik." aku kaget saat mendengar suara Taehyung yang tiba-tiba menyetujui rencana ini.

Aku diam, tidak mengelak lagi. Karena memang daritadi aku hanya ingin mendengar Taehyung berbicara mengenai perjodohan ini. Dan akhirnya dia menyetujuinya. Tapi aku merasa ada yang aneh disini. Aku tak melihat wajah senang pada Taehyung. Wajahnya hanya menampilkan wajah datar yang sulit untuk aku tebak.

BAETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang