Sebelum baca jangan lupa tekan 🌟 ya
Follow akun author nya juga heheBagaimana datangnya rasa? Secepat itukah berubah jadi cinta?
Setelah Lilis menceritakan hal itu kepada Resti pikiran Lilis berkecamuk. Bagaimana nanti jadinya jika orang itu tau. Mampuslah Lilis!
Sekarang Lilis dan Resti berjalan menuju ruang guru mengumpulkan tugas dari Bu Mawadah. Bukan tanpa alasan mereka mau disuruh mengumpulkan. Itu semua karena mereka piket alhasil mereka harus mengumpulkan semua buku teman sekelasnya di meja guru. Setelah meletakkan tugas bu Mawadah mereka pun kembali ke kelas.
Mereka berjalan di koridor. Terlihat anak kelas 12 IPS B sedang olahraga di lapangan utama. Ini kesempatan Resti untuk mengetahui siapa cowok yang ditaksir temannya itu. Resti memerhatikan anak-anak yang ada di sana. Ia mencari anak yang bersama Eros kemarin lusa. Cowok yang waktu itu berjaket hitam. Serta tinggi.
"Lis!" Resti menyenggol lengan Lilis
"Apa?"
"Itu anak IPS yang mana? Anak IPS itu tinggi-tinggi loh secara banyak anak basket di sana"
"Apa sih nggak jelas lu!"
"Oh gue tau! Yang tinggi itu kan Lis? Yang tinggi kan? Yang lagi sama Alga?"
"Diem atau gue bunuh lo?" Lilis menatap tajam Resti. Resti tak menghiraukan ucapan Lilis ia malah semakin gencar menggoda Lilis.
"Yang itu kan Lis? Yang tinggi itu kan? Iya kan? Yang tinggi kan?"
Lilis jadi celingukan sendiri mencari sosok yang dimaksud Resti. Di sana memang ada Alga tapi di mana dia?
"Nyari siapa lu? Yang lagi drible basket bukan? Yang anaknya tinggi trus cungkring itu?" Lilis menatap tajam Resti. Tapi memang benar yang dikatakan Resti dia memang cungkring. Jangan marah Lilis.
"Iya iya dia emang cungkring! Puas lo!" ucapan Lilis langsung disambut oleh gelak tawa Resti.
"Beneran yang itu?"
"Lo beneran pengen tau anak nya yang mana?" Resti mengangguk sebagai jawaban.
"Yang pake sepatu kets warna merah" ujar Lilis sambil menunjuk dengan dagunya. Tidak mungkin ia menunjuk dengan jarinya. Bisa-bisa anaknya bisa tau kalau Lilis dan Resti memerhatikan dia.
"Yang lagi lay-up itu?" Lilis hanya mengangguk. Ia sibuk memerhatikan doinya yang sedang lay-up.
"Biasa aja mbak! Liat doi lay-up. Eh Lis lo nggak deg-deg an lagi? Kalo lo mau pingsan gue saranin pingsan disini aja. Siapa tau doi peka trus bawa lo ke uks"
"Syalan!"
AL
Kringggg kringgg kringgg.....
Istirahat telah tiba. Berarti ini saatnya untuk berbagi dengan cacing yang dari tadi sudah mendemo. Lilis baru selesai mencatat catatan dari bu Mawadah. Resti yang duduk di sampingnya mengernyitkan dahinya. Melihat muka sahabatnya yang berseri-seri.
"Kenapa lo? Happy banget kayaknya? Gara-gara abis ketemu doi?" tebak Resti.
"Apa sih lo!" Lilis menutupi wajahnya dengan rambut panjangnya. Resti senang sekali meledek dirinya.
"Eh namanya siapa Lis?"
"Lo sekolah di sini udah berapa taun sih, Res? Masa iya lo nggak tau namanya!" cetus Lilis.
"Gebetan lo itu nggak famous Lilis! Ya jelaslah gue nggak tau!" elak Resti.
"Dianya yang nggak famous apa lo nya kudet?" ejek Lilis.
"Tau deh! Cepet jawab siapa namanya?"
"Namanya Ananta" jawab Lilis lirih. Resti memutar matanya malas. Temannya selalu seperti itu. Menjelaskan hanya setengah-setengah.
"Nama panjangnya Lis?"
"Ananta Trian Pradipta"
"Ohhh. Eh kalo nama panjangnya si Ricky siapa?" For your information Ricky adalah orang yang pernah disukai Lilis waktu kelas 10 tapi sekarang Lilis sudah move on.
"Kok nyambung ke Ricky sih!" Lilis kesal. Tidak ada hujan tidak ada badai tiba-tiba nyambung ke Ricky.
"Jawab aja sih!" paksa Resti. Lilis mencebikkan bibirnya. Pemaksaan sekali sahabatnya itu.
"Ricky Prawira!"
"Kalo si David?" Apa-apaan si Resti itu. Mengapa jadi disangkut pautkan dengan David?
"Apaan sih! Ngapa jadi si David?" By the way David itu gebetan Lilis waktu kelas 11 tapi ternyata David sudah memiliki pacar jadilah Lilis move on kembali. Move on sebelum pacaran? Sakit duluan padahal belum pacaran!
"Jawab aja Lilis!"
"David Ferly Perdana! Kenapa? Minat jadi pelakor?" ketus Lilis.
"Weis sante dong Lis! Gue cuman bingung---"
"Bingung kenapa?"
"Lo sadar nggak sih inisial mereka belakangnya sama-sama P!" Benar juga! Mengapa Lilis tidak pernah berfikir sampai situ.
"Ya mana gue tau!"
"Ini nggak sengaja kan Lis? Atau lo emang sengaja nyari doi yang inisialnya sama?" Resti menyipitkan matanya. Mana ada sengaja seperti itu.
"Enggak lah! Gue juga baru sadar!"
"Dan satu lagi Lis!"
"Apa lagi?" Lilis menatap sahabatnya serius. Kali ini Resti menatap Lilis lebih intens.
"Mereka sama-sama----"
"Sama-sama apa?"
"Sama-sama tinggi, dan cungkring! Hahaha!"
"Sialan lo!"
AL
JANGAN LUPA VOTE DAN KOMEN
BACA JUGA STORY FROM MOST WANTED dan DARKNESS
SALAM AUTHOR GAJE
PATI, 8 MARET 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Ananta Lilis (SELESAI)
Teen Fiction"Lo kenapa sih? Kenapa sikap lo kayak gini ke gue. Lo punya pacar Nan! Apa lo akan membenarkan opini orang-orang kalo lo itu selingkuh? Tapi kenapa gue? Kenapa lo melibatkan gue dalam permasalahan kalian! Gue udah janji sama pacar lo, Nan. Bahwa gue...